Cal memeluk erat bubunya, sampai kapanpun tidak akan cal biarkan bubunya pergi. Kalau perlu cal akan terus bergelantungan di kaki bubunya, "Cal anaknya bubu kan?, jawab cal bubu... Cal anak bubu atau bukan?". Tanyanya lagi masih dengan sesegukan.
Dengan lembut sunoo mendongakkan kepala cal, hatinya sakit sekali melihat wajah anak itu penuh dengan air mata, tangan sunoo gemetar menghapus air mata cal. Kemudian sunoo mengangguk mencoba untuk tersenyum. "Iya, Cale anaknya bubu..."
"Kalau begitu bubu tidak boleh pergi... Berjanjilah pada cal."
Sunoo bungkam, mana mungkin dia menjanjikan sesuatu yg tidak tahu apakah bisa dia tepati atau tidak.
Air mata kembali mengalir membasahi pipi cal, "Hikss. kenapa bubu diam saja, ayo berjanji pada cal!!!"
"Stt... Cal sudah yaa menangisnya, nanti dadanya sesak sayang." Sunoo mengelus punggung anak itu, khawatir karena cal menangis sudah sampai batuk-batuk
"Jika bubu tetap ingin pergi, kalau begitu cal akan ikut bubu ke laut...",
"Kami juga akan ikut denganmu", Suara berat itu sukses membuat sunoo menoleh, melihat enam orang itu kini ternyata sudah melangkah mendekatinya.
Mendengar suara ayahnya, cal menoleh. "Ayah, bubu ingin meninggalkan kita", Katanya mengadu pada ayahnya.
Mereka berenam bersimpuh di depan sunoo dan cal, dengan wajah berantakan dan mata yg memerah. Ketahuan sekali bahwa mereka juga menangis. "Sayang, bawa kami bersamamu...", Mereka memegang tangan sunoo, mengecup tangan itu dengan air mata yg mengalir membasahi tangan sunoo.
Sunoo kelimpungan, sekarang bukan hanya cal yg menangis namun ayahnya juga. "Sudah jangan menangis. Kenapa kalian jadi cengeng seperti ini hmm". Sunoo mengelus rahang tegas itu, melihat prianya yg selalu terlihat tangguh dan kuat itu kini terlihat begitu rapuh tak berdaya, sungguh melukai hati sunoo.
"Bagaimana kami tidak menangis jika memikirkan kamu yg meninggal kami sunoo...", Jake menggeleng dengan kuat
"Mana mungkin kami tidak menangis melihatmu juga terus-terusan menangis seperti ini sayang...", Tangan sunghoon terangkat menghapus air mata sunoo
"Melihatmu dan cal seperti ini... Ini menyakitkan sunoo". Heeseung memandang sunoo dengan pandangan nanar
"Jadi, jika kamu pergi, maka kamu juga harus membawa kami sunoo...", Jay memegang tangan sunoo dengan erat
"Kalian tidak bisa bernafas di laut", Sunoo memandang sendu mereka semua
"Kita bisa tinggal di sebuah pulau yg tidak berpenghuni, kita bisa tinggal disana", Niki mencoba memberi usul, meletakkan keningnya di lutut sunoo.
"Iya, kita bisa pergi dari sini. Menjauh dari semua orang. Hanya kita saja", Jungwon mengangguk meyakinkan sunoo
"Tidak ada pulau yg tidak berpenghuni, semuanya sudah berada dalam jangkauan manusia. Jika pun ada pulau yg tidak berpenghuni pasti sudah di huni mahkluk lain." Sunoo rasanya ingin tertawa mendengar ide konyol itu
"Mahkluk lain?", Cal bertanya
Sunoo mengangguk, "Pulau hantu misalnya"
Mereka semua langsung menyerngit mendengar hal itu, "Memangnya ada?"
"Ada, kalian pasti tahu bahwa laut lebih luas dari daratan. Ada banyak tempat terlarang disana. Segitiga Bermuda misalnya", Sunoo menggeleng, "Laut pun terkadang tidak ramah pada manusia."
"The Flying Dutchman, apa itu benar nyata?", Mereka bertanya dan meneguk ludah
"Kapal hantu yg dikutuk untuk mengarungi lautan selamanya dan tidak dapat berlabuh itu yaa... Aku pernah melihatnya, biasanya akan terjadi malapetaka setelah itu", Sunoo bersuara pelan, ntah kenapa suasananya mendadak horor.
KAMU SEDANG MEMBACA
L'océan || Kim.Sunoo
FantasyLaut, ombak dan badai. Seluruh negeri di landa resah, setiap kapal yg berlayar melintasi laut itu tidak akan ada yg kembali. Badai menghancurkan segalanya. Seluruh kapal dan awak kapal tidak akan pernah kembali. Bahkan laut tidak mengembalikan puing...