Selama istirahat, mata Lingga tak bisa lepas dari orang yang ia cintai. Wajahnya yang polos dan senyumnya yang manis membuatnya ingin mendekat dan bergabung dengan mereka. Tapi ia masih sayang nyawanya. Jika berurusan dengan Vanesha, ia pasti akan berurusan dengan satu geng berandal itu. Pupus sudah harapannya untuk mendekati gadis polos itu.
Gani yang sedaritadi mengikuti arah pandang Lingga menyungingkan senyuman miring. "Lo kenapa natep ke arah mereka terus? Suka lo sama salah satu dari mereka?" tanyanya.
Lingga menggeleng cepat. "Gue masih sayang nyawa, Gan. Gue gak mau mati muda karena coba deketin Vanesha lagi," ucapnya. Ya, dia sempat hampir dihajar oleh HTS-nya Gani, Aditya Kahyang karena mencoba memberikan hadiah berupa gelang kepada pujaan hatinya. Sungguh malang.
"Kalau lo mau, gue bisa bantu lo nimbus sirkel mereka. Lagian, sekarang gue udah jadi bagian dari sirkel mereka kalau lo tau," ucap Gani bangga. Memasang wajah arogan menyebalkan.
"Yeuuu... Jadi berandalan kok bangga. Lo harusnya bangga karena jadi gue. Udah pinter, berkelas, ganteng, pinter nyanyi. Nikmat apa yang kau dustakan," ucap Lingga tak kalah sombong. Menaik turunkan alisnya, menggoda Gani.
"Intinya lo mau dikenalin sekali lagi ke Vanesha gak?" kesal Gani. Lingga menggeleng semenit kemudian mengangguk membuat Gani tambah kesal. "Jadi cowok yang konsisten anjeng! Lo kalau gak mau gue bantuin ya udah sieee," pancing Gani.
"Gue mau! Mau banget! Tapi gue takut diamuk HTS lo lagi karena deketin Vanesha," ucap Lingga memelas.
"Jangan takut! Ayo gue kenalin ke mereka," ucap Gani menarik tangan Lingga untuk bertemu dengan keempat gadis berandal itu.
"Ehm ehm..." deheman Gani membuat Dita memincingkan matanya. Apa yang dilakukan orang aneh itu disitu, pikirnya. "Jadi gini, bolehkah saudara saya ini bergabung dengan kalian sekalian," lanjut Gani mendorong Lingga ke sampingnya. Lingga hanya nyengir kuda saat Gani mengatakan hal bodoh itu.
"Sure, why not?" jawab Sasya menggeser dirinya agar kedua lelaki itu bisa duduk bersama mereka.
Suasana canggung nampak melanda Lingga. Disaat kebahagiaannya sedang memuncak karena sudah berhasil bergabung para gadis itu, ia menjadi linglung apa yang harus dilakukan setelahnya. Saat ia melirik Gani, sahabatnya itu sibuk memandangi HTS-annya yang menatapnya sebal.
Mega yang melihat kakak kembarannya kaku seperti kanebo kering tidak bisa diam saja. "Jadi... Nama lo Lingga kan kalau gue gak salah inget?" tanya Mega seperti asing dengan kakak kembarannya sendiri.
Sasya yang mendengar basa basi Mega yang terlalu basi berusaha menahan tawanya. Apa-apaan itu tadi. Bukannya mereka saudara, kenapa rasanya asing.
Lingga mengangguk sebagai balasan. "Iya, namamu... Mega kan?" ucap Lingga nampak berpikir.
"Nah Lingga, kenapa lo tertarik buat gabung sama kita hari ini? Apa karena si bodoh ini yang ngajak lo? Atau lo emang niat gabung sama kita," serang Dita dengan pertanyaan beruntun. Lingga semakin kaku, apa yang harus ia katakana. Ia tidak bisa mengatakan kalau dirinya ingin mendekati Vanesha kan?
"Tidak mungkin seorang staff kedisplinan kayak dia ingin bergabung secara cuma-cuma apalagi niat. Kemungkinan terbesarnya adalah si bodoh yang mencuri hatimu itulah yang mengajaknya," bela Mega yang langsung dapat pukulan di kepalanya oleh Dita.
"Si... Siapa yang mencuri hatiku heh?! Tidak akan bisa! Huh!" gagap Dita dengan wajah yang sudah memerah seperti kepiting rebus. Malunya, ternyata Mega bisa tahu kalau dirinya sudah jatuh hati terhadap si bodoh itu.
"Hahaha sebenarnya gue yang pengen gabung aja kesini. Liat kalian bisa kayaknya asik untuk diajak berteman," ucap Lingga dengan senyuman manis.
"KAWAIIIII..." ucap Mega gemas dan mengunyel-unyel pipi kakak kembarannya. Lingga hanya bisa pasrah dengan kelakuan adik kembarannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/361790998-288-k696990.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BERANDAL KESAYANGAN
RomanceVarsya Kencana, ketua geng berandal yang sangat terkenal seantero sekolah. Bukan hanya terkenal cantik, namun tingkahnya yang aneh dan tidak bisa diatur bahkan guru BK dan ketua OSIS menyerah untuk mengurusnya. Namun siapa sangka gadis berandal ini...