Extra Bab Satu

939 51 1
                                    

Di sebuah rumah yang cukup megah, Jungkook kini tengah menyiapkan beberapa menu makanan untuk anak anaknya.

Jungkook masih sama, selalu menyiapkan sarapan untuk anak anaknya. Walaupun kini anak anaknya sudah bekerja. Terutama si sulung yang kini bekerja dibawah naungan sang Daddy.

Lima tahun berlalu sudah, kini sudah hampir enam tahun sejak Taehyung dan Jungkook benar benar berdamai.

Jungkook menghela nafas lelah, kini ia memutuskan untuk duduk di kursi makannya, menunggu kedua anaknya turun.

Tak perlu khawatir, berkat peran abang— Yiya kini sudah mulai mengerti, bahkan si bungsu itu dibukakan toko bunga oleh Daddy dan Daddanya.

Alasannya jelas, tak ingin Yiya bekerja— namun tetap memberinya kegiatan serta pemasukan.

Tak lama berselang, sebuah kecupan mendarat di pipinya. Jungkook menoleh saat merasakan kecupan di pipinya.

"Morning baby" Sapa orang itu, Jungkook tersenyum manis balik mengecup bibir orang itu, hanya sepersekian detik.

"Dad! Jangan mesum di meja makan!" Suara itu mengalihkan kedua orang yang kini nampak terkejut. Seperti tertangkap basah.

"Abang— maaf jika abang melihatnya" Ujar Jungkook merasa tak enak.

"Biarkan saja sayang, abang sudah besar" Ujar orang itu— Taehyung yang kini beralih duduk di kursinya.

Hadley hanya mendengus, lalu tak lama Yiya turun dengan semangat, menggunakan dress putih bermotif bunga bunga.

"Selamat pagi Daddy, Dadda, Abang!" Sapanya lalu duduk di kursi miliknya.

Setelah itu mereka berempat— ah tidak, menikmati sarapan dengan damai.

Sesekali Jungkook nampak bertanya soal pekerjaan kedua anaknya, Hadley sempat mengeluh karena Daddynya memberi pekerjaan yang cukup banyak untuknya.

Lalu Yiya yang nampak senang di toko bunga, katanya pembeli cukup ramai. Mereka bilang kualitas bunga di tokonya bagus. Jadi tak heran jika banyak pembeli langganan, sudah cukup terkenal di sosmed.

Pagi itu setelah sarapan, kedua anaknya berpamitan. Hadley seperti biasa mengantar sang adik sebelum pergi ke kantornya.

Meninggalkan Taehyung dan Jungkook.

×××

Hampir enam tahun berlalu, memang membuat keadaan berubah.

Dua— hampir tiga tahun lalu, Taehyung dan Jungkook memutuskan untuk menikah. Setelah saling berdamai dengan diri mereka masing masing, kedua orang itu memutuskan untuk kembali membangun rumah tangga.

Tepat saat Hadley dan Yiya sedang menyusun skripsinya— karena mereka ikut cumlaude. Ditahun ketiga mereka sudah sibuk dengan skripsi dan dikejutkan dengan kabar bahwa kedua orang tuanya akan menikah lagi.

Sontak membuat kedua anak itu senang, tak dapat mereka deskripsikan dengan kata kata. Hanya saja skripsian mereka menjadi lebih cepat selesai dan wisuda di gelombang pertama.

Pun Taehyung dan Jungkook nampak senang, kedua anaknya sudah besar. Mereka tak henti hentinya bersyukur.

Dan kini sudah tahun kedua lebih rumah tangga Taehyung dan Jungkook terjalin.

Keluarga mereka sangat harmonis, walaupun terkadang ada perbedaan pendapat. Namun mereka dapat menyelesaikan dengan baik, juga mereka saling berbagi cerita satu sama lain. Tak ingin kejadian dulu terulang lagi, mereka sudah banyak belajar.

"Sayang, aku tak ingin ke kantor hari ini" Gumam Taehyung yang kini mengekor Jungkook yang sibuk membenahi piring piring sisa makan tadi.

"Kenapa hyung? Lalu bagaimana pekerjaanmu? Kau tega membiarkan anakmu mengerjakan pekerjaan sendiri?" Desis Jungkook yang nampak risih di ikuti oleh sang suami kesana kemari. Pergerakan dirinya menjadi terbatas karena hal tersebut.

"Hm, rindu kau sayang" Balas Taehyung memeluk sang pujaan hati.

Jungkook mengalah, membalas pelukan itu lalu mengelus surai Taehyung. Memang sih Taehyung baru saja pulang kemarin malam dari perjalanan dinasnya.

Sebenarnya tak apa jika Taehyung tak pergi ke kantor.

"Yasudah, tidak usah ke kantor hari ini. Kau istirahat saja hyung" Balas Jungkook.

Dug!

Kedua orang itu saling tatap, pun Jungkook nampak meringis merasakan sakit.

Taehyung dengan cepat melepas pelukan lalu bersimpuh di depan perut sang suami yang membuncit— Jungkook tengah hamil.

Tersenyum senang lalu mengajak calon anaknya berbicara, "Selamat pagi nak. Maaf Daddy lupa belum menyapamu" Ujar Taehyung pada perut Jungkook yang besar.

Kandungannya sudah memasuki bulan ketujuh. Dua bulan lagi anaknya akan lahir.

"Selamat pagi Daddy, adik mau merajuk saja" Cicit Jungkook meniru suara anak kecil.

Taehyung tertawa, mengecup permukaan perut Jungkook banyak banyak. Lalu ia mendapat tendangan dari dalam.

"Ugh!" Desah Jungkook lelah.

"Adik jangan seperti itu, hari ini Daddy di rumah. Nanti kita cerita banyak ya, tapi jangan membuat Dadda sakit oke" Bujuk Taehyung yang lagi lagi dibalas tendangan.

"Huft, yang ini sering sekali menendang, perutku suka lebih cepat mengencang" Adu Jungkook mengelus perutnya pelan.

Taehyung bangkit, memeluk Jungkook dari belakang lalu mengecup pipi Jungkook sayang. Pipinya tambah gembul sejak hamil.

"Kau Dadda yang hebat, maaf kita kebobolan. Janji adik yang terakhir" Ujar Taehyung yang diangguki Jungkook.

Memang awalnya mereka tidak ingin menambah anak lagi, karena faktor usia. Namun tuhan berkehendak lain, tepat di tahun kedua pernikahan mereka. Jungkook nampak mengeluh mual mual, pun mereka pikir hanya masuk angin biasa, sampai Taehyung menemukan Jungkook pingsan di kamar mandi.

Bergegas menuju rumah sakit dengan kedua anaknya, malah mendapat kabar baik bahwa Jungkook kini mengandung usianya masih tiga minggu pertama.

Mereka senang, namun ini diluar rencana. Bahkan biasanya saat melakukan hubungan badan mereka selalu memakai pengaman.

Jungkook juga tak lupa rutin meminum pil KB setelah berhubungan badan. Tapi sepertinya malam itu mereka lupa, kebobolan.

Pagi itu, dirumah mereka hanya ada Taehyung dan Jungkook yang saling berbagi sayang di kamar mereka. Bercerita banyak tentang banyak hal, guna mengajak anaknya yang masih di kandungan juga stimulasi.

Kini keluarga itu telah utuh, benar benar menjadi keluarga setelah sekian lama berpisah.

Bahkan kini mereka akan kedatangan anggota baru, yang mungkin bisa membuat hidup mereka lebih berwarna kembali.

Mungkin Tuhan sudah berencana, membiarkan kedua pasangan itu kali ini benar benar menjaga anak mereka bersama.

Semoga saja, selalu seperti ini. Dilimpahkan kebahagiaan, mereka sudah terlalu banyak menelan sakit selama ini.

×××

END!

YEAY! Akhirnya mereka bersatu lagi ^^ siapa senang? Cung yuk!

Mau cukup atau next? Ada yang nunggu baby lahir gak nih? Hayo-

Papai!

The Fearless [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang