05. SEMAKIN DEKAT
Leon menatap tajam kearah parkiran sekolah, tangannya mengepal kuat, dadanya terasa sesak melihat adegan di depan matanya itu. Renata Aulia Aswangga, kekasihnya itu tengah tersenyum hangat kepada orang di depannya yang telah resmi menjadi tunangan Renata, Alaska Dirgantara.
Satu Minggu telah berlalu semenjak kejadian di Hotel Galaksi dan semenjak itu juga Leon dan Renata tidak bertemu. Bahkan, pesan WhatsApp yang Leon kirim hanya di balas seadanya oleh sang pacar, tidak seperti biasanya.
"Makin hari, Makin dekat aja mereka."komentar Liona yang baru saja sampai
Leon menoleh ke samping melihat sosok Antagonis dengan alis berkerut.
"Kenapa?!"tanya Liona heran, Karena Leon terus menatap intens wajahnya.
"Bukannya, Lo suka dengan Alaska?"tanya Leon penasaran. Siapa yang tidak mengenal sosok orang disampingnya ini, orang yang selalu mengejar-ngejar Alaska dan menghalalkan segala cara agar bisa dekat dengan pujian hatinya itu.
Liona memutar bola mata malas. Ingin sekali Liona memekik tepat di depan telinga Leon, Itu bukan gue!! Yakali, gue suka sama orang yang akan ngebut lo mati muda.
"Itu dulu," Liona terdiam beberapa detik. Sebelum tawa renyahnya menyapa indera pendengaran Leon membuat si empu mengerutkan pangkal hidungnya.
"Tapi... Kalo di pikir-pikir masih mending gue daripada lo."
"Hah?!"
"Iya dong.... Gue sama si Alaska belum sampai ke tahap pacaran. Bahkan, cinta gue bertepuk sebelah tangan. So, dia mau pacaran, tunangan atau nikah dengan cewek lain sekalipun, itu sah-sah aja, begitupun sebaliknya." Liona menangkap ekspresi kebingungan di wajah lawan bicaranya, "Lah, sedangkan lo. Hubungannya kegantung terus kek jemuran,udah gitu diselingkuhi pula, kaciyann baget deh!"
Liona menepuk bahu Leon sebelum dia melenggang pergi meninggalkan Leon dengan perasaan campur aduk. Leon menatap punggung Liona hingga menghilang dari pandangannya.
Jika, sesuai dengan alur novel Simpel Dream. Liona dan Leon akan menjadi sekutu untuk memisahkan karakter utama, melakukan hal-hal gila bahkan memfitnah Renata.
⚘⚘⚘
Di perpustakaan sekolah, Leon dan Renata bertemu secara tidak sengaja, mereka sama-sama terpaku di tempat, saling tatap.
"Seminggu terakhir, kamu kayak menghindar dari aku."ucap Leon memecahkan keheningan yang terjadi.
Renata menunduk tidak berani menatap langsung kearah sang pujaan hati, dia memegang erat buku yang berada di tangannya untuk mengurangi rasa gugup yang tengah melanda,"Ng-nggak kok, perasaan kamu aja itu. Aku gak menghindar dari siapapun."
Leon mengangguk mengerti walau hati terasa pedih,"Aku lihat-lihat sekarang kamu dekat dengan geng-nya Alaska."
Renata sedikit mendongak melihat wajah orang yang telah menjadi pacarnya selama tiga bulan terakhir. Renata semakin bingung. Bagaimana cara menjelaskannya. Jika, dirinya dipaksa bertunangan dengan Alaska — kita garis bawahi dipaksa bertunangan — walaupun pertunangan ini tidak diketahui oleh siapapun kecuali keluarga Aswangga dan Dirgantara.
"Oh, itu, karena mereka temannya Kak Kenzo jadi sering main ke rumah. Nah, dari situ kami kenal dan akhir-akhir ini kami sering ketemu dan berangkat sekolah bareng."jelas Renata tidak sepenuhnya bohong.
Lagi-lagi Leon hanya mengangguk mengerti, "Na... Pertanyaan gue waktu it—"
Tringgg....
Ucapan Leon terpotong karena bel berbunyi yang menandakan bahwa jam pelajaran akan segera dimulai.
"Ak-aku ke kelas dulu."pamit Renata dan langsung berlari keluar dari perpustakaan.
Leon menyugar kasar rambutnya, menatap kepergian Renata dengan ekspresi sulit diartikan. Seharusnya dari awal gue gak usah baper, ingat tujuan lo, Leon! monolognya.
⚘⚘⚘
Sosok gadis cantik dengan wajah flat berjalan santai sembari sesekali melirik ke arah ponsel di genggaman tangannya. Malam ini Liona tengah mencari alamat rumah Leon, mengandalkan informasi yang dia dapat dari biodata Leon di sekolah tadi.
Liona melihat sebuah rumah bercat putih gading di depannya,"Gede juga rumahnya tapi ini penjara buat Leon."monolog Liona mengingat kembali alur cerita yang dia baca.
Di dalam novel Simpel Dream menjelaskan sedikit tentang masalah keluarga Leon. Leon lahir di sebuah pedesaan, dia seorang anak yang tidak tahu siapa ayahnya sampai dia mati.
Dulu ibunya pergi ke kota untuk mencari kerja, gadis polos ini ditipu hingga berakhir hamil. Dia tidak tega melakukan aborsi dan memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Dia seorang gadis tidak menikah dan hamil di luar nikah akan di cemoh dan di tatap dingin oleh penduduk desa.
Mereka berdua tinggal di sebuah gubuk kecil, Leon kecil sering membantu ibunya mengambil upah berkebun untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Namun, malangnya ibu Leon meninggal dunia saat usia Leon baru 10 tahun akibat kanker rahim yang di derita.
Pada saat itu Leon hanya bisa menangis dan memohon bahkan Leon sampai berlutut dihadapan paman dan bibinya untuk meminjam uang membeli peti mati dan mengadakan pemakaman untuk Ibunya.
Dari situ Leon berakhir tinggal dengan pamannya. Keluarga pamannya tidak pernah memperlakukan Leon dengan baik dan sering menyiksa Leon. Untuk bersekolah Leon bergantung pada beasiswa yang didapat — tidak mungkin pamannya mau membayar sekolahnya.
Leon juga harus berkerja part time di sebuah resto untuk mencicil hutangnya dan untuk kebutuhan sekolahnya yang lain.
"Karakter ubi gue harus bahagia pokoknya, akan gue pastiin itu!"tekat Liona bulat — sebulat tahu yang di goreng dadakan_-
⌬ BERSAMBUNG ⌬
Haiii semua, apa kabar?
Semoga sehat-sehat ya
Oke, bye~
see you next chapter ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
TERJEBAK DALAM NOVEL
AcakLiona Olivia Zefalika, seorang gadis berparas cantik dengan bulu mata yang lentik dan senyuman yang manis. Dia si bungsu dari tiga bersaudara yang sering jadi babu. Kejadian tak terduga terjadi setelah dia membeli semua makanan pesanan para kakakny...