Bab Duapuluhtujuh

1.7K 84 3
                                        

Sore itu Jungkook memutuskan untuk memasak, membuat Bibi Shin— asisten rumah tangga yang bekerja saat mereka menempati rumah besar itu. Yang sudah Jungkook anggap sebagai orang tuanya.

"Nak— bagaimana keadaan nona muda" Tanya bibi Shin pada Jungkook, fyi memang Jungkook sendiri yang tak ingin dipanggil tuan. Jadilah bibi Shin memanggil Jungkook nak, karena ia menganggap Jungkook anaknya.

Sambil memasak, Jungkook tersenyum antusias. "Banyak kemajuan bibi! Kata dokter Seojoon Hadleyia sudah mulai mengucapkan sepatah kata dengan benar, walaupun ia masih tidak fokus. Hadleyia juga sudah mulai jalan, langkah pertamanya tadi saat di ruangan dokter Seojoon, aku melihatnya! Hadleyia sangat pintar Bibi" Jelas Jungkook membuat sang Bibi tersenyum.

"Syukurlah, bibi yakin kedepannya nona muda akan banyak perkembangan, kau harus semangat nde, jangan lelah ya Jungkookie"

Mengelus punggung Jungkook dan mendapat anggukan paham, mereka pun memasak makanan bersama sama di dapur.

×××

Malam harinya keluarga yang dulu harmonis itu tengah duduk di meja makan. Berempat, Taehyung, Jungkook, Hadley dan Hadleyia.

Jungkook dan Taehyung kini duduk besebrangan dengan satu anak masing masing di sisi mereka, tentu saja sang abang duduk di samping Daddynya lain hal dengan sang adik yang duduk— di kursi makan khusus berada di samping Dadda.

Jungkook tampak menyendokan lauk ke piring putranya yang sibuk mengoceh.

"Dadda! Hari ini Hadley bertemu dengan Yoonji, tapi Yoonji menyebalkan tidak ingin diajak bermain, ia menangis saat aku dekati. Jadi Daddy membawaku ke time zone, iya time zone kata Daddy tadi itu tempatnya. Lalu aku bermain banyak permainan dengan Daddy! Senang sekali hari ini" Ujar Hadley lalu mengambil potongan ayamnya dan mulai memakannya.

Jungkook tersenyum lalu menanggapi, "Wah abang senang? Dadda juga ikut senang mendengarnya, mungkin adik Yoonji sedang tidak ingin bermain. Biasanya kan kalian bermain bersama. Iya benar sayang namanya time zone, Dadda melihatnya tadi"

"Dadda juga ada di mall? Kenapa tidak menyusul Daddy dan Hadley"

"Dadda buru buru, oh iya Dadda membelikan abang sepatu loh, kembar. Sama adik" Ujar Jungkook mengalihkan pertanyaan sang anak.

"WAH! MANA LIHAT MAU LIHAT!" Pekik Hadley senang, Jungkook mengangguk.

"Nanti ya setelah makan dan setelah Dadda selesai mengurus adik, kita coba sepatu barunya" Setelahnya keduanya terlibat pembicaraan. Hadley yang berbicara Jungkook hanya menanggapi sambil menyuapi putrinya.

Taehyung hanya diam, menatap Jungkook sekilas saat tau Jungkook juga ada di mall yang sama tadi siang. Lalu beranjak, setelah menyelesaikan makanannya.

"Daddy! Mau kemana?" Pekik Hadley.

"Daddy bekerja dulu ya, kalau ingin sesuatu ke ruang kerja Daddy saja, oke?" Mengecup surai sang anak sayang, lalu pergi begitu saja. Melupakan atensi anak yang lain.

"Dadada!" Ocehan itu membuat Jungkook menoleh, menatap sang putri berbinar.

"Sayang, ayo bicara lagi, Dadda-" Ajarnya, namun tidak dihiraukan oleh putrinya.

Namun Jungkook senang, senang sekali. Kemajuan yang bagus, ia mengecup sayang sang putri. "Anak pintar, Dadda bangga hum"

"Dadda! Aku juga ingin dikecup", Jungkook terkekeh merentangan tangan lalu melihat sang putra turun dari kursinya menghampirinya.

"Anak Dadda, abang sayang adik?" Tanya Jungkook.

"Sayang! Sayang sekali dengan adik" Jungkook tersenyum saat melihat sang putra mengecup sayang wajah sang adik.

Dadda harap saat besar nanti kau dapat menerima keadaan adikmu dengan lapang dada. Hanya kau satu satunya harapan Dadda

Malam itu dihabiskan dengan Jungkook bermain bersama kedua anaknya.

×××

Tengah malam, Taehyung memasuki kamarnya dengan Jungkook. Melihat Jungkook yang menoleh saat pintu kamar terbuka. Lalu mengalihkan pandangan dan membenahi buku— yang kalau tidak salah itu buku perkembangan anak anaknya.

Taehyung tau, buku itu dibuat saat sebelum perang dingin ini terjadi. Saat keluarganya masih hangat.

Tak ada percakapan, Jungkook lebih dulu berbaring di kasur. Sedangkan Taehyung memutuskan untuk ke kamar mandi.

Saat Taehyung keluar dari kamar mandi, ia melihat Jungkook berbaring memunggunginya, hal itu yang kerap terjadi dua tahun ke belakang.

Bahkan dua bulan terakhir, mereka semakin jauh. Kerap kali Taehyung mendapati Jungkook tak ada di kamar, Jungkook tidur dikamar anaknya. Duduk bertumpu pada pinggir kasur anaknya. Baik sang abang maupun sang adik, bergantian. Selama em beberapa waktu.

Taehyung menaiki ranjang dengan hati hati tak ingin membuat guncangan di kasur.

Menghela nafas berat, lalu memejamkan mata berusaha untuk tertidur.

Taehyung dan Jungkook begitu jauh. Tidak tersentuh, hanya saat ada acara keluarga. Mereka kembali menjadi pasangan yang manis. Bersandiwara.

×××

TBC

The Fearless [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang