12 : going to fast🚨

1.7K 112 129
                                    

Mereka berenam seakan tersentak. Waktu kembali bercampur. Menyatu pada satu waktu mereka bersama sunoo pada saat ini dan waktu mereka bersamanya dalam rentangan zaman yg tidak mereka tahu, atau telah mereka lupa. Mereka berdiri di dua kutub terowongan waktu. Mereka berenam, di tebing ekor. Sunoo, di tepian lidah. Layaknya naga yg ribuan abad berputar sirkular hanya untuk menemukan ekornya sendiri. Menjilatnya. Menelannya. Menjadi cincin yg tak berujung pangkal. Sementara jasad ini, artefak yg dihasilkan ruang dan waktu, menguap. Berganti bahasa.
Bahasa cahaya. Tak ada kata.

Bunga matahari, tato itu sudah tersemat indah di dada kirinya. Jemari lentiknya mengelus tato itu, melihat pantulan dirinya di kaca besar yg ada di kamar itu. Beberapa jam yg lalu mereka membuat tato itu untuk sunoo. Kancing kemejanya terbuka menampakkan dada putihnya yg kini tersemat indah tato bunga matahari itu. Matanya bertemu tatap dengan osidian gelap itu ketika keenam pangeran juga berdiri tepat di belakangnya, pantulan mereka bertujuh terlihat jelas di kaca besar itu, membentuk replika sesuatu yg membuat sunoo seakan terseret ke zaman, masa, atau waktu yg mungkin telah dia lupakan namun rasanya masih membekas.

"Sudah kami duga tatonya akan terlihat indah jika di letakan di sana". Sunghoon tersenyum tipis, mata tajamnya melihat kearah pantulan sunoo di kaca

"You look so sexy... I love it". Sudut bibir jake terangkat membentuk seringai tipis setelah mengatakan itu.

Niki melangkah mendekati sunoo, memeluk tubuh mungil itu dari belakang,
"You have such a beautiful face, sunoo. So beautiful, it scares the shit outta us."

"Aku sudah mengiyakan untuk membuat tato ini, jadi sekarang bisakah kalian keluar dari kamar ini". Sunoo mencoba melepaskan pelukan niki namun niki justru memeluknya makin erat. Hal yg membuat sunoo jengah.

"Kita akan pergi sekarang". Kali ini heeseung bersuara

"Kemana?," Sunoo mengerutkan keningnya

"Ke surga dan neraka..." Jungwon menjawab tenang lalu tersenyum penuh arti

Sunoo tidak bodoh untuk tidak mengerti arti senyum dan tatapan itu, dia tahu segalanya. Manik biru laut itu terpejam untuk beberapa saat, kemudian menatap balik manik hitam sekelam malam milik sang pangeran.

Mereka memperhatikan ekspresi sang siren. sejauh ini mereka mengenal sunoo, wajah cantik itu tidak banyak menunjukkan ekspresi, sesekali sunoo tertawa dan suaranya amat merdu tentu saja. Jika di goda dengan kalimat gombalan sunoo paling hanya tersenyum tipis tidak juga menunjukkan ekspresi malu-malu atau salah tingkah, dan demi tuhan jika itu orang lain yg dapat kalimat gombalan dari sang pangeran pasti akan langsung bertekuk lutut, para gadis bahkan berteriak ketika melihat mereka walau hanya sekedar diam. Tapi sunoo, sepertinya hal itu hanya seperti angin lalu. Sunoo seolah tak bergeming. Rasa penasaran mereka pada sunoo membuncah, seperti lautan, sedalam apa sang siren... Rasanya mereka ingin menyelam sampai ke dasar. Wajah dingin itu, sepertinya akan menunjukkan banyak ekspresi jika sudah terkulai lemas pasrah tak berdaya di ranjang.

"Bisa lepaskan?" Sunoo menepuk pelan lengan niki.

Niki melihat ekspresi serius di wajah sang siren, ada sesuatu. Niki melepaskan pelukannya. Melihat sunoo berbalik.

Kini sunoo sudah berhadapan dengan mereka. Semua pandangan tertuju padanya.
"Jadi, kalian ingin tubuhku?"

Tentu saja mereka terkejut mendengar itu, tidak menyangka kalimat itu keluar dari sunoo
"Apa yg kamu katakan sunoo".

"Bukankah itu yg kalian inginkan. Merasakan tubuhku". Sudut bibir sunoo terangkat membentuk senyum miring

"Sunoo, kenapa kamu tiba-tiba bicara seperti ini..." Sunghoon bersuara, mereka memang menginginkan hal itu, tapi melihat bagaimana sunoo mengatakan hal itu mereka sadar ada sesuatu yg berbeda.

L'océan || Kim.SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang