POV Becky
Ini udah 30 menit lebih Freen berbicara bersama Nam dan Irin, kenapa lama sekali? Apa yang mereka bahas. Sebenarnya aku ingin menyusul Freen kesana, tapi aku takut nanti Freen marah. Kalau gini aku jadi gak fokus berkerja...
Tiba-tiba..
Ceklek..
Pintu ruanganku terbuka dan aku melihat istriku yang masuk, aku langsung menghampirinya dan memeluk erat tubuhnya. Aku seperti orang yang tidak berjumpa dengan istriku selama bertahun-tahun.
"Kenapa lama sekali sayang? Aku menunggumu disini.."
"Maaf baby, ada sedikit hal yang aku bahas dengan Phi Nam dan Phi Irin.."
"Apa yang kalian bahas sayang? Apakah sangat penting?"
"Hahaha tidak, kami hanya mengobrol random aja baby.."
"Baiklah sayang, sebentar lagi kita ketemu dokter. Sebelum itu aku harus menandatangani berkas-berkas ini dulu.." ucapku.
"Kamu mau makan sesuatu sayang? Kalau mau aku bisa pesankan"
"Tidak baby, aku akan menunggumu di sofa. Silahkan berkerja.."
"Baiklah, kalau kamu bosan kasih tahu aku oke.." ucapku lalu mencium bibir Freen.
Setelah itu, Freen langsung duduk di sofa dan aku duduk di kursi kerjaku. Aku mulai fokus menandatangani semua berkas dan membacanya terlebih dahulu.
Tiba-tiba...
Ceklek
Suara pintu ruanganku terbuka dan tampaklah Jasmine masuk dengan membawa beberapa berkas lagi. Aku kesal, bisa-bisanya dia masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Istriku pasti akan mencurigaiku lagi jika seperti ini.
Aku bisa melihat wajah kaget Freen ketika Jasmine masuk tanpa mengetuk pintu. Aku harus tegas..
"Jasmine!! Kenapa lo masuk tanpa ketuk pintu terlebih dahulu?" tanyaku dengan suara tinggi.
"Maa..maaf bos, saya lupa.." ucapnya sambil menunduk.
"Lupa? lo udah kerja disini 5 bulan dan gue udah kasih tahu lo dari awal.." ucapku.
"Kalau kerja lo gini terus, mending gue pecat lo.." ucapku dengan nada marah.
"Ma..maaf bos, saya janji gak akan ngelakuin hal ini lagi. Tolong jangan pecat saya.." ucapnya.
"Untuk kali ini lo gue maafin, kemarikan berkas itu.." ucapku.
Lalu Jasmine meletakkan berkas yang ia bawa ke mejaku dan aku mulai menandatanganinya. Setelah itu dia keluar dari ruanganku.
Istriku sedari tadi hanya diam, dia bahkan tidak mengatakan apapun tentang kejadian tadi. Lalu aku menghampirinya dan memeluknya dari samping.
"Sayang.."
"Kenapa baby?"
"Kamu marah?"
"Tidak. Aku gak marah sama sekali, aku mempercayaimu. Tapi kalau suatu saat aku lihat kamu bermain di belakangku, aku gak segan-segan akan pergi dari hidupmu.." ucapnya serius.
Aku tidak akan membiarkan dia pergi dalam hidupku, Freen adalah semangatku dan alasan aku hidup. Aku gak akan pernah mempermainkan kepercayaannya bahkan dalam mimpi sekalipun.
"Kamu tenang aja sayang, aku akan selalu setia kepadamu.."
Setelah mengatakan itu, aku langsung membawa Freen duduk ke pangkuanku. Aku mulai mencium bibirnya dan memasukkan lidahku ke dalam sana. Freen juga membalas ciumanku, bahkan lidah kami saling membelit satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Wife (Beckfreen)
RomanceCerita tentang seseorang yang harus menikah karena perjodohan, sampai akhirnya mereka jatuh cinta dan membangun keluarga yang harmonis. . . Edisi Beckfreen GxG 18+