POV Becky
Saat ini aku sedang berada di ruangan tempat dimana istriku dirawat. Papa dan Mama sedang pulang sebentar ke rumah untuk mengambil pakaian untuk Freen dan juga diriku. Kami akan menginap disini, besok kami baru bisa pulang.
Aku menatap wajah teduh istriku yang sedang tertidur, rasa bersalah masih tetap menghantuiku. Ku genggam tangan Freen dan menciumnya, lalu ku usap pelan perut istriku.
"Aku akan menjaga kalian selalu.." gumamku.
Beberapa menit kemudian, akhirnya Freen terbangun dari tidurnya. Aku menatapnya dengan penuh kasih sayang dan ingin mencium keningnya. Namun Freen menghindar, bahkan tangannya yang masih aku genggam ditariknya. Aku tahu dia masih marah kepadaku.
"Sayang, kamu sudah lebih baik?" tanyaku lembut.
Tapi Freen tetap diam dan bahkan enggan untuk menatap ke arahku.
"Kamu makan dulu ya? Tadi dokter bilang kalau kamu sudah bangun harus langsung makan, supaya ada tenaga dan bisa minum obat.." ucapku sambil mengaduk bubur yang sudah disiapkan untuk Freen.
Saat aku ingin menyuapinya, tiba-tiba...
"Tidak usah!! Aku bisa sendiri.." ucapnya dingin.
"Biar aku saja yang menyuapimu sayang, kamu istriku, aku yang harus merawatmu.." ucapku lembut.
"Lebih baik kita cerai.." ucap Freen tiba-tiba.
Mendengar ucapan Freen barusan, seketika air mataku langsung turun membasahi pipiku. Aku menangis lalu memeluknya.
"Aku tahu kamu marah samaku, kamu boleh lakukan itu. Tapi aku mohon jangan tinggalkan aku sayang, jangan pisahkan aku dengan dirimu dan anak kita. Aku mencintaimu, aku sungguh-sungguh mencintaimu. Aku tidak pernah sekalipun berpikir akan selingkuh, semua yang kamu lihat tidak seperti itu.." ucapku lalu mulai menceritakan apa yang sebenarnya terjadi antara aku dan Jasmine.
Tapi lagi dan lagi Freen hanya diam, dia tidak bereaksi apapun terhadap ucapanku. Aku yang melihatnya begitu langsung menghapus air mataku dan mulai mengambil bubur untuk menyuapi Freen.
"Aku mohon kamu makan dulu, agar kamu punya tenaga. Kasihan anak kita di dalam perut sayang.." ucapku lembut lalu mengarahkan sendok ke mulut Freen.
Akhirnya Freen mau menerima suapan dariku, aku dengan cekatan menyuapi Freen dengan hati-hati. Aku tersenyum bahagia saat melihat bubur itu habis. Selanjutnya aku langsung memberikan obat untuk Freen minum.
Tiba-tiba...
Ceklek..
Papa Mama masuk dengan membawa tas berisi bajuku dan Freen. Papa Mama juga membawa beberapa cemilan dan makanan untukku makan.
"Sayang kamu sudah bangun?" ucap Mama lalu mencium kening Freen.
"Jangan seperti ini lagi, Papa khawatir.." ucap Papa lalu mencium kening Freen juga.
"Maafkan Freen Pa Ma.." ucap istriku dengan suara masih terdengar lemas.
"Gpp sayang, ini bukan salahmu. Kedepannya kamu harus lebih hati-hati, karena kamu sedang mengandung buah hati kalian. Jangan terlalu stress, jangan pernah lari dan jangan kerja yang berat-berat dulu.." ucap Mama.
"Iya Freen, apa yang Mama bilang itu betul, kamu harus ingat itu. Kalau ada apa-apa kamu harus kasih tahu Becky dulu, dia yang akan menjagamu.." ucap Papa.
Freen hanya mengangguk..
"Kalian jangan bertengkar lagi sayang, Papa sama Mama udah tahu. Kalian harus saling percaya satu sama lain, di luar sana pasti banyak yang ingin memisahkan kalian. Tapi jika kalian saling percaya dan bersatu, semua itu gak akan pernah terjadi.." ucap Papa lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Wife (Beckfreen)
RomanceCerita tentang seseorang yang harus menikah karena perjodohan, sampai akhirnya mereka jatuh cinta dan membangun keluarga yang harmonis. . . Edisi Beckfreen GxG 18+