Bab 51 Bisa Aja

1.5K 179 7
                                    

Kini aku sedang membujuk istriku yang masih merajuk karena hal yang dikatakan oleh sahabat-sahabat kami tadi.

"Sayang, jangan marah lagi, itu hanya masa lalu.." ucapku lembut.

"Aku hanya berteman dengan mereka, tidak lebih.." ucapku lagi.

"Berteman tapi selalu pelukan dan bahkan bebas cium pipi. Aku aja gak pernah gitu, kamu itu first kiss aku tahu gak sih. Bahkan kamu yang pertama kali menyentuh seluruh tubuhku.." ucap Freen cemberut.

"Sayang, kamu juga first kiss aku dan kamu juga orang pertama yang menyentuhku.." ucapku jujur.

"Mana ada!! Pipi kamu aja udah dicium duluan sama oranglain.." kesal Freen.

"Sayang, itu hanya ciuman pertemanan aja. Mereka juga tidak sesering itu mencium pipiku.." ucapku lembut.

"Tapi tetap saja!! Kamu membiarkan mereka mencium pipimu, apa kamu juga mencium pipi mereka? Atau bahkan kamu mencium mereka di tempat lain?" ucap Freen menatap tajam ke arahku.

"Tidak!! Hanya mereka yang mencium pipiku, aku tidak melakukan apapun. Mereka juga menciumku saat aku tidak fokus, lebih tepatnya mereka sering mencuri ciuman di pipiku.." ucapku jujur.

"Owh jadi mereka mencuri ciuman di pipimu? Jadi kalau kamu yang memberikan bunga itu apa? Itu juga karena mereka mencuri bunga darimu dan kamu dengan sepenuh hati memberikannya?" ucap Freen semakin kesal.

"Aaa itu, karena saat itu mereka sedang berulang tahun, jadi aku sedikit memberikan hadiah.." ucapku.

"Owh gitu ya, sebatas teman tapi bisa memeluk, mencium dan juga saling memberikan hadiah. Aku juga akan mencobanya nanti dengan Phi Heng.." ucap Freen.

"Aaaaa tidak boleh!! Kamu itu punya aku, aku gak mau kamu mencium dan memeluk orang lain selain diriku. Cukup Faye, Nam dan Irin aja karena dia sahabat kita dan itu juga hanya sebuah pelukan singkat, kalau yang lain tidak boleh!!" ucapku.

"Kamu aja bisa dengan yang bukan sahabatmu, aku juga ingin mencoba dengan Phi Heng atau Phi Noey karena aku belum pernah memeluk mereka.." ucap Freen ketus.

"Itu masa lalu sayang dan kami hanya berteman tidak lebih.." ucapku.

"Pembohong!! Banyak sekali alasanmu nona Armstrong.." kesal Freen lalu berbaring membelakangi tubuhku.

"Aaaaa sayang jangan gini, udah dong marahnya. Terus kamu jangan tidur membelakangi aku seperti ini, gimana caranya aku minum susu?" ucapku merengek.

"Kamu mau minum susu? Di dapur banyak susu.." ucap Freen tanpa berbalik sedikitpun.

"Bukan susu itu, aku mau susu kamu.." ucapku.

"Tidak ada susu untukmu Becky Armstrong dan kamu juga tidak akan mendapatkan jatah selama sebulan!!" tegas Freen.

"Tidak!! Aku mau susu aaaaaa sayang jangan gini dong.." ucapku merengek.

"Minta susu sama teman dekatmu dulu aja, lumayan susu mereka banyak.." ucap Freen.

"Aku gak mau susu mereka, aaaaa sayang maafkan aku, jangan marah lagi..." ucapku mulai menangis.

"Diamlah, aku mau tidur. Kamu sangat berisik.." ucap Freen.

"Aku mauuuu susuuuuuu ituuuuuu.." ucapku makin kencang menangis.

Mungkin karena suara tangisanku yang kencang, sehingga membuat pendengaran Freen sakit, ia membalikkan badannya ke arahku dan langsung mengeluarkan dua payudara kesukaanku itu dari baju lingerie yang ia pakai.

"Ckk diamlah, ini susumu.." ucap Freen sambil memegang payudara.

Aku yang melihat itu langsung tersenyum dan ikut berbaring. Lalu tanpa berlama-lama aku langsung memasukkan mulutku ke puting pink milik istriku ini dan satu tanganku yang lain juga ikut meremas pelan payudara yang menganggur.

My Lovely Wife (Beckfreen) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang