49 : bubu jangan pergi

698 130 66
                                    

Sepanjang malam mereka tidak tidur, mereka berenam hanya duduk diam di sofa memperhatikan punggung sunoo yg berbaring membelakangi mereka. Tentang sunoo yg meminta berpisah sampai kapanpun tidak akan mereka iyakan. Apapun yg terjadi mereka tidak akan pernah berpisah dengan sunoo, bahkan walaupun sunoo sendiri yg memintanya. Tidak akan pernah. Matahari mulai terbit di luar sana, Bersama cahaya matahari pagi itu mereka berharap kegelapan itu juga hilang. Seperti hidup mereka, yg tidak akan pernah gelap selagi sunoo-nya bersama mereka.

Mereka kembali berdiri mendekati ranjang, tahu sunoo pun pasti tidak tidur semalaman.

"Sunoo sayang... Mulai sekarang lupakan soal berpisah, kamu tahu sampai kapanpun itu kami tidak akan pernah mau berpisah denganmu sunoo."

"Hari ini kami akan mengurus tentang berita itu sunoo, jadi berhentilah berpikir yg tidak-tidak...", Heeseung memandang punggung sempit sunoo, sunoo yg berbaring membelakangi mereka sembari memeluk cal.

"Percayalah pada kami sunoo, kami akan melampaui itu semua demi kamu...", Jungwon mengatakan itu karena memang apapun itu akan mereka lampaui untuk bisa bersama sunoo. Apapun itu.

Jake melangkahkan kakinya selangkah lebih dekat lagi. "Kali ini akan berbeda sunoo, kami bersumpah... Tidak akan ada lagi perpisahan di antara kita, tidak akan."

Jay berdiri di samping jake, "Katamu semesta yg ini tidak berpihak pada kita tapi kami tidak peduli hal itu sunoo. Untuk bisa bersamamu kami akan menentang takdir semesta ini."

"Dan yg kami butuhkan adalah kepercayaan darimu sunoo. Percaya bahwa kita tidak akan terpisahkan, maka kami akan mengorbankan seluruh hidup kami untuk melindungimu", meski sunoo tetap bergeming tapi sunghoon tahu sunoo mendengarnya.

"Kami bisa melawan dan menentang apa saja asal kamu tetap berada disisi kami. Kami bisa menentang seluruh dunia asal kamu tetap disisi kami sunoo. Tapi, jika kamu tidak berada disisi kami, itu sama saja kami sudah kalah bahkan tanpa pertarungan apapun. Jadi sunoo, tolong jangan buat kami kalah", Niki mengucapkan kalimat terakhirnya dengan nada permohonan, memohon agar sunoo berhenti berpikir untuk pergi dari sisi mereka.

"Sayang, kamu dengarkan.... Kita akan melewati badai ini sama-sama sunoo, jangan pernah tinggalkan kami sunoo, semuanya tidak akan ada gunanya lagi jika tanpa kamu, kita akan baik-baik saja selagi bersama. Kamu pasti tahu bahwa kami sangat mencintaimu sunoo." Setelahnya satu persatu dari mereka menunduk untuk mengecup puncak kepala sunoo. Mereka berenam melihat punggung sempit itu sekali lagi barulah mereka melangkahkan kaki meninggalkan kamar.



Mendengar pintu kamar itu tertutup manik biru laut itu terbuka. Sudut matanya kembali mengeluarkan air mata. Sunoo menghapus kasar air matanya. Sunoo tidak tidur semalaman, pikirannya benar-benar membeludak. Dan sunoo jelas mendengar semuanya apa yg mereka katakan barusan. Sunoo menarik nafas beberapa kali. menetralkan dadanya yg sudah sejak semalam rasanya begitu sesak.

Cal menggeliat pelan, merasakan hangat yg biasa melingkupinya. Seakan tersadar mata cal langsung terbuka dengan lebar ketika menyadari dia sudah dalam pelukan bubunya. "Bubu...", Cal mendongak, langsung dia dapati wajah cantik bubunya yg kini tersenyum lembut padanya.

"Pagi sayang...", Suara lembut itu memasuki pendengaran cal, disusul kecupan sayang di keningnya.

"Hikss... Bubu maafkan cal", Cal langsung menangis dan memeluk bubunya erat

Sunoo mengusap lembut bahu anak itu. "Cale, hey kenapa menangis hmm..."

"Semalam bubu pingsan karena cal, cal nakal karena sudah membuat bubu menangis", Cal menyembunyikan wajahnya di ceruk leher bubunya.

"Sudah ya, bukan salah cal. Bubu pingsan itu karena bubu sedang tidak enak badan saja. Sekarang kan bubu sudah baikan..."

"Tidak, itu pasti karena cal nakal. Bubu menangis sampai pingsan. Cal nakal. Maafkan cal bubu. Cal janji tidak akan nakal lagi"

L'océan || Kim.SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang