13 : sleep with demons🚨

1.5K 115 53
                                    

Sunoo terbangun karena sensasi panas, basah diantara kedua kakinya. Kaget, dia langsung duduk dan menyibak selimut dan melihat kepala sang pangeran di antara dirinya. Menoleh kesamping melihat pangeran yg lain duduk dengan santai di sofa seolah tengah menonton pertunjukan paling erotis. Di luar sana hari masih gelap, matahari bahkan belum terbit.

"Nikii..." Sunoo mengigit bibir bawahnya, kemudian membaringkan badannya lagi.

"Buka lebih lebar lagi sunoo".

Sunoo melebarkan pahanya, niki terus menggodanya disana, menjilat dan menelusup masuk. Rasanya sunoo lumpuh, seluruh sistem syarafnya bereaksi dengan cara yg tidak sunoo tahu, jemarinya mencengkeram samping bantal, erangan pelan keluar dari bilah bibirnya merasakan bagaimana niki mengecapnya di bawah sana. Segera, sunoo meledak. Dia bahkan tidak repot-repot menutupi jerit puasnya. Cairan sunoo memenuhi mulut niki, niki menelan keseluruhannya, sunoo begitu manis dan lezat, tidak akan niki sia-siakan setiap tetes madu yg sunoo keluarkan untuknya, niki menyesap habis semua madu itu. Setelah itu niki bangkit, memerangkap tubuh mungil itu di bawah tubuh besarnya. Jemarinya memperbaiki surai sunoo yg berantakan. Mendekatkan bibirnya untuk mencium pipi sunoo. Menghirup lekat aroma wangi sunoo.
Sunoo memejamkan matanya, mencoba untuk tenang di tengah-tengah pusar emosi yg melilitnya. Sunoo merasakan getaran yg berasal dari dalam tubuhnya, menguar melalui pori-pori dalam tubuhnya, mengubah bukan hanya tangan dan kakinya tetapi seluruh tubuhnya, dalam getaran-getaran yg menggelisahkan. Mata pangeran begitu dalam, begitu kelam, bibir yg tengah menyelusuri pipinya. Sunoo dapat merasakan bagaimana bibir tegas itu meninggalkan jejak disana dan panas yg ditularkannya menjalar dari ujung rambut hingga ke wajahnya, mengubah warna pucat disana menjadi bara panas yg membakar kulit dinginnya.

"Tidakkah belum cukup, padahal kita baru berhenti beberapa jam yg lalu..." Sunoo mengatakan itu dengan suara pelan terdengar seperti bisikan, suaranya terdengar amat serak. Dia mengatakan itu ketika kini dapat merasakan dengan jelas bagaimana ereksi niki menggeseknya dengan begitu keras dan panas dibawah sana.

Niki tidak menjawab yg dia lakukan justru mendorong dirinya kedalam sunoo. And hell this siren squeezes his tightly. Begaimana bisa dia berhenti. Niki could almost feel the pain.

Meski sudah sangat basah sunoo tetap saja meringis padahal rasanya dia sudah membuka dirinya tapi tetap saja rasanya perih. Untuk ukuran niki yg sebesar itu tentu saja lubangnya merasa kewalahan. Sunoo menahan nafasnya tangannya sudah mencengkram lengan niki ketika niki menyentak kuat. Mereka bersitatap dan kelembutan di mata niki menenangkannya. Niki memperbaiki posisinya, tubuhnya yg besar menekan tubuh mungil sunoo, kemudian menunduk untuk menjemput bibir sunoo, sunoo mendesah ringan bibirnya terbuka oleh godaan lidah niki membiarkan niki menjelajah seluruh rongga mulutnya. Hangat, segala yg ada pada niki terasa hangat. Dan sunoo memeluk pria itu semakin erat, sunoo menikmati ciuman itu sementara niki mendorong pelan miliknya di bawah sana. Segala yg niki impikan tentang sunoo berubah nyata, niki juga memeluk sunoo semakin erat. Gerakan itu terasa semakin dalam dari sebelumnya menyatukannya dengan sunoo hingga semua jarak terhapuskan, tubuhnya terasa membesar mendesak ingin masuk sedalam-dalamnya dan getar nikmat mengikutinya.
"Fuck, you are fucking tight sunoo!"

Rasa panas membakar di bawah sana, merasakan bibir niki di keningnya mengecup lama disana. Kehangatan itu menjalar lagi. Kemudian niki kembali mengklaim bibirnya kali ini tergesa, lidahnya kembali menerobos masuk penuh akan gairah. Sunoo menyambut pria itu. Merasakan gerakan dalam niki menghujaminya, aliaran listrik itu kembali menjalarinya, titik-titik sensasi membangun menggelitik menghantarkan gelombang kecil yg mengguncahkan.

"You are so beautiful sunoo, I feels so good how can i stop".
Nafas berat niki menerpa wajahnya. Niki mengangkat wajahnya mengunci pandangan sunoo. Kilat mata itu membara dan sunoo terengah hebat ketika niki semakin bergerak cepat, tubuhnya semakin menegang dengan nafas memburu. Tangan niki meremat kuat pinggang sunoo hingga urat-urat di otot tangannya terlihat jelas. Sunoo mendesah makin kencang merasakan kekuatan liar pria itu, tangan niki menggoda putingnya, sementara pinggulnya menumbuk batas terdalam yg sunoo punya, menciptakan kekacauan yg sungguh membuat ketagihan.

L'océan || Kim.SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang