Seperti biasa, saudaranya yg lain menghadiahi Jungwon buku. Sama seperti setahun sebelumnya, juga dua tahun sebelumnya, dan pada tiap hari raya atau acara apa saja di sela-sela ulang tahun sang pangeran ke lima. Jungwon memiliki rak khusus untuk memuat "kado" mereka. Sebagian merupakan hadiah sungguhan, sedangkan sebagian yg lain. diserahkan semata-mata untuk mengosongkan ruang di perpustakaan yg disebutnya sebagai kamar tidur. Di dalam sana, buku bertumpuk-tumpuk teramat tinggi dan goyah sampai-sampai kucing sekalipun kesulitan mengarungi labirin tersebut. Topik buku beragam, mulai dari kisah petualangan perambah Prairie hingga kumpulan puisi mengenai kehidupan menjemukan di istana yg mereka semua sebenarnya hindari dengan susah payah. Bagus untuk dijadikan kayu bakar, kata jungwon tiap kali saudaranya yg lain meninggalkan satu lagi volume membosankan. Suatu kali, pada ulang tahunnya yg kedua belas, niki memberikan naskah kuno dalam bahasa yg tidak bisa jungwon baca. Sebaliknya, jungwon mengasumsikan bahwa niki pun hanya pura-pura memahami bahasa itu. Walaupun tidak menyukai kebanyakan cerita pemberian mereka, jungwon menyimpan koleksi yg kian hari kian bertambah di rak-rak yg rapi, diurutkan berdasarkan abjad, punggungnya menghadap ke depan sehingga menampakkan judul-judul pada sampul kulit. Sebagian besar terus tak terjamah, tak terbuka, tak terbaca, sebentuk tragedi yg menurut Jake tak terperikan. Tidak ada yg lebih mengenaskan daripada cerita yg tidak tersampaikan. Meski demikian, jungwon menyimpan semuanya baik-baik, bebas dari debu, dilap bersih, huruf-huruf yg diterakan dengan cap emas berkilauan di bawah cahaya buram musim panas atau dalam suasana kelabu musim dingin. Dari nama mereka tertulis pada masing-masing buku dan kata-kata itulah yg paling jungwon jaga. Hanya hadiah sungguhan dari ayah ibunya-lah yg lebih dia sayangi, manual dan buku panduan bersampul plastik, yg diselipkan di sela-sela genealogi atau ensiklopedia. Segelintir bertakhta di tempat tidurnya, disembunyikan baik-baik di bawah kasur, untuk dikeluarkan pada malam hari ketika jungwon memiliki waktu untuk melahap skema teknis dan ilmu mesin. Cara merakit, merombak, dan merawat mesin, alat telegrafi, dan bahkan bohlam.
Tapi sepertinya sekarang buku-buku yg tak tersentuh itu di sentuh oleh seseorang. Jungwon membawa sunoo kekamarnya untuk hanya sekedar menghabiskan waktu berdua.
Sepertinya siang ini sunoo akan menghabiskan waktu siangnya bersama pangeran jungwon, manik biru laut itu melihat jungwon membawa buku besar dan tebal yg sulit di mengerti, Setelah mendaratkan ciuman di pelipis sunoo jungwon duduk di kursi berpunggung tinggi disebelah kursi sunoo. Jungwon mengulurkan tangan ke meja kecil di antara mereka untuk meraih tangan sunoo, jungwon menautkan jemari mereka dan membuka buku, sunoo membiarkan itu dia duduk meringkuk di kursinya sambil tangannya di pegang sang pangeran, sunoo sedang membaca sebuah komik, komik itu di letakan di pangkuannya meski sebenarnya agak sulit membukanya dengan sebelah tangan, mau bagaimana lagi tangannya sedang di genggam erat sekali seolah ada lem yg menempelkan tautan jamari mereka.
Tak lama kemudian sunoo begitu asyik dengan komiknya sampai-sampai baru setengah jam kemudian dia baru tersadar betapa cepatnya jungwon membalik halaman buku yg di bacanya. Dari sudut mata sunoo mengamati dengan alis terangkat ketika mata jungwon begitu tampak begitu cepat menyusuri satu halaman penuh, kemudian halaman berikutnya, lalu membalikkan halaman selanjutnya.
"Apakah kamu sungguhan membaca buku itu?". Sunoo membuka suara
Jungwon mendongak, menatap tepat di manik biru laut sang siren.
"Aku membacanya, aku punya keterampilan membaca dengan cepat".Sang siren mengerjap.
"Aku belum pernah mendengar talenta seperti itu"Senyum ringan terlukis di wajah sang pangeran, dan jungwon mengambil tautan tangan mereka untuk mengecup punggung tangan sang siren. "Itu nyaris sama tak lazimnya dengan keunikan warna matamu"
"Apa kamu punya keterampilan lain?" Untuk sesaat sunoo menutup komiknya
Mendengar hal itu membuat jungwon tertawa, suaranya di gantikan ketenangan lembut. Jungwon mencondongkan tubuhnya mengikis jarak antara mereka.
"Aku cukup terampil". Bisiknya "Dalam mencintaimu".
KAMU SEDANG MEMBACA
L'océan || Kim.Sunoo
FantasyLaut, ombak dan badai. Seluruh negeri di landa resah, setiap kapal yg berlayar melintasi laut itu tidak akan ada yg kembali. Badai menghancurkan segalanya. Seluruh kapal dan awak kapal tidak akan pernah kembali. Bahkan laut tidak mengembalikan puing...