Bab Duapuluhdua

932 44 0
                                    

Kedua orang tua baru itu kini tengah berada di taman rumah sakit, menggendong bayi masing masing satu. Dengan Jungkook yang duduk di kursi roda. Menggendong sang abang dipangkuan.

Mereka tengah menjemur bayinya.

"Sayang, nanti siang kau sudah boleh pulang. Apa kau senang?" Jungkook mengangguk antusias, sudah tiga hari dirawat— sejak ia bangun dari tidurnya.

Bosan juga, tidak bisa berkegiatan dan mengurus anaknya sendiri. Karena Taehyunglah yang sibuk mengurus kedua anak mereka. Dibantu Papi Baekhyun juga.

"Namjoon dan Seokjin hyung akan menjemput kita nanti siang"

"Loh memang Namjoon hyung tidak bekerja ya? Sekarang kan hari senin hyungie" Tanya Jungkook heran.

"Seokjin hyung yang merengek ingin menjemputmu, kau tau sendiri kan Namjoon hyung tidak bisa bilang tidak pada Seokjin"

"Seokjin! Seokjin! Panggil hyung!"

Taehyung berdecak, "Malas! Ia tidak mau bergantian mengurus adik dan abang kemarin! Anakku di monopoli"

Jungkook hanya geleng geleng kepala, lalu mereka kembali ke ruang rawat saat dirasa hari mulai panas. Tentu saja Jungkook di dorong oleh suster.

Setelah sampai di ruang rawat, sang suster meminta izin membawa anak mereka. Untuk dimandikan, pasangan itu mengangguk dan Taehyung menyuapi Jungkook sarapan yang sudah disediakan rumah sakit.

"Hyungie tidak makan juga?" Tanya Jungkook di sela sela suapan nya.

"Setelah kalian sudah rapih, hyungie akan pergi makan ke kantin sebentar, tidak apa?"

"Tidak apa hyungie, hyungie harus makan banyak ya! Daddy harus sehat" Taehyung tersenyum mengusak surai Jungkook.

Setelah makan, ia membantu Jungkook membersihkan tubuh. Dengan telaten mengurus Jungkookienya.

Hingga pekerjaannya selesai, bayi mereka juga sudah terlelap di box bayi dikamar mereka. Taehyung pamit untuk pergi makan.

Jungkook mengangguk, ia juga sudah mulai mengantuk, lalu Jungkook dan kedua anaknya tertidur pulas. Sedangkan Taehyung makan dan setelahnya membersihkan diri.

Begitulah kegiatan Taehyung tiga hari kebelakang, menjadi suami siaga.

×××

Siang ini mereka sudah diperbolehkan pulang, dengan catatan Jungkook tidak boleh banyak melakukan kegiatan rumah.

Jahitannya masih rentan, ia hanya diperbolehkan mengurus kedua anaknya.

Keluarga kecil itu kini sudah berada di jalan. Kali ini dengan sopir, Taehyung dan Jungkook duduk di belakang dengan masing masing menggendong bayi.

Jungkook menggendong Hadleyia dan Taehyung menggendong Hadley.

Namun Jungkook menatap Taehyung bingung saat dirasa ini bukan jalan ke apartemennya atau kerumah Kim.

"Hyungie? Apa kita salah jalan?" Tanya nya pada Taehyung yang sibuk mengecupi sayang pipi sang anak.

"Tidak" Balas Taehyung seadanya, fokus mengajak sang anak berbicara. Hadley memang bangun, ia menatap sang Daddy.

Jungkook mangut mangut saja, mungkin ingin mampir kemana dulu, pikirnya.

Namun mobil itu kini memasuki sebuah kompleks ternama di Seoul.

Dan setelahnya berhenti di sebuah rumah yang cukup besar dan mewah. Lalu pintu gerbang dibuka dan mobil itu masuk.

"Ayo sayang kita turun," Ujar Taehyung lalu pintu di sebelah kiri Jungkook di buka oleh sang sopir.

Jungkook turun sambil menggendong adik di dekapan, menatap rumah di depannya bingung. "Hyungie ini rumah siapa"

Taehyung tersenyum saja, dengan lihai menggendong abang dengan satu tangan. Tangan lainnya ia gunakan untuk memeluk pinggang sang kekasih, lalu membawanya ke pintu rumah tersebut dan membuka pintu tersebut dengan kunci yang ia ambil di saku.

"Selamat datang! Ini rumah kita" Ujar Taehyung saat pintu tersebut terbuka.

Jungkook menatap Taehyung dengan wajah terkejut, lalu tersenyum haru setelahnya.

"Rumah kita hyung?" Tanya Jungkook dengan mata berkaca kaca.

"Iya sayang rumah kita. Aku, kau dan anak anak" Jawab Taehyung mengelus pipi gembil sang kekasih.

Jungkook mengecup pipi Taehyung, ingin memeluk tapi ada abang dan adik diantara mereka, nanti anaknya terjepit lagi.

Taehyung pun menuntun Jungkook masuk, dengan antusias Jungkook mendengarkan Taehyung memberi tahu semua titik dari rumah tersebut.

Dirumah tersebut juga terdapat lift. Kata Taehyung ia membuatnya agar Jungkook mudah menjaga anak anak dan jika Jungkook hamil lagi nantinya— tak perlu menaik turuni tangga.

Jungkook mengangguk saja, mereka sampai di lantai dua, lalu Taehyung membuka pintu salah satu kamar. Kamar itu sangat luas dan kamar itu kamar utama. Taehyung dan Jungkook akan menempati kamar ini nantinya.

Beralih ke salah satu pintu disana, kata Taehyung itu pintu yang terhubung dengan kamar anak anak nantinya. Tepat disebelah kamar mereka. Agar mudah memantaunya.

Kamar yang tak kalah luas, dengan dekorasi yang belum rampung— masih dalam proses pengerjaan sepertinya.

"Sayang, kamar anak anak belum sepenuhnya selesai. Aku baru membuatnya saat jenis kelamin mereka diketahui, untuk menyesuaikan tema dari kamar tersebut jadi kita akan pindah kesini saat kamar anak anak sudah jadi, aku juga membuat kolam renang di belakang, belum jadi juga sih itu" Jelas Taehyung panjang lebar.

"Hyungie, terima kasih ya— aku dan anak anak sangat senang. Kau Daddy yang baik" Ujar Jungkook pada Taehyung yang sedang tersenyum lebar.

"Kapan hyungie menyiapkan ini semua" Tanya Jungkook penasaran, sambil keduanya berjalan berkeliling rumah.

"Sebenarnya aku sudah membeli rumah ini saat sebelum kita menikah, tepat saat aku melamarmu. Lalu aku merobohkan bangunan lama dan membangun bangunan baru, saat itu kita sudah menikah. Pembangunan rumah dimulai"

"Tadinya aku ingin memberi tahu rumah ini sebagai hadiah saat anniversary pernikahan kita nanti, tapi setelah aku pikir pikir, lebih cepat lebih baik. Jadi aku memberikan rumah ini sebagai kado atas kelahiran anak kita"

Jungkook kembali tersenyum haru dibuatnya, entah kebaikan apa yang sudah ia perbuat dulu. Sampai mendapat suami seperti Taehyung, juga keluarga lengkap.

"Terima kasih hyungie— Daddy. Abang dan Adik menyukai hadiahnya, begitu juga Dadda. Semoga Daddy selalu berbahagia"

Taehyung mengangguk senang, lalu ia mengajak Jungkook untuk meniduri anaknya di kasur mereka. Setelahnya mereka juga beristirahat sejenak

Saling berpelukan di sofa kamar, memandang kedua anak mereka yang terlelap nyenyak, terlihat sangat nyaman.

"Aku akan memperkerjakan asisten rumah tangga, jadi kau fokus pada anak anak saja"

"Loh? Aku masih bisa loh mengurus rumah dan anak anak"

"Tidak ada bantahan sayang, membantu sesekali boleh. Tapi tetap harus ada asisten rumah tangga dirumah ini, di mengerti tidak"

"Iya iya hyungie, di mengerti",

×××

TBC

The Fearless [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang