Pelan-pelan sekali tangan mungil itu membuka pintu kamarnya, saat pintu itu terbuka sunoo mengigit bibir ketika melihat para pengawal sudah tumbang jatuh karena obat tidur yg sunoo berikan di minuman pengawal itu. Ini tengah malam, dan sunoo sedang mencoba kabur sekarang. Semoga Dewi Fortuna berpihak padanya. Sunoo berjalan mengendap-endap seperti pencuri keluar dari kamarnya menyelusuri lorong istana, sudah cukup lama dia berada di istana jadi sunoo cukup tau letak-letak tempat sepi yg bebas dari jangkauan pengawal. Dia mengedap dalam gelap, beruntung tubuhnya yg kecil mudah di sembunyikan di balik pilar-pilar. Setiap kali berpapasan dengan beberapa prajurit rasanya jantung sunoo hampir copot. Sunoo misuh karena istana ini amat luas, hingga untuk mencapai halaman belakang saja jauhnya minta ampun.
Senyumnya melebar ketika dia sudah berhasil melewati pintu belakang, tinggal sedikit lagi. Sunoo mempercepat langkahnya. Ketika sudah tiba di halaman belakang, sunoo mendongak mengerutkan alis.
"Temboknya tinggi sekali". Sunoo berdecak. Matanya menyelusuri sekitar mencari sesuatu untuk bisa dia gunakan untuk memanjat tembok. Namun tidak menemukan apapun. Tidak ada waktu, sunoo memutar otaknya. Sunoo kembali berjalan mengendap-endap mencari sebuah bangku atau apapun itu.
Menghabiskan waktu hampir setengah jam ketika sunoo baru bisa menemukan sebuah bangku reyot di tempat pembuangan sampah di bagian paling belakang istana. Sunoo membawa bangku itu ke dekat tembok. Mulai naik ke kursi tapi setelah di coba naik ternyata tangannya tetap saja tidak mencapai ujung tembok. Sunoo kembali turun, mengambil satu kursi lagi. Yg ini sunoo hati-hati sekali menaikinya.
"Ohh ayolah sunoo, sedikit lagi..." Kakinya menjinjit mencoba menggapai atasan tembok. Setelah usaha keras akhirnya tangannya bisa mencapai atasan tembok. Sunoo mulai hendak naik tapi saat itulah bunyi kayu yg patah benar-benar membuat jantung sunoo seperti senam hebat dan benar saja kursi reyot yg di naikinya patah. Otomatis tubuh sunoo oleng dan tidak lagi bisa menjaga keseimbangan. Sunoo memejamkan matanya ketika tubuhnya mulai melayang jatuh kebawah... Sudah membayangkan punggungnya pasti akan langsung membentur tanah yg keras.
Brukk!!!
Seseorang lebih dulu menangkap tubuh mungil itu. Merasakan hal itu sunoo pelan-pelan membuka matanya. Jantungnya lebih senam ribut dari sebelumnya, jika boleh memilih sunoo lebih baik jatuh ketanah. Wajah itu tanpa ekspresi memandangnya, osidian hitam itu mengunci manik biru lautnya. Hal yg membuat sunoo mengeluarkan sedu. Belum sempat sunoo mengeluarkan suara tubuhnya dibalik dengan cepat di gendong seperti karung beras.
"Niki!!!!. Lepas!!!"
Sunoo memukul kuat bahu sang pangeran. Memberontak minta di turunkan.Plak!!!
Plak!!!Justru dua tamparan kuat pada bokongnya yg sunoo dapatkan sebagai jawaban. Itu benar-benar kuat hingga sunoo rasakan panas membekas telapak tangan pangeran pada bokongnya.
"Turunkan aku!!!!", Sunoo tidak menyerah justru semakin memberontak bahkan mengigit kuat bahu pria itu tapi bahkan niki tetap bergeming, langkah kaki tegapnya tetap membawa sunoo tanpa goyah sedikitpun. Sunoo mengepalkan kuat tangannya, manik biru laut itu nampak berkaca-kaca, rasanya sunoo di landa emosi yg tidak dapat dia jelaskan. Para prajurit menatap ngeri ketika melihat mereka lewat bagaimana aura niki dan wajah dingin sang pangeran serasa menusuk siapa saja.
Sesampainya di kamar tubuhnya langsung di lempar begitu saja ke ranjang, sunoo memandang niki dengan tajam meskipun sebenarnya hati kecilnya ciut melihat bagaimana niki memandangnya dengan begitu dingin sekarang.
"Keluar dari kamarku!". Sunoo berteriakLagi-lagi pria itu tidak mendengar ucapan sunoo, niki masih dengan wajah dinginnya naik keranjang. Kemudian mudah juga baginya menarik tubuh mungil sunoo kedalam pelukan eratnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
L'océan || Kim.Sunoo
FantasiLaut, ombak dan badai. Seluruh negeri di landa resah, setiap kapal yg berlayar melintasi laut itu tidak akan ada yg kembali. Badai menghancurkan segalanya. Seluruh kapal dan awak kapal tidak akan pernah kembali. Bahkan laut tidak mengembalikan puing...