Melihat sunoo dalam pelukan seseorang, rasanya sunghoon tidak pernah semarah ini sepanjang hidupnya, rasanya dia ingin mengamuk dan memberikan Bogeman kuat di rahang laki-laki itu, tapi jika dia memulai pertengkaran karena hal ini bukankah itu terlihat sangat tidak etis. Sunghoon merasa marah sampai darahnya mendidih meskipun begitu dia tetep mencoba melangkahkan kakinya dengan tenang mendekati sunoo dan laki-laki itu, tentu saja sunghoon kenal siapa yg tengah memeluk sunoo-nya.
"Pangeran sunghoon...", Laki-laki itu melepaskan pelukannya dari sunoo saat melihat siapa yg datang.
"Pangeran Hojin Domain Arthur", sunghoon juga menyapa. Pangeran Hojin adalah pangeran dari kerajaan Artha.
"Aku melihatnya mencoba melompat kebawah", Yg Hojin maksud sudah jelas adalah sunoo
Mendengar hal itu sekarang sunghoon mengerti maksudnya. Apalagi selain dari pada sunoo yg pasti mencoba untuk kabur.
"Selamat menikmati pestanya pangeran, dia milikku biar dia menjadi urusanku... Dia memang sedang sakit". Setelah mengatakan itu sunghoon langsung meraih tangan sunoo"Siapa yg kamu bilang sakit?!, Lepas sunghoon". Sunoo menarik tangannya yg dipegang kuat oleh sunghoon.
"Lihat, hanya orang gila yg berani berteriak tidak sopan didepan pangeran". Sunghoon menggelengkan kepalanya
"Apa??, Kamu yg gila!". Sunoo memandang pria itu dengan tak percaya karena sunghoon dengan mudah mengatakannya sedang sakit dan gila. Hell siapa yg sungguhan gila.
Sunghoon tidak menjawab lagi, setelah itu tanpa mengatakan apapun lagi sunghoon menarik sunoo menjauh meninggalkan pangeran Hojin dengan wajah bingung.
Pergelangan tangannya di cekal begitu kuat, sunoo susah payah mengimbangi langkah lebar sang pangeran yg kini tengah menyeretnya di koridor istana.
"Sunghoon!!!, Lepas aku bisa jalan sendiri!", Sunoo meneriaki pria itu dari belakang, Sunoo meringis merasakan sakit di pergelangan tangannya.
Sedangkan sunghoon dengan wajah dinginnya tak menghiraukan sunoo. Dia tetap memegang tangan sunoo dengan kuat, tidak peduli meski mungkin nanti akan meninggalkan bekas di pergelangan tangan putih itu, itu lebih baik dari pada fakta bahwa sunoo yg mencoba untuk kabur lagi.
Sesampainya di depan kamar sunoo, sunghoon langsung membuka pintu itu masuk kedalam dalam keadaan masih menyeret sunoo. Setelah masuk sunghoon menutup pintu kamar itu dengan bantingan yg keras. memandang sunoo, sunoo yg juga kini memandangnya dengan tajam.
"Bagus sekali sunoo, belum genap 2x24 jam kamu sudah mencoba kabur sebanyak dua kali... Bonus dapat pelukan dari laki-laki lain", sunghoon mengatakan itu dengan dingin
Sunoo mengalihkan pandangannya tidak ingin melihat pria itu. Kemudian sunoo tersentak ketika tangannya kembali di cekal. Sunghoon membawanya menuju sofa. Sunghoon duduk di sofa itu kemudian menarik tangan sunoo.
"Apa yg kamu lakukan!!!". Sunoo kembali berteriak dan memberontak ketikan kini tubuhnya berada di pangkuan pria itu dalam keadaan tengkurap.
Plakk!!! Sunoo memejamkan matanya ketika merasakan telapak tangan besar itu mendaratkan tamparan di bokongnya.
"Anak yg nakal memang harus di pukul". Setelah mengatakan itu sunghoon kembali mendaratkan tamparannya disana.
Plakk!!!! Plakk!! Sunghoon menamparnya tidak main-main juga depan posisi yg memalukan, hingga rasanya sunoo ingin menangis terbukti manik biru laut itu kini nampak berkaca-kaca.
Sunghoon mengehela nafas pelan, kemudian membalik tubuh sunoo untuk duduk di pangkuannya. Melihat bagaimana manik biru laut itu berkaca-kaca persis seperti anak yg hendak menangis karena baru saja mendapatkan hukuman. Kemudian tanpa aba-aba sunghoon memeluk tubuh mungil itu dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
L'océan || Kim.Sunoo
FantasyLaut, ombak dan badai. Seluruh negeri di landa resah, setiap kapal yg berlayar melintasi laut itu tidak akan ada yg kembali. Badai menghancurkan segalanya. Seluruh kapal dan awak kapal tidak akan pernah kembali. Bahkan laut tidak mengembalikan puing...