CHAPTER 27

2.3K 220 29
                                    

27. HANYA KITA??

Kenzo mengerutkan keningnya merasakan tidurnya terganggu, tangannya meraba-raba sekitar meja yang berada di samping tempat tidur mencari saklar lampu, lalu mencoba membuka matanya.


Suara tangisan lirih semakin terdengar jelas sekarang membuat Kenzo langsung bangun dari tidurnya. Dia menggelengkan kepalanya mencoba memfokuskan penglihatannya, mungkin saja dia tadi salah liat.

Mana mungkin ada orang lain yang masuk ke kamarnya apalagi di tengah malam seperti ini.

Suara tangisan itu sungguh menyayat hati sehingga orang yang mendengar suaranya ikut merasakan sakit yang mendalam - termasuk Kenzo sekarang.

Tiba-tiba sebuah tangan sedingin es memegang lengan Kenzo, membuatnya terkejut dan mundur hingga punggung bersandar di kepala ranjangnya.

"Li... Liona?"gagap Kenzo

Wajah Liona sudah basah akan air matanya, dia menatap Kenzo dengan tatapan yang sangat menyedihkan di mata Kenzo. Untuk pertama kalinya Kenzo melihat Liona seperti ini.

"Lo jahat..."ucap Liona sambil tersedu-sedu dan air matanya masih berjatuhan dari pelupuk matanya,"Gue udah tunggu lo disana tapi, lo gak pernah datang."

Kenzo sedikit mendongak melihat Liona, karena Liona berdiri di samping kasurnya. Kenzo menatap wajah Liona yang pucat, entah itu hanya perasaan Kenzo atau karena minim pencahayaan di kamarnya sekarang.

Liona terlihat sangat pucat, bukan cuman wajahnya saja. Jika digambarkan dengan mahkluk mitologi maka Liona sekarang mirip dengan Vampir yang belum minum darah.

"Lo bilang, Lo mau nolongin gue, lo akan jemput gue di sana, kenapa lo gak datang? Lo adalah satu-satunya harapan gue tapi..." Liona menjeda ucapannya. Dadanya terasa sangat sakit hingga dia merasa kesulitan untuk mengambil napas.

"L..lo bo..ho..ng..."sambung Liona dengan napas tersengal-sengal menahan rasa sakit di dadanya.

Kenzo menggelengkan kepalanya, dia tidak pernah berbohong kepada Liona,"Gue ke sana tapi lo nya yang gak ada."

"Kapan? Besoknya 'kan?"tebak Liona dengan benar, "Apa lo pikir gue akan bertahan selama itu?"

Liona memegangi dadanya yang terasa sangat sakit seolah jantungnya di remas hingga hancur.

Buk...

Liona terjatuh menghantam lantai dengan kuat membuat Kenzo terkejut dan langsung turun dari ranjangnya membantu Liona. Lagi-lagi sensasi dingin dari tubuh Liona saat kulit mereka bersentuhan membuat Kenzo terkejut.

Kenzo memegang bahu Liona. Namun, langsung ditepis oleh sang empu. Kenzo mengerutkan pangkal hidungnya melihat reaksi Liona,"Lantai ini dingin Liona, nanti masuk angin. Badan lo udah dingin banget gitu."

"Kenapa lo harus peduli?" Liona menatap lekat wajah Kenzo,"Lo bohong sama Ibu. Lo pernah bilang akan jagain gue, gak akan pernah nyakitin dan ngebuat gue terluka. Tapi, Nyatanya apa?"

"Itu semua, hanya omong kosong belaka."

"Gue salah sebelumnya, gue minta maaf," Kenzo berkata dengan sungguh-sungguh,"Karena kita udah ada disini, kita bisa pergi dari keluarga ini."

Bukan jawaban yang didengar oleh Kenzo melaikan suara tawa Liona. Liona tertawa seolah sangat bahagia. Namun, beda lagi dengan Kenzo yang melihat itu, hatinya terasa sakit, dia tidak suka mendengar suara tawa Liona yang sekarang.

"Oke, berarti lo harus ikut gue." Liona mendekat kearah Kenzo membuat Kenzo kembali mundur kebelakang. Sorot mata Liona berubah menjadi sangat tajam berbeda dengan sebelumnya yang menyedihkan.

TERJEBAK DALAM NOVEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang