Bab Empatpuluhsatu

1.1K 65 5
                                    

Dua hari sudah berlalu, artinya hari ini Hadley harus kembali ke negaranya, Korea.

Begitu pula dengan Jungkook dan Hadleyia, hari ini juga jadwal kepulangan ke Amerika. Bersyukur bahwa jadwal Jungkook satu jam lebih lambat dari Jadwal Hadley. Hingga ia bisa melihat anaknya lepas landas terlebih dahulu.

"Dadda— aku tak ingin pulang, ingin ikut Dadda" Ucap Hadley dipelulan sang Dadda. Mereka sudah di bandara, tiga puluh menit lagi Hadley harus sudah masuk ke pesawat.

"Sayang? Kita sudah bicarakan hal ini sebelumnya kan? Dadda juga sudah memberikanmu nomor Dadda,"

"Hum, tapi janji selalu membalas pesan abang ya, jangan tinggalkan abang lagi"

Selama dua hari ini, perhatian Jungkook memang lebih condong ke Hadley. Sementara sang adik Hadleyia bersama Papa Hoseok.

Hadley melepas pelukannya dengan sang Dadda lalu beralih mendekati sang adik yang ini tengah memakan makanannya sambil menonton YouTube di tabletnya.

Persis seperti anak kecil.

"Adik, sini abang suapin ya?" Ujar Hadley. Hadleyia menggeleng, tetapi ia tak menyerah.

"Abang mau pergi jauh loh? Betulan kau tidak mau abang suap?" Hadleyia menatap Dadda bingung, "Memang Abang tidak ikut dengan kita ya Dadda, tapi kenapa Dadda" Tanya Hadleyia penasaran, sejak dua hari lalu memang Jungkook sudah memberi pengertian pada Hadleyia bahwa Hadley adalah abangnya. Hadleyia mengangguk senang dan kerap bermanja dengan Hadley.

"Nak? Pesawat mu sudah siap, sudah tersisa lima belas menit lagi" Ujar Hoseok yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya.

Hadley mengangguk lesu, Anw dia belum tau ya kalau Jungkook itu adiknya Namjoon yang artinya selama ini Paman Namjoon dan Paman Seokjin tau keberadaan sang Dadda.

Jungkook tak menceritakan hal itu, ia hanya berkata bahwa ia tinggal dengan Hoseok dan Hadleyia di Amerika.

Memang benar kok, tidak sepenuhnya berbohong karena Appa dan Eomma Kim memang sudah kembali ke Korea lagi.

Memeluk erat sang anak, lalu berbisik "Dadda menyayangimu, sangat sangat menyayangi-mu. Jangan pernah berfikir bahwa Dadda tak sayang ya" Ujar Jungkook.

"Dadda, tunggu aku ya. Aku akan berusaha untuk terus bersama Dadda, tunggu aku bisa hidup dengan kedua kakiku sendiri, boleh?"

Jungkook mengangguk saja, ia mengecup seluruh wajah anak sulungnya. Lalu Hadley pun bergegas saat pengumuman bahwa pesawatnya akan segera berangkat.

"ABANG! SAMPAI JUMPA!" Teriak Hadleyia yang tengah melambai lambai ke arah Hadley.

Hadley tersenyum lalu membalas dadahan sang adik. Memasuki pesawat dan pesawat itu lepas landas setelah sepuluh menit ia berada di pesawat. Memutuskan untuk tidur.

×××

Hoseok pun mengajak Jungkook untuk segera pergi ke terminal — pesawatnya. Karena memang berbeda tempat.

Jungkook tersenyum lega, walaupun sebentar setidaknya ia sudah kembali bertemu dengan anak sulungnya.

Sebenarnya banyak rasa penyesalan dan rasa bersalah di dalam diri Jungkook mengingat semua cerita anak sulungnya.

Namun Jungkook rasa sekarang tak boleh berlarut-larut dalam rasa bersalah. Ia harus tetap mensyukuri pertemuan tak tersengaja itu, hingga ia dapat bertemu dengan Hadley.

Pesawat yang dinaiki Jungkook pun lepas landas menuju Amerika, disini mereka kembali benar benar terpisah.

Terima kasih Jepang.

×××

Malam itu Taehyung menunggu di bandara, bersama Sana sekretarisnya, pulang kantor ia langsung bergegas menuju bandara karena ia tahu bahwa hari ini jadwal kepulangan sang anak.

Sudah menunggu sekitar dua jam, Taehyung tersenyum senang saat melihat atensi anaknya

Lalu menghampiri anak itu dengan langkah tegapnya, Hadley cukup tersentak kala ia ditepuk oleh seseorang yang ternyata sang Daddy.

Menatap heran sang Daddy yang berada di hadapannya. Memang Hadley tak menyadari karena sejak tadi ia sibuk dengan ponselnya.

Mengirimi pesan kepada Jungkook bahwa ia sudah sampai dengan selamat, yang mungkin masih dalam perjalanan.

"Bagaimana acaranya? Apa seru?" Tanya Taehyung, setelah malam itu ditemukan Bibi Shin tak berdaya di kamarnya, Bibi Shin meminta Taehyung untuk lebih perhatian pada Hadley. Karena sikap perhatian tersebutlah yang sebenarnya putranya butuhkan.

"Seru, sangat seru. Bahkan kalau bisa aku tak ingin kembali lagi kesini" Ujar Hadley membuat senyum Taehyung luntur. Namun tak urung kembali mencoba tersenyum.

"Ayo pulang," Ucap Hadley memecah lamunan Taehyung, lalu Taehyung tampak mengedarkan pandangan, tak lama seorang wanita yang Hadley benci datang menyapa.

Tersenyum kecut membalas sapaan itu, dan segera berlalu menyeret kopernya meninggalkan dua orang yang saling tatap.

Hadley menghela nafas kasar, ia pikir sang Daddy memang sengaja datang menjemputnya, padahal tadi ia sempat luluh. Setelah teringat ucapan Jungkook bahwa ia tak boleh membenci Tae— Daddynya sendiri.

Kembali menutup hati rapat rapat, lalu hanya berdiam diri saat Taehyung berkata ia akan mengambil mobil terlebih dahulu, meninggalkan Hadley dan Sana yang saling berdiam diri.

"Nak—" Ucapan Sana terhenti saat tangan Hadley terangkat, mengisyaratkan untuk dirinya tak melanjutkan berbicara. Lalu setelahnya mobil Taehyung datang, Hadley masuk dan duduk di kursi belakang dan segera memasang earphonenya, mencoba tak memperdulikan kedua orang didepan yang asik mengobrol.

Lalu turun saat sudah sampai dirumahnya, ia turun begitu saja tanpa pamit. Dia tahu tadi sang Daddy sempat bertanya apa tak keberatan jika mengantar Sana pulang terlebih dahulu. Namun dengan tegas Hadley menolak dan ingin pulang.

Jadilah setelah Hadley memasuki rumah mobil Taehyung kembali melaju, antar Sana.

Taehyung tak tau, bahwa ia menciptakan luka baru pada anaknya.

×××

TBC

Emang ga tobat tobat Kim Taehyung ini.

The Fearless [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang