Bab Empatpuluhsembilan

1.8K 109 4
                                        

Kini Hadley sudah diperbolehkan pulang setelah menjalani perawatan selama tiga hari di rumah sakit. Namun ia harus tetap memakai gips di tangannya, juga chekup.

Jungkook tengah membenahi barang barang sang anak, Hadley hanya diam menatap Daddanya yang sibuk.

"Dadda, aku pulang kemana?" Tanya Hadley.

Kegiatan Jungkook terhenti, ia menatap Hadley. "Abang ingin kemana? Kerumah atau ikut Dadda ke apartemen? Sampai abang sembuh nanti" Ujar Jungkook menawarkan.

"Mau ikut Dadda, boleh?" Jungkook mengangguk mengelus sayang surai sang anak lalu membawa anaknya keluar dari ruang rawatnya, menuntun tangan kiri sang anak yang bebas dari gips.

Kini keduanya sudah dalam perjalanan, dengan Jungkook yang menyetir.

"Dadda? Apa boleh, kerumah Daddy dulu? Aku ingin mengambil barangku disana" Ujar Hadley pelan.

Jungkook menatap sang putra sejenak lalu mengangguk setelahnya. Lalu membawa mobilnya menuju rumah lamanya.

"Dadda tunggu disini saja tak apa, aku berjanji hanya sebentar" Ujar Hadley lalu turun begitu saja dari mobil. Meninggalkan Jungkook yang menatap rumah dihadapan dengan pandangan rindu amat mendalam.

Tak lama sebuah mobil datang, berhadapan dengan mobilnya. Merasa menghalangi jalan Jungkook memundurkan mobilnya.

Mobil tersebut masuk, setelahnya keluarlah Baekhyun dan Chanyeol dari mobil tersebut. Jungkook menatap mereka dalam, rindu sekali. Bersyukur bahwa kedua orang tuanya sehat.

Masih memandang kedalam halaman rumah tersebut, Hadley keluar membawa sebuah tas dipunggungnya. Lalu Baekhyun tampak menatap Hadley cemas, memeriksa seluruh badan Hadley, dapat Jungkook lihat Hadley hanya pasrah dan menatap melas Baekhyun dan Chanyeol yang tak kunjung memberi jalan ia pergi.

Melihat anaknya yang tampak frustasi, hendak di giring masuk oleh kedua kakeknya itu. Jungkook memutuskan untuk turun dari mobilnya. Suara tutupan pintu membuat ketiga orang tersebut mengalihkan tatapan.

"Astaga- Chan... Apa aku bermimpi" Ujar Baekhyun menatap Jungkook yang kian mendekat tak percaya.

"Baek- sepertinya kita bermimpi" Ucap Chanyeol.

Hadley memutar matanya malas, cukup terkejut juga karena sang Dadda turun.

"Selamat siang Papa dan Papi, apa kabar" Ujar Jungkook menyapa kedua orang itu.

"Chan, ia bersuara, sangat mirip dengan Jungkook!" Lirih Baekhyun yang disetujui Chanyeol.

"Ck! Kakek! Itu Dadda sungguhan, kalian tidak bermimpi!" Celetuk Hadley yang nampak malas menonton kejadian itu.

"Jungkook? Kau sungguh Jungkook?!" Teriak Baekhyun lalu memeluk tubuh Jungkook seketika. Memeriksa bahwa Jungkook di hadapannya benar nyata.

"Chan! Ia benar Jungkook, aku bisa menyentuhnya! Kita tidak bermimpi!" Pekik Baekhyun senang. Chanyeol mendekat bergabung dalam pelukan itu mengelus surai Jungkook sayang.

"Kau Jungkook nak? Kemana saja kau selama ini, kami mencarimu" Ucap Chanyeol yang hanya dibalas senyuman canggung.

"Maaf Papa dan Papi, aku pergi tanpa pamit. Bahkan aku tak tau apa aku masih pantas memanggil kalian Papa dan Papi" Balas Jungkook pelan.

"Jangan seperti itu! Kau tetap anak kami!"

"Tetap panggil kami Papa dan Papi, kita orang tua mu. Sampai kapanpun dan apapun yang terjadi" Balas Chanyeol.

Jungkook mengangguk membalas pelukan kedua orang itu. Merasa hangat.

Hadley mengalihkan pandangannya, lalu memisahkan pelukan itu. Menggengam tangan Daddanya, "Dadda ayo pergi, nanti ia keburu pulang. Aku tak ingin kau bertemu dengannya" Ujar Hadley membuat mereka bertiga menatap Hadley sendu. Mereka tau 'ia' yang dimaksud Hadley adalah Daddynya.

