Kilas balik, 28 tahun yang lalu
Malam itu Jeon Hye Kyo, tengah berjuang melahirkan anak keduanya bersama sang suami.
Setelah beberapa lama berjuang, akhirnya sang anak pun dapat melihat keindahan dunia.
Sang suami, mengecup sayang kening Hye Kyo. Lalu ia menggendong bayi mungil yang teramat manis dengan dada berdebar.
Sudah lima tahun setelah ia memiliki anak pertamanya— Jeon Namjoon yang kini tengah menunggu dirumah bersama sang bibi.
Lalu kembali memberikan bayi mereka pada suster yang bertugas. Setelahnya meminta dokter memindahkan sang istri ke ruang rawat VIP.
Namun yang tak ia tahu, musuhnya sudah merencanakan penculikan terhadap penerusnya.
Sudah mengawasi gerak gerik keluarga Jeon itu hingga hari ini, saat sang istri melahirkan.
Ia tak pernah tahu, bahwa suster yang mengambil bayinya— dengan alasan harus istirahat di ruangan bayi, sesuai dengan prosedur rumah sakit. Yang ternyata suster tersebut merupakan kaki tangan musuhnya.
Bahkan baru satu hari sang anak hadir di dunia. Anaknya yang tak tau apa apa itu harus menjadi korban penculikan.
Setelah mengetahui titik musuhnya, ia melesat menuju tempat tersebut. Tanpa perduli bahaya, ia hanya ingin selamatkan anaknya, putra kecilnya. Jeon Jungkook.
Bahkan belum sempat memberi nama, anaknya sudah diculik. Sungguh buruk.
Ia berhasil menghadang kaki tangan dari musuhnya, dapat ia lihat di dalam mobil itu ada suara tangis bayi, ia yakin itu Jungkook.
Berusaha sekuat tenaga, mengalahkan mereka. Ia berhasil, mengambil anaknya dan berlari menjauhi tempat tersebut, mobilnya sudah rusak ban mobilnya terkena tembak.
Berlari sejauh mungkin sambil membawa Jungkook yang kini anteng dikeranjang bayinya. Setelah merasa cukup aman ia mampir ke sebuah rumah makan guna mengisi perut.
Lalu meminjam kertas serta bolpoin dan menuliskan nama Jeon Jungkook — laku di belakangnya ia membubuhkan tanda tangan
jjk.
Lalu setelahnya membawa Jungkook untuk mencari bus ke arah Busan. Namun sial, ia kembali dihadang oleh anak buah musuhnya.
Berkelahi, dengan menaruh Jungkook di semak semak.
"Nak, bertahan ya. Ayah berjanji akan membawamu ke tempat yang aman"
Kembali berkelahi, ia berhasil menumbangkan musuh, namun kini perutnya tertusuk pisau yang beracun.
Mencoba tetap tersadar, mencari Jungkook dan membawa keranjang Jungkook menjauh dari sana. Lalu melihat sebuah panti, dengan cepat ia menaruh Jungkook di depan pintu panti lalu mengetuk nya kasar.
Berharap pintu tersebut cepat terbuka, lalu bersembunyi di semak semak. Menunggu sampai pintu tersebut dibuka dan keranjang Jungkook dibawa masuk.
Ia berjalan terseok menjauhi panti, setelah ia rasa tak sanggup menahan rasa sakit di perutnya. Tubuhnya juga lemas, mungkin karena darah yang terus keluar.
Ia terjatuh, pingsan sampai akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di tengah jalan itu. Keesokan paginya seseorang menemukan orang itu saat akan berangkat ke kantor. Tak ingin ambil resiko, menelfon polisi dan ambulance untuk cepat datang.
Kala itu, Namjoon terkejut saat sang Ayah sudah terbujur kaku dengan sang Eomma menangis meraung raung. Dan sang adik yang tak ikut pulang.
Hari itu, tanggal 02 Sepetember menjadi hari yang buruk bagi keluarga Jeon.
Hye Kyo dan Namjoon terpuruk bertahun tahun, hingga Appa Kim membawa mereka untuk bangkit, dan memberi kebahagiaan.
Begitulah kisah sebenarnya,
×××
"Apa yang terjadi Papi," Tanya Seokjin pada Baekhyun yang menyuruhnya untuk datang ke rumahnya.
Seokjin meringis, saat melihat sang keponakan bergumam memanggil.
Dadda, Dadda, jangan tinggalkan aku.
Dengan mata tertutup, kening di alasi kain. Menujukan bahwa sang keponakan demam.
"Jungkook pergi, Taehyung yang membuatnya pergi", Seokjin kini pura pura terkejut, ia sudah berjanji akan pura pura tak tau apa apa dengan Jungkook sebelum adik nya itu pergi bersama kedua mertua—nya.
"Apa? Bagaimana maksudnya Papi? Jelaskan padaku" Baekhyun pun menceritakan hal yang ia ketahui.
Cerita Jungkook juga sama, persis seperti yang Jungkook cerita, berarti benar. Adiknya sudah menahan sakit sejauh ini, dua tahun.
Ia fikir pernikahan Taehyung dan Jungkook amat bahagia. Namun ternyata Jungkook menyimpan beban sendirian selama ini.
Seokjin memeluk Baekhyun yang tengah terisak. Membisikan kata pemenang, "Jungkook pasti baik baik saja Papi" Tanpa Baekhyun tau bahwa Seokjin memberi tahukan keadaan Jungkook sebenarnya.
×××
Di belahan bumi lain, Jungkook termenung di kamarnya dengan Hadleyia yang tengah sibuk bermain sendiri di kasur.
"Jungkook, ayo makan dulu" Ajak Eomma Kim.
"Iya Eomma, nanti aku makan" Balas Jungkook seadanya, ia memikirkan keadaan anaknya, putra sulungnya. Apa Hadley baik?
Hatinya mengatakan bahwa sang putra tak baik baik saja. Mereka memang jauh, tapi ikatan itu tak bisa bohong.
"Eomma, apa abang baik baik saja? Aku cemas sekali" Adu Jungkook membuat Eomma Kim memeluk Jungkook sayang.
Rasanya seperti memeluk anaknya sendiri.
"Abang— anakmu pasti baik baik saja, nanti Eomma tanyakan pada Seokjin ya?" Balas Eomma Kim yang diangguki oleh Jungkook.
Kenapa tidak Jungkook? Karena Jungkook tak punya ponsel, semua barang pemberian dari Taehyung dia kembalikan. Termasuk ponsel dan kartu ATM miliknya, yang dimana berisikan uang nafkah dari Taehyung.
Setelah membujuk dengan berbagai cara Jungkook akhirnya mau makan dengan Hadleyia.
Biarkan Jungkook memulai hidup barunya.
Maafkan Dadda ya Hadley, firasat Dadda mengatakan bahwa kau sakit. Cepat sembuh ya sayang, Dadda selalu ada di hatimu.
Semoga kau tidak membenci Dadda saat mengerti semuanya, semoga kau bahagia.
×××
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fearless [ END ]
Short Story"Aku hanya ingin keluarga yang utuh," Jungkook berkata lirih, ia sedang berdoa. "Aku mencintai Jungkook! Hanya Jungkook!" Start : 22 May 2024. End : 07 Juni 2024. jjkthfm BxB! - Mpreg!
![The Fearless [ END ]](https://img.wattpad.com/cover/369472005-64-k664670.jpg)