36 : every moment of you

949 160 191
                                    

Dengan kedua tangan mungilnya, cal menangkup pipi sunoo. Melihat mata bubunya sembab karena menangis. Dengan lembut cal menghapus jejak air mata itu. "Bubu jangan menangis lagi, hati cal terluka melihat bubu sedih seperti ini".

Meskipun masih sedikit sesegukan sunoo mengangguk kecil, memejamkan matanya ketika cal dengan lembut mengecup kedua matanya. Ketika sunoo membuka matanya sunoo dapat melihat raut khawatir di wajah anak itu maka sunoo melengkungkan bibirnya. tersenyum, mengambil tangan mungil cal untuk di cium. "Bubu baik-baik saja sekarang. Baik-baik saja karena cal sudah bersama bubu..."

Cal masih setia melihat wajah bubunya, sebelum ini cal tidak pernah melihat orang dewasa menangis. Bahkan cal pikir orang dewasa tidak menangis. Ketika cal menangis biasanya ayahnya akan mengecup kelopak matanya untuk menghentikan cal dari tangisnya, maka dari itu yg cal lakukan juga mengecup kelopak mata bubunya berharap bubunya berhenti menangis. Bubunya menangis karena ayahnya, memangnya apa yg sudah ayahnya lakukan?, Lihat sekarang wajah bubunya yg cantik jadi sembab karena terlalu banyak menangis. Cal memegang tangan sunoo, menuntun sunoo untuk duduk di sofa. Setelah memastikan bubunya duduk, cal memperhatikan bubunya sekali lagi. "Benarkah sekarang bubu sudah baikan?"

"Hmm... Bubu sudah merasa lebih baik", Sunoo tersenyum meyakinkan cal bahwa dia sudah merasa lebih baik, sungguhan merasa lebih baik ketika cal ada bersamanya.

Cal mengangguk, setelah itu mengalihkan pandangannya pada ayahnya. Ayahnya yg masih berdiri diam. Cal langsung memandangi ayahnya dengan tajam, kaki kecilnya melangkah ke sudut ruangan. Membuka kotak mainannya disana. Cal mengambil pedang kayu mainannya, tangan kecilnya menggenggam erat pedang itu. Dengan mata berkilat-kilat persis seperti prajurit yg siap bertempur. Ohh tentu saja cal sungguhan akan memukul ayahnya.

Mata sunoo melotot melihat cal dengan langkah tegap berjalan menuju ayahnya dan melayangkan pedang kayu itu pada ayahnya. Memukul ayahnya tanpa ampun, seperti bocah yg tengah mengamuk.

"Astaga Cal... Aww sakit...", Mereka meringis ketika pedang kayu itu telak mengenai tubuh mereka. Cal memukul mereka seperti samsak empuk kemarahan anak itu.

"INI KARENA AYAH SUDAH MEMBUAT BUBU MENANGIS!!!", Cal berteriak dan terus memukul ayahnya, mengejar ayahnya yg mencoba menghindar dari pukulannya.

"Cale.. padahal ayah tidak pernah mengajarimu kekerasan", mereka mengatakan itu disela-sela pukulan yg cal berikan. "Iyaa, ayah salah.. nanti ayah akan meminta maaf pada bubumu. Sekarang hentikan yaa", mereka meringis merasakan pedang kayu itu tidak main-main di pukulkan ketubuh mereka.

"Tidak! Ayah nakal karena sudah membuat bubu menangis!", Cal memukul kaki ayahnya.

Sunoo rasanya ingin tertawa ketika tiba-tiba kamar itu jadi terdengar suara ribut-ribut. Cal yg terus memukul ayahnya dan enam orang itu yg kabur dari kejaran cal. Jadi mereka seolah main kejar-kejaran di dalam kamar itu. Sunoo menikmati tontonan itu, biar saja cal puas memukuli ayahnya.

Dengan nafas memburu dan dada yg naik turun cal menatap ayahnya. "Minta maaf sekarang!", Katanya seraya berkecak pinggang memandang galak pada ayahnya.

Mereka meringis memandang anak mereka yg terlihat galak, mata itu memandang tajam, sepertinya yg mereka lakukan pada sunoo seolah membangunkan singa tidur dalam diri cal. Karena cal masih kecil makanya hanya pakai pedang mainan, mungkin jika cal lebih besar lagi pasti pedang sungguhan yg dia todongkan ke leher ayahnya karena sudah membuat bubunya menangis. Cal sudah sejak dini jadi perisai sunoo, melindungi sunoo bahkan dari ayahnya sendiri.

Mereka berenam langsung mendekati sunoo, berlutut didepan sunoo yg duduk di sofa. Sunoo mengalihkan pandangannya tidak ingin melihat enam orang itu. Cal berdiri di samping bubunya, tangannya memegang erat sebelah tangan sunoo dan masih memandang ayahnya dengan tajam.

L'océan || Kim.SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang