06 : samudera terdalam

1.3K 179 29
                                    

Kamar pangeran jay ternyata dua kali lipat dari kamar sunoo, tapi begitu berantakan hingga membuatnya terlihat lebih kecil. Baju zirah, seragam, dan pakaian perang mengisi ceruk-ceruk di sepanjang dinding, semua menggantung dari patung-patung badan yg sunoo duga sebagai model tubuh jay, Mereka menjulang di atas sunoo seperti hantu-hantu tak berwajah, menatap dengan mata yg tidak terlihat. Kebanyakan baju zirahnya berupa pelat baja ringan dan kain tebal, tapi sebagian yg berbahan berat, ditujukan untuk berperang, bukan berlatih. Salah satunya bahkan memiliki sebuah helm dari logam mengilat, dengan pelat wajah dari kaca gelap. Sebuah lambang kerajaan berkilat di lengannya, dijahit ke bahan abu-abu gelap. Mahkota hitam yg membara dan sepasang sayap perak. Sunoo sama sekali tidak ingin memikirkan arti lambang itu, kegunaan seragam itu, dan yg telah diperbuat jay dengannya.

Seperti Jake, jay memiliki tumpukan buku yang menggunung, tumpah dalam sungai-sungai kecil tinta dan kertas. Namun, buku-buku itu tidak tampak setua milik Jake sebagian besar buku terlihat baru dijilid, diketik, dan dicetak ulang pada lembaran berlapis plastik untuk melestarikan kata-katanya. Dan semuanya tertulis dalam bahasa Umum, bahasa warga Nordania. Sementara jay menghilang di balik lemarinya, melucuti sisa baju zirahnya, sunoo mencuri kesempatan untuk mengamati Buku-buku itu aneh, penuh dengan peta, diagram, dan bagan-panduan seni berperang yg mengerikan. Setiap buku lebih kejam dari sebelumnya, menguraikan secara detail pergerakan militer dari tahun-tahun terakhir ini, dan bahkan sebelumnya. Kemenangan besar, penaklukan berdarah, persenjataan, dan manuver, itu sudah cukup membuat kepala sunoo pusing. Tulisan tangan jay di dalam buku itu lebih buruk lagi, menggariskan taktik-taktik pilihannya, taktik mana yg pantas diambil dengan mengorbankan nyawa. Pada ilustrasinya, sebuah persegi kecil melambangkan prajurit. Di balik buku-buku, di dekat jendela, ada sebuah meja panjang dan beberapa bangku. Di atas meja, sebuah papan permainan telah disiapkan, pion-pionnya sudah di tempat. Sunoo tidak mengenalinya, tapi tahu permainan itu ditujukan bagi pangeran lain. Mereka mungkin kerap bertemu setiap malam, untuk bermain dan bersenda gurau seperti yg biasa dilakukan sesama saudara laki-laki.

Sunoo menoleh ke lemari menangkap punggung tegap dan berotot sang pangeran saat jay menarik kausnya, ternyata ada banyak memar disana dan luka. Kemudian jay berjalan ke arahnya sudah mengenakan pakaian tidur sama sepertinya. Dan untuk kesekian kalinya sang pangeran melakukan apapun keinginannya tanpa perlu meminta izin, ketika dengan mudah saja jay mengangkat tubuh sunoo lalu membawanya berbaring di ranjang, sunoo bahkan tidak sempat protes ketika kini jay sudah membawa tubuhnya dalam dekapan erat.

"Kamu akan tidur disini malam ini". Jay mengatakan itu dan membumbui kepala sunoo dengan banyak kecupan. Melihat sunoo yg hanya diam membuat jay kembali bersuara.
"Kamu menghabiskan siang berduaan dengan jake di ruang baca?"

"Iya, padahal kamu tahu kenapa masih bertanya". Sunoo menjawab ketus

Jay hanya terkekeh mendengar nada ketus itu, tidak tersinggung sama sekali.
"Tidakkah kepalamu merasa panas mendengar apa yg dia katakan, astaga hanya orang gila yg tahan berjam-jam dengannya"

Sunoo memikirkan seharian ini bagaimana dia menghabiskan waktu di perpustakaan bersama jake.
"Jangan bicara begitu, jake hanya mengatakan apa yg dia suka. Dan menurutku itu tidak buruk sama sekali".

Jay yg mendengar itu menyerngit horor. "Bahasanya selalu susah, itu menjebak. Kadang-kadang yg jake maksud hal umum tapi bahasanya yg tidak umum, hanya dia yg menjelaskan sesuatu harus pake teori fisika dulu, ck dia sudah seperti itu sejak kecil".

Sunoo tertawa mendengar hal itu.

"Jika aku protes jake hanya mengatakan salah sendiri tidak tahu. Makanya kalau sekolah itu jangan kebanyakan bolos". Jay menirukan nada bicara jake

"Kamu sering bolos?" Suara sunoo teredam dada bidang sang pangeran

"Lebih tepatnya aku dan sunghoon, kami sering menyelinap keluar dari pada harus menghabiskan hari mendengarkan pelajaran yg membosankan".
"Sudahkah kamu tahu kalau kami bertiga adalah kembar namun tak seiras?"

L'océan || Kim.SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang