Bab 40 : Disneyland

20 2 0
                                    

Pagi menjelang siang, kedelapan remaja itu mulai bosan karena tidak ada yang bisa ia lakukan saat ini. Setelah memakan sarapan pagi, mereka hanya bersantai di ruang tengah. Para lelaki asyik memainkan playstation sementara keempat perempuan mengobrol santai sambil menikmati sebotol bir untuk menghangatkan tubuh mereka.

"Sasya, apa jadwal kita selanjutnya?" tanya Gani yang sudah bosan dikalahkan terus oleh Abi.

Sasya nampak kebingungan. Jujur rencana yang ia siapkan hanya untuk malam hari. Ia masih belum memikirkan apa yang harus mereka lakukan pada siang hari. Ia pun meminta Vanesha untuk mencari beberapa referensi tempat yang menjadi rekomendasi jika ingin berpergian.

Vanesha sudah mencari beberapa referensi tempat yang bisa mereka kunjungi, tapi semua usulannya ditolak oleh ketujuh sahabatnya yang lain. Namun ia tidak menyerah, ia kembali menyelami internet untuk mencari rekomendasi tempat lain yang layak mereka kunjungi.

"Bagaimana kalau ke Disneyland?" celetuk Mega dari arah dapur untuk mengambil beberapa ice cream untuk dirinya sendiri. Ketujuh temannya langsung menatap ke arah Mega yang kelihatan kebingungan karena mereka tatap. "Kenapa?" tanya Mega clue less.

"Baiklah kita akan ke Disneyland setelah ini. Gue bakal telpon Paman Izumi buat jemput kita 1 jam lagi. Jadi kalian bersiap-siaplah mulai sekarang," titah Sasya yang langsung dipatuhi oleh ketujuh sahabatnya. Mereka berhamburan ke kamar masing-masing untuk berganti pakaian maupun berdandan sebelum akhirnya meluncur ke kerajaan fantasi itu.

1 jam kemudian...

Paman Izumi dan temannya, Yamato, membawa mereka menuju kerajaan fantasi menggunakan sebuah elf mini milik Yamato. Paman Sota hari ini berhalangan hadir karena badai salju di desanya mengakibatkan dirinya tidak bisa ke Tokyo untuk menjemput mereka.

Perjalanan dari villa ke Disneyland kurang lebih 45 menit.

"Dengar, kalian jangan pergi jauh-jauh, kalau ada yang pengen mencar setidaknya kasih tau gue atau Dana. Terus kalian minimal pergi berdua, jangan pergi sendirian! Dan jika tersesat, kabari lewat grup chat. Paham?" tegas Sasya sembari membagikan tiket masuk kepada masing-masing temannya.

Setelah mendapat tiket, keenam temannya berhamburan, mendahuluinya karena sudah tidak sabar mencoba berbagai wahana yang mereka temukan dalam internet.

"Dasar mereka itu..." geram Sasya melihat tingkah teman-temannya yang berubah kekanakan setelah memasuki kerajaan fantasi itu.

"Sudahlah, biarkan saja mereka. Kita nikmati saja wahana yang ada," ucap Dana yang kini berjalan disampingnya. Mereka berdua berdampingan hingga menuju salah satu wahana yang paling mencolok dalam Disneyland, Roller Coaster.

"Lo yakin?" tanya Dana sedikit meragu pasalnya ia sama sekali belum pernah menaiki wahana seekstrim ini sebelumnya. Perahu goyang yang ada di pasar malam saja, hanya dengan melihatnya Dana sudah merasa mual. Apalagi sekarang ia harus menaiki benda cepat menakutkan ini.

"Gue yakin 1000% persen. Ayo..." Sasya dengan gembira mengajak Dana masuk ke dalam wahana tersebut. Setelah mengantri beberapa saat akhirnya giliran mereka untuk naik, mereka berdua duduk bersebelahan di kursi tengah karena Dana menolak untuk duduk di kursi paling depan.

GREP!

Sasya menggenggam tangan Dana yang terlihat gemetar sebelum wahana melaju. Dengan senyuman, ia berkata, "Lo boleh remes tangan gue kalau lo takut, Dan. Trust me, ini bakalan seru". Dana hanya bisa menghela nafas. "I trust you," jawabnya.

"WHAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA..." Wahana mulai melaju. Sasya berteriak kegirangan dan tertawa terbahak-bahak melihat partnernya, Dana yang sama sekali tidak mau membuka matanya sambil terus meremas tangannya.

BERANDAL KESAYANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang