CHAPTER 02

6K 301 1
                                    

02. LEON ARGANTARA

Pagi hari di SMA Ghanesa sudah dibuat heboh dengan kedatangan seseorang yang sudah setengah bulan tidak terlihat batang hidungnya.

"Habis sudah masa ketenangan sekolah ini."

"Loh, aku kira dia udah gak sekolah disini."

"Si ratu drama kembali lagi."

Bisik-bisik semua murid SMA Ghanesa terdengar di telinga Liona membuat si empu memutar matanya jengah.

Gimana amat jadi Antagonis,ucap Liona dalam hati

Dia terus melangkahkan kakinya menuju kelas, berbekal ingat Liona asli. Liona melirik seluruh penjuru sekolah terdapat banyak orang tengah menatap kearah dirinya.

Tiba-tiba Liona hampir terjerembab ke depan  gara-gara di senggol, untung saja Liona bisa menjaga keseimbangan.

Liona membalikkan badannya dengan marah,"Lo buta!"

Gadis yang di depan Liona menunduk ketakutan namun, setelah dia mendengar suara yang dikenal dia segera mengangkat kepalanya melihat wajah orang yang tidak sengaja dia senggol,"Kak Liona?"

Gadis itu tiba-tiba memeluk Liona,"Akhirnya aku liat Kakak lagi, aku kangen banget sama Kakak. Kakak jangan pergi dari rumah lagi ya."

Liona melepas pelukan itu dengan paksa,"Lepas! Lo siapa anj*ng, gak jelas banget, tiba-tiba peluk-peluk." Liona merapikan seragamnya yang terlihat sedikit kusut akibat pelukan tiba-tiba itu.

Gadis didepan Liona itu kembali menunduk dengan mata berkaca-kaca - eh, wait wait, Liona merasa tidak asing dengan adegan ini. Tanpa sengaja Liona melihat nametag yang bertengger di seragam orang di depannya - Renata Aulia Aswangga.

Anj*ng! Goblok, gue harus kabur ini, gue gak mau terlibat dengan tokoh utama, anjirr lah, bisa mati muda dua kali gue. Batin Liona

Liona ingin segera melarikan diri namun, sialnya pergelangan tangan Liona sudah di genggam oleh seorang laki-laki entah dari mana datangnya.

Liona semakin terperanjat kaget setelah melihat wajah laki-laki itu, Anjim, ini cowok kemarin. Gila makin serem mukanya kek mau berak - eh, maksudnya nelen orang idup-idup. Liona kembali membatin.

⚘⚘⚘

"Tuh, cowok memang titisan Dajjal. Kemarin gue di cekek sekarang di gampar," Liona melihat pantulan cermin, wajahnya yang sudah memerah dan sedikit bengkak akibat di tampar oleh lelaki yang sampai sekarang Liona tidak mengetahui namanya.

"Ini, kalo Kak Zion tau udah pasti di gorok tu cowok." Liona meringis saat dia menyentuh pipi sebelah kanan yang sudah diberi cap lima jari.

"Ini semua gara-gara cewek lembek kek taik itu, di bentak dikit nangis, dia yang salah malah dia yang nangis,emang taik!. Dan sayangnya itu karakter utamanya."

Liona sangat tidak mood untuk pergi ke kelas setelah kejadian dia di tampar tanpa meminta penjelasan darinya. Jadi, Antagonis itu gak ada enak-enaknya sama sekali, selalu dianggap salah.

Sekarang Liona berada dibelakang sekolah, yang katanya tempat paling angker. Liona melihat sekeliling terdapat banyak pohon rindang dan beberapa bunga yang memang sengaja di tanam. Tidak ada kesan angker-angkernya sama sekali.

Liona menghela napas panjang, ini sudah hari kedua dia berada di dalam novel. Semua sesuai dengan yang di jelaskan dalam novel Simpel Dream kecuali,cowok yang nampar Liona tadi.

Jika, sesuai dengan alur cerita. Liona yang akan menampar Renata tadi tapi,Kenapa sekarang berbalik? Dan siapa cowok yang kek asu itu? Apa dia karakter baru? Masa iya? Baru dua hari Liona sudah dibuat pusing.

Jujur Liona ingin pulang, dia tidak mau di sini, tempat yang tidak dia kenali sama sekali.

"Apa gue beneran udah mati? Bang Galen 'kan dokter, masa iya dia biarin gue mati gitu aja." Liona ingin pulang tapi dia tidak tahu bagaimana caranya.

Jadi, yang bisa Liona lakukan sekarang hanya menenggelamkan kepalanya di antara lutut dan mulai menangisi nasibnya.

"Kalaupun, gue mati setidaknya langsung ke surga aja, jangan transmigrasi-transmigrasi kayak gini."lirih Liona yang mulai terisak.

Buk... Shh...

Liona mengangkat kepalanya setelah mendengar suara desis-san, Liona bangkit dari duduknya, dengan mata yang sudah memerah, dia mencoba mendekat ke sumber suara, emang gak ada takut-takutnya ni anak.

Suara yang sama kembali terdengar membuat Liona mempercepat laju langkahnya, hingga~

Aaaagrh.

⚘⚘⚘

Liona duduk di kursi samping brankar sambil memandangi wajah yang tengah terlelap,"Gak rugi gue bela lo mati-matian. Bahkan, sampai di tabrak mobil hingga mati beneran."ucap Liona dengan sudut bibir terangkat.

"Gila sih ini, melebihi ekspektasi. Bahkan, sekelas Rayhan yang jadi most wanted di sekolah aja kalah dengan ke gantengan karakter favorit gue."ucapnya diiringi suara tawa pelan.

Liona senyum-senyum sendiri seperti orang gila yang baru keluar RSJ. Bahkan, dia tidak menyadari jika orang yang di atas brankar sudah membuka matanya.

Suara lenguhan pelan, membuyarkan lamunan Liona,"Eh- udah bangun?"

"Air"pinta lelaki dengan suara yang nyaris tidak bisa didengar.

Liona buru-buru mengambil botol air mineral yang berada di atas nakas dan  dengan senang hati Liona langsung membantu orang itu minum.

"Udah?"tanya Liona dijawab dengan anggukan kepala,"Apa ada yang sakit? Tadi lo pingsan di dekat gudang, belakang sekolah."jelasnya

Dia menggeleng,"Thanks."

"Eh- Lo tu masih sakit, mau kemana? Muka aja masih pucat kek vampir belum minum darah." Liona memegang tangan karakter favoritnya itu, Leon Argantara.

Leon menyentak tangan Liona,"Lepas!"


BERSAMBUNG

TERJEBAK DALAM NOVEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang