16. TEMPAT YANG PALING AMAN
Jantung Liona berdegup kencang, napasnya sudah tidak teratur dan tubuhnya terasa sakit semua terutama bagian punggungnya — akibat ulah Kenzo yang mencambuki dirinya mengunakan ikat pinggang.
Di sekolah sudah di hukum berjemur di lapangan dan Kenzo dengan entengnya memberikan cap panjang di punggungnya. Ini gak adil! Tau gini, seharusnya tadi jangan cuma air bekas pel yang jatuh menimpa Renata akan lebih baik jika sekalian di tambah batu bata.
Liona terus berlari tanpa tujuan dan sesekali melirik kebelakang, melihat ada mobil yang terus mengejarnya. Liona kabur — ah, tidak, lebih tepatnya melompat dari mobil yang di kemudikan oleh Papanya, Andre.
Kenapa Liona melakukan hal itu?
Ya, kalian tau sendiri lah. Jika, dia terus bersama Andre sampai ke rumah bisa bocor lagi kepalanya di lempari asbak — Yang waktu itu aja bekasnya belum ilang.
Sumpah demi langit dan bumi, Liona benar-benar kapok mengerjai Renata jika akhirnya seperti ini. Mana gak setimpal banget balasannya, Si Renata cuman ke siram air doang dan itu gak akan bikin dia mati. Sedangkan Liona di buat setengah mati oleh anggota keluarga Sialan itu.
Malam yang kelabu ini menjadi saksi Liona yang berusaha kabur dari kejaran Andre. Hingga Liona masuk ke gang sempit dan bersembunyi dibalik tong sampah — berharap agar Andre tidak bisa menemukannya.
⚘⚘⚘
Kemerlap-merlip lampu disko membuat Elvano pusing. Untuk pertama kalinya dia datang ke tempat seperti ini di dalam hidupnya, senakal-nakal dirinya, paling cuman ngerokok, balapan, ke warnet berjam-jam dan sedikit minum.
Elvano melihat ke penjuru club malam yang dia kunjungi, banyak orang yang sedang bergoyang di bawah kemerlip lampu mengikuti alunan musik DJ yang dimainkan. Dan tidak sedikit juga yang terang-terangan berci*man di tengah keramaian.
Entah dorongan darimana Elvano bisa datang ke tempat seperti ini. Tapi, yang pasti ucapan Liona masih teringat jelas di ingatannya.
"Kenapa, lo gak percaya? Kalo lo gak percaya, Lo bisa buktiin sendiri. Malam ini di club xxxx, lantai dua, kamar no 038, sekitar pukul sepuluh malam. Lo bisa pergi ke sana dan liat sendiri kelakuan bokap lo kayak apa."bisik Liona kala itu.
Dengan rasa penasaran yang kuat Elvano melangkah menuju lantai dua untuk memastikan ucapan Liona benar atau tidak. Ada rasa takut dalam diri Elvano, Bagaimana jika yang di bilang Liona itu benar adanya?
Elvano melihat satu persatu nomor kamar yang terpasang di pintu hingga akhirnya dia berhenti di kamar 038 seperti yang dikatakan Liona. Tidak ada orang lain di luar kecuali Elvano yang berdiri di depan pintu kamar 038.
Suara-suara yang menjijikkan masuk kedalam indera pendengaran Elvano — Elvano tidak bodoh, dia tahu itu suara berasal dari mana. Dan sekarang dia berada di sebuah club, bukankah itu hal biasa.
Tidak ingin terlalu lama berada di tempat seperti ini, Elvano segera mengetuk pintu. Dia berdoa dalam hati agar perkataan Liona salah. Namun, Elvano juga melihat keanehan Papanya selama beberapa bulan terakhir.
Contohnya, Papanya sering pergi keluar kota karena urusan pekerjaan katanya, kalaupun pulang ke rumah dia selalu pulang larut malam dan kedua orang tuanya sering bertengkar akhir-akhir ini — entah masalah apa yang mereka ributkan.
Cklek...
"Ada apa?"suara bariton terdengar membuat Elvano yang tadinya membelakangi orang tersebut berbalik badan.
"Papa?" Elvano tidak percaya dengan siapa yang dia lihatnya sekarang, sang Ayah yang menjadi panutannya selama ini, yang dia kenal sebagai pria bertanggung jawab dan setia.
Papa Elvano tak kala terkejut melihat anaknya yang tiba-tiba berada di hadapannya,"Kenapa kamu di sini?"
Elvano tidak menjawab pertanyaan sang Ayah, dia malah melihat dari atas sampai bawah penampilan orang di depannya — yang sudah bertelanjang dada.
Elvano melihat kedalam ruangan terdapat seorang perempuan yang berada diatas kasur dengan selimut menempel di tubuhnya, "Monica?"lirih Elvano tidak percaya.
Ini pasti mimpi 'kan? Bagaimana ini bisa terjadi? Dua orang yang dia percaya, main belakang di belakang Mamanya dan dirinya.
⚘⚘⚘
Sudah hampir tengah malam, semua penghuni bumi sudah beristirahat terlelap dalam mimpi indah. Sama halnya yang ingin dilakukan oleh Sean namun itu harus terdunda setelah mendengar teriakkan dari Bik Nur — Asisten rumah tangga di kediamannya.
Sean segera menghampiri Bik Nur setelah mendengar teriakkannya,"Ada apa Bik?"tanya Sean dengan panik.
"Aduh Den, di luar ada Non Liona keadaannya memperhatikan banget, Bibi suruh masuk tapi dia-nya gak mau."jawab Bik Nur tak kalah panik.
Mendengar Nama Liona disebutkan Sean langsung melesat menghampiri Liona yang masih berada di luar gerbang rumahnya.
"Liona,"panggil Sean membuat sang empu menoleh kearah dirinya.
"Sean,"lirih Liona
Sean melihat penampilan Liona yang masih mengunakan seragam sekolah namun semua yang di kenakan nampak berdebu dan kotor, rambut acak-acakan, bibir Liona pun tampak pucat.
"Kenapa Lo bisa begini? Kenapa lo gak langsung masuk aja ke dalam? Ayo masuk."ucap Sean langsung menarik tangan Liona namun Liona masih diam di tempat tidak bergerak.
"Kenapa?"
"Tolong bayarin ojek gue dulu."kata Liona sambil menunjuk kang ojek yang masih menunggu bayarannya.
Sean melihat kearah yang di tunjuk Liona lalu dia melihat kearah Bik Nur,"Bik tolong bayarin dulu. Ayo masuk."
Sean kembali menarik Liona untuk masuk ke dalam rumahnya, sedetik kemudian Sean berhenti setelah mendengar rintihan yang keluar dari mulut Liona.
Kaki Liona mati rasa.
"Kenapa kaki lo?" Sean semakin dibuat khawatir. Terakhir dia melihat Liona di sekolah masih dalam keadaan sehat walafiat, Lah, sekarang — kenapa bisa begini.
Liona tidak menjawab — Lebih tepatnya dia sudah tidak punya tenaga untuk berbicara. Entah berapa lama dia berlari untuk kabur dari kejaran Andre, Liona rasa cukup lama dan jauh. Hingga dia sampai ke kediaman Wijaya ini.
Liona tidak punya pilihan lain selain ke rumah Sean, yang ada di otaknya cuman ada Sean, Karena Sean satu-satunya temannya. Dan Liona yakni Sean pasti akan menolongnya.
Yang paling penting Andre tidak akan menduga jika di bersembunyi di kediaman Wijaya — Tempat yang paling aman, menurut Liona.
⌬ BERSAMBUNG ⌬
KAMU SEDANG MEMBACA
TERJEBAK DALAM NOVEL
RandomLiona Olivia Zefalika, seorang gadis berparas cantik dengan bulu mata yang lentik dan senyuman yang manis. Dia si bungsu dari tiga bersaudara yang sering jadi babu. Kejadian tak terduga terjadi setelah dia membeli semua makanan pesanan para kakakny...