"Manusia paling jahat itu dia yang menginginkan dua orang sekaligus tanpa ingin melepas salah satunya." - Liona Odelia Aswangga
10. ANTAGONIS VS PROTAGONIS
Liona menatap tak suka kepada orang yang berdiri di hadapannya. Ingin sekali rasanya Liona melempar orang itu ke tengah lautan atau mencincang-cincang tubuhnya menjadi beberapa bagian lalu diberikan ke anjing peliharaannya.
Awalnya Liona tidak terlalu membenci karakter satu ini waktu dia membaca novel Simpel Dream. Namun, setelah dia berhadapan dan berinteraksi langsung membuat kadar kebencian Liona meningkatkan pesat.
"Gue bilang sekali lagi, permintaan maaf lo gak gue terima! Karena apa? Karena itu gak akan memperbaiki semuanya dan kata maaf lo itu gak akan mengurangi rasa sakit yang gue rasain!"seru Liona
"Tapi, aku juga gak tau bakalan jadi kayak gitu. Aku tau Kak Liona suka dengan Alaska sudah lama, maka-nya aku mencoba membantu Kak Liona dengan memberikan posisi aku untuk Kakak." Renata mencoba menjelaskan tentang kejadian yang terjadi di malam pesta pertunangannya.
Liona tersenyum miring lalu melipat kedua tangannya di depan dadanya,"Lo tuh udah tolol, bodoh lagi. Dari awal gue udah bilang gue gak tertarik dengan Alaska. Emang dasar lo batu dan sayangnya dari sifat keras kepala lo itu bikin gue terjebak dalam masalah."
"Bohong, mana mungkin Kakak gak tertarik lagi dengan Alaska."
"Gue bohong?" Liona menunjuk dirinya sendiri, "Yang ada itu lo! Dari dulu sampai sekarang doyan banget bohong dan dari kebohongan lo itu udah berhasil bikin gue di usir dari rumah."
Renata bungkam, tidak bisa membantah ucapan yang dilontarkan oleh Liona,"Kenapa diem aja? Fakta ya? Bahkan, gue udah bisa baca otak busuk lo itu. Lagian, waktu lo mau memberikan posisi jadi tunangan Alaska ke gue, itu cuman akal-akalan lo doang. Padahal lo itu udah suka dan nyaman dengan Alaska 'kan? Dan lo lakuin itu hanya ingin gue dapat masalah, iya 'kan?"
Liona melirik sebuah kalung yang berliontin sebuah cincin di leher Renata,"Gue jadi kasihan dengan Alaska dapat cewek kek lo, tukang bohong." Liona menarik paksa kalung yang dikenakan oleh Renata membuat dirinya merasakan sakit di lehernya dan meninggalkan bekas memerah.
Liona melihat cincin berwarna putih tulang yang di dalamnya terukir inisial nama 'L & R' dan sudah pasti ini cincin pemberian Leon,"Balikin kak, ini kalung aku."pinta Renata sembari berusaha mengambil kalung itu dari tangan Liona. Namun, sayangnya Liona lebih dulu menjauhkan kalung yang dia pegang dari jangkauan Renata.
"Berharga banget ya kalung ini buat lo? Dari siapa sih emangnya? Alaska? Kayaknya enggak deh karena di sini tertulis inisial 'L & R'." Liona menunjukkan bagian dalam cincin itu.
"R-nya 'kan udah pasti nama lo,Renata, nah untuk L-nya siapa? Kalo Alaska seharusnya A 'kan bukan L. Benar gak?"
Renata masih mencoba mengambil kalungnya dari Liona tapi tetap aja usahanya sia-sia,"Balikin kak, aku mohon. Balikin kalung aku."pinta Renata dengan pipi yang sudah basah oleh air matanya sendiri.
"Kalungnya?" Renata mengangguk mantap,"Nih, ambil, gitu aja nangis, cengeng banget." Liona melempar kalung itu dan langsung di tangkap oleh pemiliknya tapi, tidak dengan liontinnya.
"Cincin? Cincinnya juga balikin kak."ucap Renata
Liona berdecak kesal,"Ck, Lo tadi minta kalungnya bukan cincinnya yang di balikin."
"Balikin."
Liona mengambil ponselnya dari saku rok, jari tangan mulai lincah mengotak atik layar ponselnya hingga dia menunjukkan sesuatu kepada Renata,"Ini pasti dari dia 'kan? Gimana ya reaksi Alaska pas tau lo selingkuh?"
Renata membulatkan kedua matanya melihat video dirinya dan Leon waktu di taman dan ada juga beberapa foto yang menunjukkan kedekatan mereka.
Liona tertawa melihat ekspresi yang Renata tunjukkan,"Gue gak nyangka sih lo maruk banget kalo soal cowok." Liona juga melempar cincin itu dan terjatuh tepat di bawah kakinya,"Nih ambil, gue juga gak butuh."
