42 : love talk two🚨

1K 96 65
                                    

"Kenapa saat makan tadi bubu hanya makan sedikit?", Cal bertanya kemudian membuka mulutnya menerima suapan potongan buah dari bubunya.

"Bubu sedang diet", Sebenarnya sunoo hanya menjawab dengan main-main.

"Kenapa diet?", Cal bertanya lagi

"Karena kalau makan terlalu banyak nanti bubu gendut", Sunoo menggembungkan kedua pipinya

"Tidak, menurut cal bubu cantik kalo gendut".

"Bubu cantik kalau gendut?"

Cal mengangguk, "Humm. Bubu tidak usah diet-diet lagi..."

Sunoo tertawa pelan, "Baiklah, bubu tidak akan diet lagi..."

"Jangan diet lagi, gendut baguk kok". Cal mengambil potongan buah dan menyuapi bubunya.

Sunoo membuka mulutnya dan menerima potongan buah itu. Kemudian mengusap gemas surai hitam cal. Cal selalu saja berhasil membuat sunoo meleleh dengan ucapan manisnya.

"Bubu, cal mau buah nanasnya lagi..."

Sunoo dengan senang hati mengambil potongan buah nanas itu dan menyuapkannya pada cal. "Cal tahu tidak kalau sebenarnya nanas ini terbuat dari bunga?"

"Bunga?", Cal mengerjap bingung

Sunoo mengangguk. "Ananas comosus. Nanas ini adalah hasil dari perpaduan antara banyak bunga kecil yg tersusun rapat di batang tanamannya. terbentuk dari gabungan 100 hingga 200 bunga dan bentuknya bulat panjang. Nah, putik pada bunganya itu yg akan menjadi mata buah nanas setelah terjadi penyerbukan."

"Cal baru tahu bubu.. "

Sunoo tersenyum. Melihat cal yg kini kembali sibuk mewarnai gambar-gambar di sebuah buku gambar.

"Bubu lihat inii... Monsternya sedang marah, kelihatannya dia akan meledak", Cal menunjukkan gambar monster yg berwarna merah seakan semakin membesar dengan banyak benang hitam yg awut-awutan di belakang monster itu.

"Karena Amarah itu simbolnya merah cale. Sama seperti gambar Monster ini... Bentuknya kecil tapi pengaruhnya besar. Kalau di ledakan tanpa persiapan, bukannya melegakan kita malah bisa menyesal seumur hidup. Ada masa di mana manusia kalah melawan monster di dalam dirinya sendiri. Sewaktu dada sesak dengan tarikan napas yg berantakan, diiringi genggaman tangan yg kuat, dan gigi gemeretak. Kronologisnya begini... Dalam hitungan mundur, monster itu akan meledakkan berbagai amarah tanpa henti."

Cal meskipun kecil jelas tahu bagaimana rasanya marah. "Cal pernah marah, waktu ayah dulu sering melarang cal main dekat laut. Kalau marah kita harus apa bubu?"

Sunoo mengelus sayang surai hitam cal. "Amarah adalah sebuah emosi yg kerap kali dianggap remeh. Bentuknya seperti warna merah, berkobar serupa barak api yg menelan banyak jiwa. Sama seperti rasa senang, amarah juga perlu diterima. Dia butuh diperhatikan, butuh diredakan. Rawat amarahnya, rawat ketidaknyamanannya."

"Bagaimana cara merawat amarah bubu?"

Sunoo meletakkan tangannya di dada cal, lalu berujar dengan halus, "Didengarkan."

"Setelah itu?"

"Hitung pelan-pelan sampai sepuluh. Kalau belum juga reda, hitung lagi. Terus-menerus, sampai amarah itu jadi tenang dan kita bisa dengar apa yg jadi penyebab amarahnya satu per satu."

Satu dua ... tiga... empat lima enam tujuh delapan ... sembilan... sepuluh.

Cal memegang tangan bubunya. "Bubu pernah marah?"

"Tentu sayang, dan rasanya semuanya hancur dalam hitungan detik. Amarah itu seram cal, Semua orang bisa marah, tapi tidak semua orang bisa merawat amarah itu. Dengarkan, dikendalikan. Akal manusia ada untuk jadi pengendali ego yg ada di dalam dirinya. Supaya marahnya tidak mendominasi diri, karena komposisi manusia jauh lebih banyak bagian pecah belahnya."

L'océan || Kim.SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang