POV Becky
Hari ini aku akan telat pulang ke rumah, aku sudah memberitahu istriku tadi pagi sebelum berangkat. Kini waktu sudah menunjukkan jam 11 malam, aku masih saja berkutik dengan berkas-berkasku. Aku harus menyelesaikan ini sesegara mungkin agar cepat pulang, aku rindu istriku tersayang..
Besok aku dan Freen akan menjumpai dokter Engfa untuk proses IVF yang kami ikuti dua hari yang lalu. Aku sungguh bersemangat untuk hal itu, karena kemungkinan besar aku akan menjadi seorang Daddy nanti. Ah aku sangat tidak sabar..
Membayangkan Freen sedang mengandung anak kami, membuat aku tersenyum sendiri. Aku sungguh siap jika menjadi orangtua nanti. Aku akan memberikan kasih sayang penuh ke anakku kelak dan tentunya kasih sayangku kepada istriku tidak akan pernah pudar.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu membuat fokusku teralihkan.
"Masuk..."
Setelah aku mengatakan itu, masuklah seseorang.
"Ada apa?" tanyaku dingin tanpa melihat siapa yang datang.
"Maaf bos, saya membawakan minuman milk tea buat bos, saya dengar bos suka minuman ini. Jadi tadi saya membelinya untuk menemani lembur bos malam ini.." ucap Jasmine.
Saat dia mengatakan itu, aku langsung mengangkat kepalaku untuk melihatnya dan betapa kagetnya aku saat melihat dia hanya menggunakan pakaian seperti lingerie.
"Letakkan saja di meja sofa itu.." ucapku kembali fokus ke berkas-berkas.
"Baik bos.." ucap Jasmine.
"Kalau sudah selesai, silahkan keluar.." ucapku dingin karena Jasmine tidak kunjung keluar setelah dia meletakkan minuman tadi.
"Baik bos.."
Jasmine pun langsung melangkahkan kakinya ke pintu keluar, namun langkahnya terhenti ketika aku memanggilnya lagi..
"Jasmine.." ucapku.
"Iya bos?"
"Jangan berpakaian seperti itu lagi saat di kantor, jika besok saya melihatmu berpakaian terbuka lagi, saya akan memecatmu.." ucapku dengan tatapan tajam ke arahnya.
"Ba..baik bos, maafkan saya.."
Setelah itu Jasmine langsung berlalu pergi. Sudah lama sekali aku ingin menegur cara berpakaiannya, tapi baru kali ini aku bicara. Sungguh pakaian yang ia gunakan di kantor selalu terbuka, malah malam ini Jasmine makin berani menggunakan baju seperti lingerie.
Sejujurnya aku udah lama tahu kalau Jasmine menaruh hati kepadaku, tapi aku mengabaikannya. Namun jika dia bertindak berlebihan, maka aku akan bertindak tegas kepadanya.
Sedangkan untuk minuman yang Jasmine bawa, aku tidak akan meminumnya sama sekali. Aku harus hati-hati terhadapnya. Aku takut dia sudah melakukan sesuatu ke minuman itu.
.
.
.
Kini waktu menunjukkan jam 1 malam, akhirnya semua pekerjaanku selesai juga. Aku pun memutuskan untuk pulang ke rumah. Namun ketika langkah kakiku sudah sampai di parkiran mobil, aku dihentikan oleh Jasmine."Bos.."
"Ada apa?"
"Bisa saya ikut bos pulang? Mobil saya mogok lagi. Saya gak berani pulang pakai taksi karena ini tengah malam"
"Maaf saya gak bisa, istri saya sudah menunggu saya dirumah. Saya akan menelpon bodyguard saya untuk mengantarmu.."
Setelah mengatakan itu, aku langsung menelpon bodyguardku, beberapa menit kemudian dia pun datang kesini.
"Jeff, tolong antarkan sekretarisku ini ke rumahnya.." ucapku.
"Baik bos.."
Setelah itu Jeff langsung pergi mengantarkan Jasmine. Aku juga langsung masuk ke mobil dan mulai mengendarainya. 30 menit akhirnya aku sampai di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Wife (Beckfreen)
RomanceCerita tentang seseorang yang harus menikah karena perjodohan, sampai akhirnya mereka jatuh cinta dan membangun keluarga yang harmonis. . . Edisi Beckfreen GxG 18+