Renata membungkuk untuk mengambil cincinnya namun sebelum itu sudah diinjak oleh Liona. Liona menginjak cincin yang berada di bawah kakinya dengan kuat hingga menimbulkan bunyi, krek...
Liona mundur selangkah memperlihatkan cincin dari Leon itu patah, terbagi menjadi dua. Karena cincin itu terbuat dari dari bahan semacam plastik yang memang mudah patah jika diinjak dengan kuat,"Ups... Gak sengaja."
Renata semakin menangis melihat cincin pemberian Leon hancur,"Kakak Jah—"
"Apa! Gue jahat gitu?"ketus Liona,"Gue gak tau kalo bakalan jadi kayak gitu. Cincin murah emang mudah patah, maka-nya kalo beli cincin yang mahal biar awet." Liona membalikkan ucapan Renata. Liona melenggang pergi meninggalkan Renata yang masih menangisi cincinnya.
Liona sengaja menyenggol bahu Renata membuat Renata sedikit terhuyung ke samping, baru beberapa langkah Liona kembali membalikkan badannya,"Lo tadi mau bilang gue jahat 'kan?"
Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut lawan bicara Liona.
"Iya sih gue emang jahat tapi, cuman dikit, dikitttttttt banget." Liona terkekeh di akhir kalimatnya.
"Eh, Lo tau gak, manusia yang paling jahat itu adalah manusia...." Liona sengaja menjeda ucapannya," Yang menginginkan dua orang sekaligus tanpa ingin melepas salah satunya."
"Kayak lo!"
⚘⚘⚘
Leon merasa terganggu dengan apa yang di lakukan oleh Liona yang dari tadi menekan-nekan lengannya mengunakan pena.
"Apa sih?"bisik Leon, karena di depan Pak Afif tengah menjelaskan materi pelajaran.
Liona tersenyum hingga menampilkan deretan gigi putihnya,"Gak pa-pa sih, cuman mau nanya, lo masih pacaran dengan tu cewek?"ucap Liona berbisik juga
"Siapa?" Leon sudah mengalihkan pandangannya melihat ke depan, mendengar penjelasan Pak Afif.
"Ck, Renata lah terus siapa lagi. Emangnya lo punya pacar berapa?"
Leon tidak langsung menjawab pertanyaan Liona, dia fokus ke gerakan tangan Pak Afif di papan tulis menyelesaikan soal Matematika. Bahkan, Leon tidak terlalu mendengar apa yang dibicarakan orang di sampingnya.
"Tiga."ucap Leon membuat Liona spontan menutup mulutnya.
"Apa? Lo punya pacar tiga?"tanya Liona dengan suara sedikit lebih keras dari tadi.
"Hah?" Leon mengerutkan keningnya lalu menatap Liona,"Lo ngomong apa sih? Ngawur banget. Sejak kapan gue punya pacar tiga?"
"Lah, Lo sendiri yang ngomong tadi."
"Kapan?"
"Tadi, pas gue nanya lo punya pacar berapa, terus lo jawab punya tiga."
"Astaga," Leon sekarang mengerti,"Gue tadi bukan jawab pertanyaan Lo tapi, jawab hasil dari soal yang di kerjain Pak Afif, tuh."
Liona melihat ke depan lalu menghela napas lega,"Gue kira lo punya tiga pacar. Padahal, satu aja belum tentu setia apalagi tiga. Eh, ngomong-ngomong lo tadi belum jawab pertanyaan gue."
"Yang mana?"
"Lo masih pacaran dengan Renata?" Leon terdiam, bingung mau menjawab apa. Bahkan, sekarang mereka sangat jarang berkomunikasi.
"Lah, dia malah ngelamun bukan jawab pertanyaan gue," Liona menjentikkan jarinya di depan wajah Leon.
"Hah?"
"Hah-hah-hah mulu lo kek keong. Lagian apa susahnya sih jawab pertanyaan gue tinggal jawab iya atau enggak, dah gitu aja."papar Liona dan masih tidak ada jawaban keluar dari mulut lawan bicaranya. "Saran gue nih ya, mending lo putusin aja, terus lo jadi pac—"
"LIONA! LEON! BUKANNYA MEMPERHATIKAN MALAH ASIK NGOBROL, MAJU KALIAN BERDUA, KERJAKAN SOAL DI DEPAN."
⌬ BERSAMBUNG ⌬
KAMU SEDANG MEMBACA
TERJEBAK DALAM NOVEL
RandomLiona Olivia Zefalika, seorang gadis berparas cantik dengan bulu mata yang lentik dan senyuman yang manis. Dia si bungsu dari tiga bersaudara yang sering jadi babu. Kejadian tak terduga terjadi setelah dia membeli semua makanan pesanan para kakakny...