Bab Tigapuluhlima

815 52 6
                                    

Malam itu Taehyung memasuki kamar sang anak. Masih dengan kamar yang sama dengan tiga belas tahun lalu.

Susunan benda di kamar tersebut juga tak dirubah sedikitpun. Hadley menolak keras saat sang Daddy hendak merenovasi kamarnya.

Jadilah Taehyung hanya mengganti ranjang sang putra menjadi lebih besar, walaupun masih dengan ukuran single.

Melihat sang putra nampak tidur di meja belajarnya, buku buku berserakan. Serta foto Jungkook yang tengah menggendong twins ada diatas meja belajar itu, tersimpan rapih.

Mengecup sayang surai sang anak, ia hanya bisa seperti ini saat anaknya tertidur, setiap malam rutin mengunjungi kamar sang anak.

Maafkan Daddy

Selalu berucap seperti itu pada sang anak yang terlelap. Tak ingin mengganggu, ia membiarkan sang anak tidur di meja belajar. Namun tak urung mengambil selimut, menyelimuti anaknya.

Lalu keluar dari kamar sang anak menuju ruang kerjanya.

Belasan tahun berlalu, Taehyung jarang memasuki kamarnya. Terlalu banyak kenangan bersama Jungkook. Terlalu menyesakkan.

Ia selalu istirahat atau tidur di ruang kerja.

Kim Taehyung yang menyedihkan.

Yang tak Taehyung tau, putranya belum tertidur, mendecih pelan lalu bangkit. Membiarkan selimut yang diberikan Daddynya terjatuh begitu saja.

Lalu berpindah ke ranjangnya,

Dadda aku masih berharap suatu hari kita akan bersama lagi, aku rindu Dadda juga adik.

×××

Pagi ini ketiga remaja tanggung tengah dijemur di lapangan sekolah. Ketahuan membolos.

Hadley hanya diam berdiri ditengah lapangan, berbeda dengan kedua sahabatnya yang begitu berisik.

"Lo sih! Dasar anak mami, sekolah aja dicariin" Ujar Vian pada Gala yang tengah memasang wajah kesal dan malu.

"Diem lu! Gua mana tau nyokap nyariin gua" Ujar Gala mendorong pelan Vian.

"Siapa suruh lo matiin hp waktu ke mall kemarin! Jadi ketauan si botak kan,"

"Ya gua kan gamau diganggu, nyokap berisik ege"

"Bisa diem ga" Ujar Hadley datar.

Membuat Vian dan Gala terdiam, saling pandang satu sama lain.

Mereka tak tau, Hadley kembali kesal mengingat kejadian di Mall kemarin. Memang sepulang dari panti mereka mampir ke mall, katanya Vian mau beli sepatu baru. Sepatunya sudah tak enak.

Namun tanpa kedua sahabatnya tau, Hadley melihat sang Daddy berjalan berdampingan bersama wanita itu.

Wanita yang dua tahun lalu mengantar sang Daddy yang mabuk kerumah, lalu ia mendengar bahwa wanita itu menyukai Daddynya.

Berfikir bahwa sang Daddy sudah melupakan Daddanya. Membuat ia semakin menaruh benci pada Daddynya itu.

Setelah terdengar bel pelajaran kedua, seorang guru menghampiri mereka dan menyuruh mereka memasuki kelas kembali.

Hukuman mereka sudah selesai sepertinya.

Sepulang sekolah Hadley dipanggil oleh kepala sekolah.

"Hadley, saya minta kamu ikut berpartisipasi dalam Jambore Internasional yang akan diselenggarakan di Jepang. Sebagai perwakilan sekolah ini" Ujar kepala sekolah itu tanpa basa basi.

Hadley mengeryitkan pandangan, menatap kepala sekolah datar.

"Saya tau kamu berbakat, kamu juga merupakan siswa terpintar disekolah ini. Jadi saya akan mengirim kamu sebagai perwakilan sekolah, acara tersebut diadakan satu minggu dari sekarang. Saya harap kamu bersedia, karena pihak sekolah sudah mempersiapkan keberangkatan, tinggal berangkat saja" Jelas kepala sekolah itu.

Membuat Hadley berfikir sejenak dan mengangguk. Mungkin bisa sekalian refreshing setelahnya.

×××

"Cucuku yang tampan! Kau baru pulang sekolah?" Itu suara Baekhyun membuat Hadley mengangguk saja. Memeluk sang Kakek dan beralih pada Papa Seokjinnya.

"Bagaimana sekolah hari ini nak?" Tanya Seokjin mengelus sayang surai Hadley.

"Tidak buruk, aku terpilih menjadi perwakilan Jambore Internasional. Aku akan berangkat minggu depan" Jawab Hadley.

Membuat Baekhyun dan Seokjin terkejut, cukup khawatir sebenarnya.

"Jambore Internasional? Dimana acara itu dilaksanakan?" Tanya Baekhyun.

"Jepang," Baekhyun dan Seokjin menghela nafas. Jauh juga pikir mereka.

"Begitu ya? Apa kau sudah beri tahu Daddymu? Apa Daddymu mengizinkan?" Oceh Baekhyun pada sang Cucu.

"Di izinkan atau tidak aku akan tetap berangkat, aku sudah setuju menjadi perwakilan sekolah" Jelas Hadley lalu berlalu menuju kamarnya. Ia cukup lelah.

Baekhyun dan Seokjin menatap Hadley dengan sendu. Sudah paham akan sifat Hadley yang dingin itu.

Kookie, anakmu banyak berubah.

×××

Sedangkan Jungkook yang kini tengah berada di ruang guru— disekolah putrinya.

Tengah menimang nimang atas undangan sekolah, putrinya diminta mengikuti acara Jambore Internasional. Karena selama ini Hadleyia cukup aktif di pramuka.

Lalu Jungkook menghubungi dokter— yang selama ini membantu terapi Hadleyia, berkonsultasi dan setelah mendapatkan izin, Ia menghubungi sang Hyung berbincang sejenak lalu Namjoon mendukungnya.

Bahkan Namjoon akan memesankan hotel yang bagus disana. Serta tak lupa tetap menyuruh Hoseok untuk ikut.

"Iyya, minggu depan kau akan ikut Jambore Internasional di Jepang, apa kau senang"

Hadleyia mengangguk antusias, memeluk sang Dadda erat erat. Jungkook tersenyum.

Mungkin ini awal yang bagus.

×××

TBC

The Fearless [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang