Nordania. Sebelum 1500 era lama peradaban di seluruh benua masih berfluktuasi selepas musibah besar. 1500 era lama awal periode reformasi peradaban di benua mulai stabil dan terbangun kembali. 900 era lama pembentukan kerajaan Nordania, kerajaan tertua yg ada di benua yg di pimpin oleh kaum Norda (menurut legenda norda).
Pertama-tama kita harus menampak mundur dari titik sejarah tertentu, Lebih tepatnya dari tahun 1500 era baru yg merupakan awal dari periode Reformasi. Semua yg berlangsung sebelum dan saat musibah besar masih berselimut kabut misteri. Fakta sejarah lebih sering tenggelam di balik mitos. Yg kita ketahui adalah musibah besar secara efektif mematikan atau melumpuhkan peradaban sebelum kita, sampai-sampai sekarang kita masih kerepotan menyusun keping-keping yg memberi kira gambaran tentang masa itu.
Menurut sumber-sumber dari pegunungan Horn, awal dari musibah besar- kejadian yg paling destruktif dan berkepanjangan adalah perubahan iklim yg di sebabkan oleh polusi besar-besaran berskala global. Kondisi itu semakin parah selama berdekade-dekade, tiap tahun lebih serius dari sebelumnya. Kekeringan melanda sebagian besar dunia, termasuk negeri-negeri di balik lautan yg membatasi benua kita, tempat-tempat yg masih sulit di bayangkan.
Mungkin saja tempat-tempat di luar benua sudah tidak ada lagi, atau masih menjalani reformasi. Bagaimanapun kerajaan-kerajaan di Norda tidak pernah menambah keluar wilayah lagi ketika sibuk berperang dan berkutat dengan kepentingan sendiri. Seiring berjalannya waktu, kekeringan mengandaskan pertanian, menyebabkan kelaparan, migrasi, huru hara, dan perang di area-area terimbas, sedangkan pengungsi yg begitu banyak berusaha untuk pindah ke daerah-daerah yg masih memproduksi makanan. Perang sumber daya pecah dimana-mana, acap kali demi memperebutkan air, lahan dan lain-lain. Peperangan tersebut lazimnya di anggap sebagai konflik tahun pertama perang sumber daya.
Perubahan iklim memicu terjadinya badai mematikan, baik di darat maupun di laut. Mendorong perpindahan penduduk dari pesisir yg rawan badai salju, badai es tornado,dan badai debu berkepanjangan yg di picu oleh kekeringan, Suhu rata-rata yg berubah cepat menyudutkan manusia hingga batas ketahanannya, sekaligus mengakibatkan banyak kepunahan tumbuhan dan hewan. Kenaikan tinggi air laut juga berperan menimbulkan efek pengukungan, memaksa penduduk untuk bermukim di area hunian yg kian lama kian kecil. Terjadi pula banjir ekstrem yg mengubah total mulut sungai besar dan kawasan sekitarnya, membenamkan ratusan kilometer daratan sehingga membentuk garis pantai sebagaimana yg kita kenal saat ini.
Selain banjir, gempa bumi yg meluas turut merubah garis pantai barat, membentuk laut yg dulunya berupa area lembah mahabesar. Gunung-gunung api yg sudah lama tidak aktif meletus di barat laut, menyemburkan jutaan ton abu ke udara. Yg menarik untuk di catat, adalah sekalipun gempa bumi dan bencana alam datang bertubi-tubi, malapetaka yg di takutkan justru tidak terjadi, menurut teks-teks peninggalan lama yg masih ada, ilmuan dan orang awam sama-sama mengkuatirkan kemungkinan letusan kaldera gunung berapi di tempat yg kini menjadi lembah surga, letusan tersebut niscaya merubah iklim dunia dan menghancurkan sebagian dunia yg kita tinggali, pada saat teks-teks tersebut di tulis, ilmuan memprediksikan bahwa letusan gunung itu tinggal menunggu waktu. Namun sampai saat ini waktu tersebut tak kunjung tiba.
Tidaklah mengejutkan bahwa di tengah kerisuhan penyakit merebak di banyak wilayah bahkan pada kelompok kebal. Banyak penyakit yg merupakan mutasi penyakit terdahulu yg kurang berbahaya atau penyakit lama yg sudah pernah di basmi. Tetapi muncul kembali di tengah-tengah populasi yg mulanya kebal, jutaan orang di dunia tewas karena penyakit yg dulunya di anggap dapat di sembuhkan, sedangkan peradaban mulai kocar-kacir. Semua itu tentu saja merupakan bencana alam atau sebagian mungkin berargumen campur tangan dewa. Lain halnya dengan puncak musibah besar yg terjadi atas pilihan dan campur tangan manusia. memiliki kekuatan militer, bom, misil beragam ukuran dan kualitasnya. Tetapi tidak ada apa-apanya di banding senjata yg di ciptakan nenek moyang. Ntah bagaimana dengan cara memecah kemponen-komponen kecil di alam semesta, para ilmuwan dunia lama mendapati bahwa mereka dapat bisa membuat senjata paling destruktif bernama bom nuklir, senjata ini sepanjang sebagian dari bencana besar, di luncurkan ke aneka belahan dunia untuk menciptakan sebagian tingkat kerusakan, bahkan sebelum perang nuklir pecah, kerajaan dan rakyat takut akan senjata tersebut. Brankas di pegunungan horn sendiri di desain agar tahan terhadap serangan nuklir, di keruk dari batu padat jauh dari dalam perut bumi. Di seberang lautan pernah berdiri negeri-negeri yg kini tidak ada lagi, entah sudah beku atau lenyap terkikis pasir, menjadi rata dengan tanah karena amarah segelintir individu dan ketidak pedulian banyak orang. yg lebih mencekam dari pada bom itu sendiri ternyata adalah peristiwa setelah bom itu jatuh, penyakit radiasi disebarkan oleh asap dan abu. Negeri-negeri binasa seluruhnya, peradaban-peradaban tumbang. Benua ini sempat mengalami nasib serupa, sebagianmana yg di tunjukan oleh puing-puing di Wash dan Cog. Daerah tersebut belum juga di huni karena tingkat radiasinya masih terlampau tinggi, di racuni oleh tindak ribuan tahun silam.
KAMU SEDANG MEMBACA
L'océan || Kim.Sunoo
FantastikLaut, ombak dan badai. Seluruh negeri di landa resah, setiap kapal yg berlayar melintasi laut itu tidak akan ada yg kembali. Badai menghancurkan segalanya. Seluruh kapal dan awak kapal tidak akan pernah kembali. Bahkan laut tidak mengembalikan puing...