Hujan di luar sana, tapi di kamar besar itu tak terdengar suara hujan sedikitpun. Sunoo melihat ke sekeliling kamar, rasanya asing sekali saat dia membaringkan badannya di ranjang, menutupi tubuhnya dengan selimut. Mencoba memejamkan mata tapi ntah kenapa dia tidak bisa tertidur, semua ini terasa asing untuk dia yg selama ini hidup di kedalaman laut. Sunoo menggerakkan kakinya yg biasanya berbentuk ekor disana. Manik biru laut itu bergerak kesana-kemari melihat seisi kamar, marmer dan kaca, sutra dan bulu-bulu, kasurnya terasa lembut begitupun selimut yg menutupi tubuhnya.
Pandangannya beralih ke pintu ketika mendengar suara ketukan. Lalu pintu itu terbuka begitu saja, sunoo replek bangkit dari tidurnya melihat sang pangeran sudah berjalan masuk ke kamarnya,ehh apakah ini sudah menjadi kamarnya?, Bahkan sang pangeran itu masuk begitu saja tanpa seizinnya, lalu sekarang sunoo dapat melihat sang pangeran mendudukan dirinya di ranjang tepat di sampingnya.
"Ntah kenapa rasanya aku tidak bisa tidur, malam ini aku akan tidur disini..." Heeseung mengulum senyum melihat ekspresi sunoo. Lalu tanpa aba-aba heeseung merangkak naik ke ranjang membaringkan badannya di samping sunoo yg masih duduk bersandar di dasboard.
Sunoo mengerjap mencerna apa yg terjadi, melihat sang putra mahkota dengan begitu santai berbaring di sampingnya.
"Sunoo kemari... Ayo tidur ini sudah malam". Heeseung memberi kode agar sunoo mendekat untuk masuk kedalam pelukannya.
"Tunggu... Ini..". Sunoo hendak buru-buru bangkit dari ranjang, tapi dengan cepat pula heeseung menarik tangannya dan tubuhnya jatuh begitu saja lalu dalam sekejap tubuhnya sudah berada dalam dekapan sang pangeran.
Sunoo rasanya tidak bisa bernafas ketika sang pangeran begitu mudahnya memberikan kecupan berkali-kali di puncak kepalanya seraya kedua lengan itu mengeratkan pelukannya."Rasanya nyaman sekali". Suara heeseung teredam puncak kepala sunoo
"Lepas... Kamu tidak bisa melakukan ini". Sunoo memberontak dan memukuli kuat dada heeseung namun usahanya bahkan tidak membuahkan hasil, sang pangeran tak bergerak sedikitpun. Hal ini ntah kenapa sunoo merasakan wajahnya memanas juga jantungnya yg berdegup tak sesuai ritme.
"Tentu saja aku bisa melakukan ini, aku tidak butuh izin siapapun untuk melakukan ini bahkan izin dari mu sekalipun". Heeseung mengatakan itu sambil menghirup aroma sunoo, seumur hidupnya dia tidak pernah meminta izin pada siapapun bahkan dulu kepada ayahnya sekali pun yg notabenenya adalah seorang raja.
Mendengar hal itu membuat sunoo tersenyum getir.
"Seseorang sepertimu begitu egois".Egois, kalimat itu memasuki pendengaran heeseung. Kekuatan dan kekuasaan merupakan kata-kata yg di tanamkan pada heeseung sedari dia kecil. Bukan kebaikan, bukan kemurahan hati, bukan empati, atau keberanian, atau kesetaraan, atau hal lainnya yg di perjuangkan oleh seorang penguasa.
"Jangan menilaiku seolah kamu tahu tentang hidupku sunoo".Kalimat itu di ucapkan dengan begitu dingin memasuki relung hati sunoo, berbanding terbalik dengan pelukan sang pangeran yg terasa begitu hangat melingkupinya.
Melihat sunoo yg hanya diam, heeseung kembali bersuara.
"Kamu harus tahu sunoo, bukan. Aku akan menjadi Raja suatu hari nanti, aku tidak memiliki hak untuk bersikap egois"."Kukira raja adalah satu-satunya orang yg memiliki keistimewaan itu". Sunoo berkata pelan, suaranya teredam dada bidang sang pangeran mahkota.
"Seandainya saja itu benar". Suara heeseung terdengar lirih,
"Seorang raja harus mengenali rakyatnya, itu sebabnya aku sering menyelinap keluar, aku juga melakukannya di ibu kota dan di medan perang, aku ingin melihat kondisi sebenarnya yg terjadi di kerajaan, alih-alih diberitahukan oleh para penasihat dan diplomat".
"Hidupku tidak pernah tentang hanya aku sunoo, seumur hidupku aku mengabdikan hidupku untuk negara, untuk rakyatku... Apakah itu egois?".
KAMU SEDANG MEMBACA
L'océan || Kim.Sunoo
FantasyLaut, ombak dan badai. Seluruh negeri di landa resah, setiap kapal yg berlayar melintasi laut itu tidak akan ada yg kembali. Badai menghancurkan segalanya. Seluruh kapal dan awak kapal tidak akan pernah kembali. Bahkan laut tidak mengembalikan puing...