Angin sepoi-sepoi berhembus menerpa tubuh kurus Dana yang kini tengah memanjakan si manis, pacarnya. Ia membelai rambut hitam Sasya penuh kasih sayang. "Gak kerasa ya kita bentar lagi lulus," ujarnya.
4 bulan berlalu sejak insiden yang menimpa Vanesha. Sekarang mereka sudah naik ke kelas 12, kelas terakhir yang menutup kehidupan SMA mereka.
Sasya mengangguk. "Setelah lulus apa kita bisa seperti ini terus ya?"
"Pasti. Aku bakal usahain kita bisa bersama, selamanya."
Sasya tersenyum senang. Dana mode sweet selalu berhasil membuatnya tersipu. "Ish, bisa aja lo!" ucapnya salah tingkah. Matanya tak mampu menatap wajah tampan Dana yang kini terkikik melihat tingkahnya.
"Pacarku memang yang paling manis," puji Dana mengecup kening Sasya.
Sasya bangkit dari posisinya yang semula berbaring di paha Dana menjadi duduk. Tidak ingin pacarnya terus menggoda dirinya. "Lebih baik kita bicarakan apa yang akan dilakukan weekend ini," ucapnya.
"Sepertinya kita punya 1 hal yang harus dilakukan," ucap Dana. Ia mengambil ponselnya, menelpon seseorang. "Halo bang..."
Sasya nampak bingung menatap Dana yang kini berbicara entah dengan siapa di telpon.
"Weekend selo gak bang? Kalau iya mending double date." Sasya menaikkan satu alisnya. Double date? Dengan siapa? Apa mereka saling kenal?
Dana melirik kekasihnya yang nampak bertanya-tanya padanya. Ia pun memberikan ponselnya kepada Sasya namun gadis itu menolaknya. "Angkatlah ini abang," ucapnya. Sasya hanya diam. Sorot matanya seolah bertanya "Abang siapa?". "Ini Bang Juna, kakakku," lanjut Dana.
"Ohhhh..." Sasya akhirnya mau menerima telpon dari calon kakak iparnya. "Halo Kak Jun. Ini Sasya," ucapnya sopan.
"Oh halo adik ipar. Sehat kan?"
"Aku sehat kak. Sehat banget malah," ucap Sasya tertawa kecil.
Dana tersenyum melihat pacar dan kakak kandungnya akur. Sudah seperti saudara jauh yang lama tak bersua. Dalam hatinya ia bersyukur memiliki mereka di hidupnya.
"Oh boleh kakak, sampai jumpa hari sabtu!" Sasya mematikan panggilan telponnya. Mengembalikan ponsel itu pada Dana. "Kak Jun engga beda ya. Masih akrab kayak biasa," tutur Sasya.
Dana mengangguk setuju. Kakaknya itu benar-benar gampang bergaul dengan orang lain. Tak seperti dirinya yang introvet.
"Ayo kembali ke kelas."
************
Hari Sabtu pun tiba. Sesuai janji mereka pada Hari Kamis lalu, Dana dan Sasya kini menunggu di sebuah mall terbesar yang ada di kota mereka. "Mana Kak Jun?" tanya Sasya setelah menunggu 15 menit lamanya.
"Entah. Mungkin menjemput pacarnya dulu," ucap Dana. Tak mau membuat gadisnya menunggu lebih lama, ia mencoba menelpon kakaknya. Namun sayang, Arjuna tak kunjung mengangkatnya.
5 menit kemudian, seorang lelaki dan gadis bertampang ganas berlari ke arah mereka. "OI!!!!" Dana tersenyum senang. Akhirnya yang mereka tunggu-tunggu datang juga. Namun...
"LO?!" Berbeda dengan Dana, Sasya justru memasang wajah terkejut sekaligus kesal melihat seseorang... seorang musuh sekaligus kawannya ada dihadapannya.
"Kalian saling kenal?" tanya Arjuna. Ini pertama kalinya ia mengenalkan sang kekasih kepada calon adik iparnya itu.
"Hai adik kecil, ternyata sekarang kamu sudah besar ya," ucap Rosa Adrienne, pacar Arjuna sekaligus kakak sepupu Sasya.

KAMU SEDANG MEMBACA
BERANDAL KESAYANGAN
RomanceVarsya Kencana, ketua geng berandal yang sangat terkenal seantero sekolah. Bukan hanya terkenal cantik, namun tingkahnya yang aneh dan tidak bisa diatur bahkan guru BK dan ketua OSIS menyerah untuk mengurusnya. Namun siapa sangka gadis berandal ini...