POV Becky
Sudah seminggu lebih keadaan istriku masih tetap sama, hampir setiap hari Freen selalu mual dan memuntahkan isi perutnya. Aku sebagai suaminya tentu saja merasa sangat khawatir. Tapi ketika aku membawa Freen ke dokter, katanya itu hal yang wajar terjadi bagi ibu hamil.
Selama istriku dalam keadaan seperti ini, aku sama sekali tidak pernah pergi ke kantor. Aku mengerjakan semua pekerjaan kantor di rumah kami karena aku ingin menjaga Freen. Sebenarnya orangtua kami pernah meminta aku dan Freen untuk sementara tinggal di tempat mereka, tapi aku menolaknya karena aku masih bisa merawat istriku sendiri. Tapi tetap saja mereka sesekali datang mengunjungi Freen.
"Kamu sudah lebih baik sayang?" tanyaku ke Freen.
"Lumayan baby, kamu kalau mau pergi ke kantor tidak apa-apa, di rumah masih ada maid.." ucap Freen.
"Tidak sayang, selama keadaan kamu masih seperti ini, aku akan selalu di sampingmu. Aku tidak mungkin membiarkan orang lain yang merawatmu.." ucapku lembut lalu membawa Freen duduk ke pangkuanku.
"Baiklah.." ucap Freen sambil menyenderkan kepalanya ke dadaku.
Tiba-tiba...
Ponselku berbunyi, aku pun langsung melihat siapa yang menelepon dan itu bertuliskan nama sekretaris. Kenapa dia menelpon?
Ngomong-ngomong soal Jasmine, aku tidak memecatnya karena kejadian kemarin. Bagaimanapun dia tidak ada melakukan kejahatan apapun kepadaku dan istriku, untuk kejadian itu aku menganggapnya sebagai hal yang wajar jika kita sedang terluka pasti akan memerlukan bantuan seseorang.
Istriku juga bilang jangan memecat Jasmine karena masalah kemarin. Hanya saja aku akan lebih berhati-hati kepadanya. Namun jika suatu saat dia melakukan sesuatu yang membuat hubunganku dan Freen berantakan, aku tidak akan tinggal diam. Soalnya Papa Mama sudah memberitahu kami bagaimana sifat asli si Jasmine.
"Siapa baby?"
"Sekretarisku menelpon sayang.."
"Angkat saja, mungkin ada hal yang mendesak di kantor.."
"Oke sayang.."
Aku pun langsung mengangkat telpon dari Jasmine dan membesarkan speaker hpku agar Freen bisa mendengarnya juga.
"Ada apa?" ucapku dingin.
"Maaf bos, saya mau memberitahukan bahwa minggu depan ada perjalanan bisnis dengan tuan Saint ke London. Bos pernah mengatakan kalau saya harus memberitahu bos seminggu sebelum keberangkatan.." ucap Jasmine disana.
"Oke baiklah, silahkan atur semua berkas yang akan dibawa kesana. Jangan ada yang ketinggalan.."
"Baik bos.."
Tut..
Aku langsung memutuskan panggilan tersebut.
"Kamu ada perjalanan bisnis ke London?" tanya Freen.
"Iya sayang, minggu depan aku harus kesana. Apa kamu bisa menemaniku?"
"Aku gak tahu baby, kalau keadaanku masih seperti ini, yang ada aku menyusahkanmu disana dan membuat urusan semakin lama.." ucap Freen.
"Semoga kamu sudah membaik beberapa hari ke depan, aku tidak mau meninggalkan kamu sendirian disini sayang.." ucapku sambil memeluknya.
"Kamu gak usah khawatir baby, ada orangtua kita yang akan menjagaku untuk sementara waktu.." ucap Freen.
"Tapi tetap saja aku gak bisa melihat kamu beberapa hari, aku pasti rindu banget sama kamu nanti.." ucapku dengan suara manja.
"Aw apa seorang Daddy seperti ini? Kamu sebentar lagi punya anak baby.." ucap Freen lembut sambil mengelus kepalaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Wife (Beckfreen)
RomanceCerita tentang seseorang yang harus menikah karena perjodohan, sampai akhirnya mereka jatuh cinta dan membangun keluarga yang harmonis. . . Edisi Beckfreen GxG 18+