Bab Tigapuluhtujuh

1.7K 104 13
                                        

Hadley kini sudah sampai di Jepang, cukup merasa nyaman karena tak seorangpun yang ia kenal disini.

Menaiki taksi menuju hotel tempat ia menginap. Yang sudah disediakan pihak sekolah, dan tentu dengan perpanjangan hotel tersebut yang sudah aman oleh kakek.

Menurunkan kopernya dari bagasi taksi, lalu masuk ke dalam lobby hotel berbintang lima tersebut.

Maklum saja, pihak sekolah menyediakan penginapan bintang lima. Sekolah Hadley itu mahal, salah satu sekolah bergengsi di kota.

Serta atas permintaan Baekhyun yang diam diam mengurus semua keperluan sang cucu disana.

Setelah meminta akses kamarnya, ia segera berlalu. Masih dengan membawa kopernya, ia menolak saat resepsionis tadi hendak memanggil karyawan hotel lainnya untuk membawa kopernya.

Menunggu lift terbuka, selanjutnya hal tak terduga ketika seorang gadis menubruknya.
Membuat Hadley memfokuskan pandangan pada gadis yang tampak ketakutan itu.

"Hei? Kau kenapa?" Dengan bahasa Inggris, bahasa internasional. Ia tak tau gadis di depannya orang mana.

Tak menjawab, gadis itu berlari meninggalkan lift, Hadley berdecak saat merasa ia di abaikan pula lift nya kembali tertutup, membuat ia harus menunggu lagi.

Pintu lift terbuka, menampilkan seorang paman yang tampak cemas, "Nak? Apa kau lihat seorang gadis yang baru saja keluar lift" Tanya paman itu membuat Hadley mengangguk. Menujuk arah pergi gadis itu.

Lalu mengedikan bahu saat paman itu berlari begitu saja, entahlah Hadley tak ingin ikut campur, ia menaiki lift pergi ke kamarna.

×××

Kini Jungkook tengah cemas di dalam kamar hotelnya, sebab Hadleyia menghilang. Padahal hanya ia tinggal membersihkan diri tadi.

Pintu hotel sudah terbuka lebar membuat Jungkook panik mencari Hadleyia ke seluruh sudut kamar hotelnya, namun sang anak tak ada di kamar itu. Jungkook yakin pintu hotel terbuka lebar karena Hadleyia pergi ke luar.

Menelfon hoseok yang berada di kamar sebelah, meminta hyungnya mencari Hadleyia. Lalu Hoseok melarangnya ikut mencari.

Tak ingin berdebat ia menurut, membiarkan Hoseok seorang diri mencari anaknya. Ini bukan kejadian pertama, sudah beberapa kali terjadi hal seperti ini, namun tetap saja ia begitu cemas.

Selang tiga puluh menit sejak Hoseok pergi, pintu kamar hotel tersebut terbuka, menampilkan Hoseok yang tengah menggendong Hadleyia.

Menyuruh Hoseok menaruh anaknya di sofa dan memberikan Hadleyia tablet untuk mengalihkan fokusnya.

Kambuh lagi.

"Hyung, Hadleyia pergi kemana?" Tanya Jungkook cemas.

"Ia ada di lobby hotel, sempat menolak saat aku ingin bawa ia kembali" Jelas Hoseok.

"Syukurlah, hanya sampai lobby hotel. Lalu kenapa ia mau ikut hyung", "Aku berjanji membelikan ice cream" Ujar Hoseok.

Jungkook mengangguk, sepertinya hari ini ia akan membiarkan sang anak memakan ice cream.

Mendekati sang anak dan mengambil tablet yang ia kasih tadi, lalu menangkup pipi sang anak agar menatapnya.

"Iyya kenapa pergi sendiri hum? Memang iyya mau kemana? Kenapa tidak tunggu Dadda atau Papa Hoseok" Ujar Jungkook lembut.

"Maaf Dadda, iyya hanya merasa ada yang memanggil iyya untuk turun, tapi saat sampai di lift rasanya iyya takut sekali" Adu Hadleyia.

Jungkook mengangguk saja tak terlalu menanggapi cerita anaknya, memberi usapan lembut pada sang anak.

×××

Di kamar lain, Hadley tampak gusar. Ia tak tahu kenapa. Tapi yang jelas ia merindukan sang Dadda dan sang Adik. Sangat rindu.

Bergerak ke sana kemari mencari posisi untuk segera tidur, namun tak kunjung ia dapatkan.

Atau sepertinya ia terkena jatlag.

Mendengus kasar, lalu mengambil ponselnya. Saat ponselnya menyala, ponselnya mendapat banyak sekali pesan.

Dari para sahabat— Vian dan Gala, Kakek Baek dan Papa Seokjin. Membalas satu persatu pesan mereka. Sedikit merasa kecewa saat tak ada satupun pesan dari sang Daddy.

Berharap apa? Paling sedang sibuk dengan wanita itu.

Ia pun membersihkan diri, hari sudah mulai larut. Memutuskan untuk segera turun dan makan di restoran hotel.

Setelah merasa cukup rapih, dengan jelana jeans serta hoodie hitam, Hadley pun turun dan kini menunggu lift terbuka.

Sambil bermain ponsel, ia masuk saat pintu lift terbuka. Hanya ada ia sendiri, lalu menuju ke restoran hotel.

Saat sedang mengambil makanan, ia di kejutan dengan tepukan di bahunya.

"Nak? Kau pemuda yang tadi kan?" Tanya orang itu, dapat Hadley ingat ia paman di lift.

Hadley hanya mengangguk, lalu paman itu berkata lagi. "Terima kasih, aku menemukan anak-ku sore tadi. Persis di tempat yang kau tunjukkan, aku berhutang budi padamu nak"

"Tidak apa paman, apa ia baik? Aku melihatnya tak memakai alas kaki apapaun tadi, ia juga terlihat ketakutan, eh? Maafkan-"

"Tidak apa, ia memang berbeda. Memiliki kelebihan, kau telah menolongku. Kau berasal dari mana nak, sepertinya kau bukan orang sini?", Hadley mengangguk lalu menjawab "Aku dari Korea, Paman" Hoseok nampak mengangguk.

"Wah kebetulan, aku juga! Dan aku Jung Hoseok siapa namamu", "Aku—"

"Papa! Dimana ice cream ku!" Keduanya menoleh, lalu seorang gadis, yang ia lihat siang tadi tengah merengut sebal disana.

"Ah kalau begitu aku duluan ya, sekali lagi terima kasih atas bantuanmu anak muda"

Hadley menatap kepergian kedua orang itu datar, lalu mencari meja untuk ia makan.

Saat sedang menikmati makanannya ia melihat ke arah paman itu lagi, total ada tiga orang duduk di meja itu. Makan sambil berbagi tawa, terlihat keluarga yang bahagia.

Hadley mengalihkan pandangan, lalu dengan cepat menghabiskan makanannya, ia tak mau terbawa suasana. Mengingat dirinya telihat menyedihkan, hanya sendirian.

Setelahnya makanannya habis, menengak jus orange-nya lalu kembali ke kamar hotel. Esok akan jadi hari yang panjang.

Acara Jambore Internasional itu akan dilaksanakan besok. Ia harus istirahat.

×××

TBC

The Fearless [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang