12. ES KRIM
Liona merasa sangat tertekan dengan barisan soal pada kertas yang berada di atas mejanya. Liona di tempat asalnya memang sudah berada di kelas XII dan sekarang di dalam dunia novel dia turun satu tingkat, kembali lagi kelas XI.
Seharusnya bisa mengerjakan soal itu 'kan?
No, karena kenyataannya Liona sangat membenci soal itung-itungan — kalo soal ngitung duit lancar banget dia — seperti soal Matematika di atas mejanya itu.
"Ayo Anak-anak, sisa waktu kalian tinggal 30 menit lagi." Bu Rahayu mengingatkan dan semua murid mengangguk.
Bu Rahayu berkeliling melihat dari dekat semua muridnya mengerjakan soal ulangan harian (Esay) yang dia berikan. Hingga Bu Rahayu berhenti tepat di samping meja Liona dan Leon.
"Sudah, Liona?"tanya Bu Rahayu dan di jawab gelengan kepala oleh Liona.
"Lalu, kenapa tidak di kerjakan? Malah gambar kayak gitu, ini kelas Matematika bukan Seni!" Bu Rahayu menunjuk kertas yang sudah ada gambar anime Jepang yang di buat oleh Liona.
Atensi semua orang yang berada dalam kelas teralihkan, melihat ke arah Liona termasuk orang yang duduk di sebelahnya, Leon.
"Udah saya kerjakan Bu, cuman.... Gak ketemu aja jawabnya. Ini liat saya udah ngerjain soal 1A." Liona menunjuk jawaban yang ditulis menggunakan pena.
"Lagian Ibuk tidak bilang cuma Lima soal... ya emang benar lima soal tapi kenapa harus beranak, ini sama aja kayak ngerjain 15 soal."protes Liona dan ada beberapa siswa menyetujui perkataan dari Liona.
"Ini materi Minggu kemarin Ibuk sampaikan. Kamu belum paham? Kenapa manggut-manggut aja kemarin pas di tanya paham enggaknya."
"Minggu kemarin emang paham Bu, ini buktinya saya bisa jawab soal nomer 1A."
"Terus yang lainnya, bisa?" Liona menggeleng membuat Bu Rahayu mengelah napas, "Kerjakan dulu yang mana kamu bisa, kalau masih mengalami kesulitan tanya sama Leon, biar dia bantu."
"Loh, kok saya Bu?"timpal Leon
"Kamu 'kan teman sebangkunya, masa iya Ibu suruh Liona nanya sama Pak Jamal."jawab Bu Rahayu
"Tap-"
"Sudah-sudah gak ada tapi-tapian," netra Bu Rahayu melirik ke semua siswa di kelas,"Ayo cepat kerjakan kembali, waktu terus berjalan."
⚘⚘⚘
Bel istirahat telah berbunyi sekitar dua puluh menit yang lalu. Namun, Leon dan Liona harus terjebak di ruangan Bu Sukma, wali kelas mereka.
"Ibu sudah meminta daftar nilai kamu di Pak Harto, wali kelas kamu sebelumnya." Bu Sukma meletakkan sebuah kertas kehadapan Liona, "Satu bulan lagi ujian kenaikan kelas dan nilai kamu masih banyak yang kosong. Jika terus begini kamu bisa tidak naik kelas."
Liona melihat banyak bagian kotak-kotak yang terisi di kertas itu walaupun sudah ada yang terisi tapi nilai-nya masih merah.
"Dan, kamu, Leon..." Bu Sukma juga meletakkan kertas nilai kehadapan Leon,"Di pelajaran Fisika, Kimia dan Biologi nilai kamu terus menurun. Kenapa bisa begitu?"
Leon melihat deretan nilainya dan memang mengalami penurunan. Entah kenapa akhir-akhir ini dia suka tidak fokus dan berakibat kepada nilai-nilainya.
"Maaf Bu."
"Ibuk tidak butuh maaf mu, Leon. Jika di semester ini peringkat kamu turun, maka dengan berat hati Ibuk akan sampaikan, beasiswa kamu akan kami cabut."
KAMU SEDANG MEMBACA
TERJEBAK DALAM NOVEL
AcakLiona Olivia Zefalika, seorang gadis berparas cantik dengan bulu mata yang lentik dan senyuman yang manis. Dia si bungsu dari tiga bersaudara yang sering jadi babu. Kejadian tak terduga terjadi setelah dia membeli semua makanan pesanan para kakakny...