"Tenanglah nak, Daddy mu tak akan datang. Sore nanti ia akan pergi ke Singapura dan menetap disana mulai sekarang" Ujar Chanyeol membuat Hadley terdiam.

Jungkook juga, ia cukup terkejut.

"Apa kau sudah bertemu dengan Taehyung, Kookie?" Tanya Baekhyun yang dibalas anggukan oleh Jungkook.

Hadley menatap sang Dadda terkejut, kedua orang tuanya sudah bertemu? Kapan? Kenapa ia tak tau?, Hadley hanya bertanya dalam hati.

"Aku sudah bertemu Taehyung hyung, kita juga sudah mengobrol banyak hal. Taehyung sudah meminta maaf akan semua yang ia lakukan padaku Papi" Balas Jungkook terbata, "Aku dan Taehyung juga sudah bercerai, Taehyung sudah menyetujui surat cerai yang aku kirimkan dulu. Kita sudah tak ada hubungan apapun lagi sekali orang tua dari si kembar" Jungkook nampak gemetar.

"Apa kau sudah memaafkan Taehyung nak?" Tanya Baekhyun, Jungkook mengangguk mantap.

"Aku sudah memaafkan Taehyung Papi. Aku rasa bukan hanya salah Taehyung aku juga berperan, karena tak mengerti keadaan kondisi Taehyung pada saat itu" Ucapan Jungkook membuat kedua kakek itu bernafas lega.

"Apa kau masih mencintai Taehyung?" Kali ini Chanyeol membuat Jungkook menatap Chanyeol dalam.

"Tolong cegah Taehyung pergi nak jika kau masih mencintainya. Perbaiki hubungan kalian demi si kembar. Papa yakin kau masih mencintai Taehyung, mata mu menjelaskan semuanya. Taehyung juga masih mencintai dirimu begitu sangat, hanya kau Jungkook"

"Kakek! Cukup! Jangan katakan omong kosong! Daddy tidak mencintai Dadda! Daddy berselingkuh di belakang Dadda!" Ujar Hadley dengan nafas memburu, nampak sekali ia marah, wajahnya kian memerah.

"Kim Hadley! Bicara yang sopan, ia kakek mu" Tegur Jungkook pada sang anak.

Hadley mengalihkan pandangan, lalu sang Kakek- Chanyeol mengeluarkan ponselnya, memutar rekaman dan memperlihatkan itu pada Hadley.

"Lihat ini, ini rekaman malam itu" Hadley melihat rekaman itu, masih dengan ia dikuasai amarah.

"Jungkook? Kau Jungkook?!" Suara Taehyung tampak jelas, karena Taehyung kini sudah ada di sebuah kamar. Ia menyewanya untuk istirahat.

Taehyung tampak sudah mabuk sekali, wajahnya bahkan memerah.

"Jungkook! Aku merindukanmu! Sangat!" Taehyung tampak mendekati orang itu.

Yang sialnya adalah seorang perempuan, Sana. Sekretarisnya yang datang menjemput.

Sana hanya diam saat Taehyung berjalan terseok menghampirinya yang masih berdiri di belakang pintu. Tampak mematung.

Lalu setelahnya Taehyung menerjang sana dengan sebuah ciuman, ciuman panas. Mereka saling melumat satu sama lain.

Sampai pada saat ciuman itu terlepas, Taehyung kembali bergumam nama Jungkook.

Membuat Sana tersadar akan kebodohannya. Rasanya cukup sakit- Sana bahkan terlihat menghapus kasar air matanya.

Lalu ia membopong Taehyung keluar dari kamar itu, membawa Taehyung pergi ke rumahnya dengan Taehyung terus mengumumkan Jungkook.

Seperti, "Aku mencintaimu Jung", "Jangan tinggalkan aku", "Jungkook aku hanya mencintaimu, sampai kapanpun"

Rekaman itu mati Hadley tampak berperang dengan pikirannya, ketiga orang itu hanya diam memperhatikan. Jika boleh jujur Jungkook merasa sakit kala tau Taehyung mencium orang lain.

"Penerbangan Taehyung pukul enam sore nanti, jika kalian memberi kesempatan padanya datanglah, tahan dia pergi. Anak itu telalu bodoh dan selalu menyalahkan diri-nya sendiri selama ini" Ucap Baekhyun.

Belum sempat Jungkook menjawab, Hadley menariknya pergi dari sana. Meninggalkan Baekhyun dan Chanyeol yang menatap kepergian mobil itu sendu.

Berharap anak mereka mendapat kesempatan kedua.

×××

TBC

The Fearless [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang