Mobil Namjoon kini sudah sampai di Busan, rumah kedua orangtuanya. Mengetuk pintu dan sang Eomma membuka pintu.
Terkejut melihat anak, menantu serta Jungkook dan cucunya berdiri di depan.
Menyuruh mereka masuk dan menyiapkan sarapan untuk mereka, mereka makan dengan hikmat. Tak ada pembicaraan.
Lalu setelah itu Eomma dan Appa Kim menuntut cerita. Mereka terkejut mendengar cerita dari Namjoon, karana Jungkook hanya diam. Tak sanggup bercerita lagi, terlalu menyakitkan untuknya. Mereka paham itu.
"Jungkook, apa kau ingin ikut Appa ke Amerika? Kebetulan hari ini Appa dan Eomma akan pergi ke Amerika," Ujar Appa Kim. Ia merasa iba dengan Jungkook.
Eomma Kim mengangguk, ia memeluk Jungkook yang kini tengah berdiam diri.
"Jungkook hyung rasa lebih baik kau ikut dengan Appa dan Eomma, memulai kehidupan baru disana, bersama anakmu"
Namjoon berujar tegas, raut wajahnya ketara amat sangat marah, Seokjin mengusap punggung Namjoon menenangkan.
Setelah berfikir akhirnya Jungkook mengangguk mengiyakan. Ia tak punya pilihan lain. Ia tak punya keluarga lagi untuk bersandar, lantas apa ia bisa menolaknya?
"Aku akan ikut dengan kalian, maaf jika aku merepotkan" Ujar Jungkook.
"Tidak merepotkan, nanti siang kita berangkat ya, biar Appa yang urus"
Siangnya, Jungkook dan Hadleyia benar benar meninggal Korea. Mencoba memulai hidup baru. Hanya berdua, dengan bantuan Appa serta Eomma Kim, juga Seokjin dan Namjoon yang merahasiakan keberadaan.
Sejak saat itu Jungkook bak menghilang ditelan bumi.
×××
Siang itu dirumah Taehyung, Baekhyun baru saja menampar pipi anak satu satunya. Menghela nafas berat saat mendengar cerita dari Taehyung dan Bibi Shin.
Awalnya Baekhyun datang, membawa makanan serta beberapa barang untuk menantu dan cucu cucunya.
Terkejut saat mendengar tangisan sang cucu begitu kencang didalam. Berlari tergopoh menghampiri sang cucu yang tengah menangis dipelukan bibi Shin.
"Bi? Ada apa? Kemana Jungkook" Ujar Baekhyun mengambil alih cucunya, mengedarkan pandangan melihat ruang tengah tampak berantakan.
Bibi Shin memberi isyarat ia akan memberi tahu nanti, kini Hadley sudah mulai tenang. Ia tertidur di dekapan sang kakek.
"Bi, jelaskan. Sebenarnya ada apa ini? Kemana Taehyung dan Jungkook, juga adiknya? Apa terjadi sesuatu pada adik?"
Bibi Shin menggeleng, menceritakan kejadian yang ia ketahui pada Baekhyun.
Tentu saja Baekhyun menggeram kesal, memberi Hadley pada bibi Shin lalu menyuruhnya membawa Hadley ke kamar.
Lalu membuka pintu kamar Taehyung, berantakan. Tapi anaknya tidak ada. Lalu bergegas menuju ruang kerja sang anak. Benar saja, anaknya ada disana, tengah memeluk lututnya, menangis tanpa tahu seseorang masuk ke dalam ruangannya.
"Taehyung! Apa yang terjadi!" Sentak Baekhyun membuat Taehyung terkejut.
Ia belum siap, bahkan tak sama sekali mengira sang Papi akan datang hari ini.
"Jelaskan sekarang! Kenapa Jungkook pergi! Kau pasti tau sesuatu kan?" Desak Baekhyun pada anaknya didepannya.
"Maafkan aku Papi"
Akhirnya Taehyung menceritakan semua. Cerita sejak dua tahun lalu. Hingga malam kemarin. Taehyung bahkan memberi tau sang Papi rekaman CCTV malam itu.
Sehingga tanpa sadar sang Papi menampar Taehyung. Menurutnya, perlakuan dan perkataan Taehyung sungguh buruk.
Tidak sepantasnya anaknya berkata seperti itu. Jungkook rapuh, ia tahu itu.
Meninggalkan sang anak yang setia menangis di ruang kerjanya, menyesali semua perbuatannya. Teramat menyesal.
Taehyung tak tau, bahwa siang itu sang Papi pulang membawa cucunya ke rumah keluarga Kim. Malamnya Chanyeol datang dan memukul sang anak membabi buta.
Tanpa melawan, Taehyung menerima pukulan sang Papa.
×××
"Kau yakin Joon?" Tanya Seokjin ke sekian kalinya saat mereka tiba dirumah sakit.
"Aku sangat yakin, Jungkook pasti adikku" Ujar Namjoon pada Seokjin.
Sebelum Jungkook berangkat, Namjoon sempat mengambil beberapa helai rambut Jungkook. Ia yakin, Jungkook adiknya yang hilang saat bayi. Bersama ayahnya yang meninggal— karena mencari adiknya yang diculik saat dilahirkan.
Meskipun ini illegal, Namjoon hanya ingin memantapkan hatinya. Selama ini ia memiliki firasat bahwa Jungkook adiknya.
Juga sebuah tulisan dan sebuah tanda tangan milik ayahnya di kertas yang ada pada bibi Kang. Katanya kertas itu ada pada keranjang Jungkook saat ditemukan. Dan nama Jeon Jungkook berasal dari kertas itu.
Awalnya ia ragu, apa benar Jungkook itu adiknya, namun saat melihat Jungkook begitu terpuruk kemarin. Hatinya juga terasa sakit. Saat Jungkook melahirkan, ia juga merasakan cemas teramat sangat, seperti saat sang Eomma sakit. Rasanya sepeti itu.
Tanpa seorang pun tahu, Namjoon juga mendonorkan darahnya pada Jungkook saat ia kritis. Pagi hari buta dokter berkata bahwa Jungkook membutuhkan darah tambahan.
Dan kebetulan darahnya dan Jungkook sama, tanpa berfikir panjang ia mendonorkan darahnya.
Namjoon tidak pernah memberitahu siapapun, termasuk suaminya.
Ia hanya menyimpan rahasia itu sendiri.
×××
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fearless [ END ]
Short Story"Aku hanya ingin keluarga yang utuh," Jungkook berkata lirih, ia sedang berdoa. "Aku mencintai Jungkook! Hanya Jungkook!" Start : 22 May 2024. End : 07 Juni 2024. jjkthfm BxB! - Mpreg!
![The Fearless [ END ]](https://img.wattpad.com/cover/369472005-64-k664670.jpg)