Bab Empatpuluh

1.2K 68 5
                                    

Keduanya— Jungkook dan Hadley masih setia memeluk satu sama lain, kini kedua orang yang bak pinang dibelah dua itu sudah berada di salah satu kursi taman di hotel tsb.

Jungkook mengelus sayang punggung tegap sang putra yang masih terisak di pelukannya.

"Hiks! Dadda, kau ingat aku kan" Lirih anaknya di dalam pelukannya.

Jungkook melepas pelukan itu lembut, menangkup wajah yang begitu mirip dengannya, hanya saja sang anak memiliki mata yang tegas dan piercing di bibir.

"Bagaimana Dadda bisa melupakanmu, Hadley— maafkan Dadda nde" Ujar Jungkook masih dengan mata sembab.

Hadley nampak menggeleng, membuat Jungkook sedih, "Dadda, kenapa minta maaf hiks! Tidak boleh, Dadda tidak salah- Dadda"

"Shht, sepertinya kau belum puas menangis, sini menangis dipelukan Dadda, keluarkan semuanya sayang. Dadda disini" Lagi lagi isakan Hadley terdengar, sebenarnya Jungkook kini tengah menahan diri untuk tidak menangis lagi.

Selang sepuluh menit, terdengar suara ponsel Jungkook. Dengan cepat ia mengambil ponselnya.

"Halo? Bagaimana? Apa sudah ketemu?" Tanya Jungkook saat menjawab panggilan itu, Hadley hanya diam dipelukan sang Dadda. Masih merasa rindu teramat sangat.

"..."

"Syukurlah, apa ia baik baik saja?"

"..."

"Aku akan segera kembali, tunggu ya"

Dapat Hadley lihat sang Dadda menghela nafas lega, lalu memasukan ponselnya ke dalam saku kembali.

"Nak? Kau disini dengan siapa?" Tanya Jungkook lembut.

"Aku sendiri," Ujar Hadley.

"Kau menginap di hotel ini, benar? Lantai berapa?" Tanya Jungkook lagi pada anaknya.

"Lantai 10, kamar nomor 205" Hadley mengecup punggung tangan sang Dadda.

"Dadda ingin pergi?" Lirih Hadley menatap Jungkook penuh harap. "Dadda harus segera pergi, apa kau ingin ikut?" Hadley menatap berbinar sang Dadda lalu mengangguk cepat.

Jungkook sedikit terhibur dengan wajah berbinar anaknya, hatinya menghangat.

Mereka berdua pun kembali ke dalam hotel, Hadley menggenggam tangan sang Dadda erat seolah takut ditinggal lagi, Jungkook pun membalas genggaman tangan itu erat.

Lalu Jungkook memencet tombol berangka 10, Hadley hanya diam mengikuti sang Dadda yang berhenti tepat di samping kamarnya.

Lalu membuka pintu tersebut dengan akses card. Mereka berdua memasuki kamar tersebut.

Disana nampak ada seorang laki-laki dan wanita duduk di sofa, menonton kartun.

"Yiya—" Panggil Jungkook membuat atensi kedua orang disana teralih. Hoseok dan Yiya.

Yang dipanggil berlari kecil mendekati sang Dadda, masuk ke pelukan sang Dadda.

"Dadda! Tadi Yiya bertemu kucing! Yiya ingin membawanya tapi dia malah kabur! Jauh sekali" Adu gadis itu, sedangkan Hadley hanya diam memandang Dadda dan gadis yang cukup ia kenali.

"Loh nak? Kau lagi?" Ujar Hoseok menyadari kehadiran Hadley.

Hadley mengangguk kaku, "Kau! Kau yang menolongku kan? Aku ingat, aku masih menyimpan hoodiemu! Sangat wangi!" Yiya tampak berlalu memasuki sebuah kamar.

Jungkook dan Hoseok berpandangan bingung, lalu setelahnya Yiya nampak menjulurkan hoodie yang dua hari lalu dipakai anak itu saat di ruang kesehatan.

Jungkook ingat, pagi itu saat ia menjemput sang putri di lokasi Jambore, putrinya mengenakan hoodie itu dan berkata bahwa ini hoodie seseorang yang menolongnya.

The Fearless [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang