25. TUJUAN AWAL
Sudah menjadi rutinitas jika sepulang sekolah Leon berkerja paruh waktu di sebuah Resto. Namun, entah kenapa hari ini dia tidak bisa fokus dengan apa yang dia kerjakan. Ibarat, Badannya dimana, pikirannya kemana.
Leon terus teringat perkataan Renata tadi.
"Lepas!"cetus Renata menarik tangannya agar lepas dari tangan Leon.
Dia kaget, spontan melepaskan cengkeramannya. Leon mengerutkan pangkal hidungnya setelah melihat reaksi dari kekasihnya itu.
"Hei... kamu kenapa?" Leon bertanya dengan suara lembut.
"Udahlah gak usah pura-pura lagi lo."
"Kamu ngomong apa sih Na?"ucap Leon tidak mengerti kenapa Renata tiba-tiba berubah seperti ini.
Gigi Renata bergemeretuk menahan amarahnya,"Gue benci sama lo, Leon! Lo selama ini cuma manfaatin gue 'kan? Ngaku Lo?"
Kerutan di kening Leon semakin terlihat jelas. Ada apa dengan Renata? Kenapa tiba-tiba dia bicara sangat ketus kepadanya, seperti bukan sosok Renata yang ia kenal selama ini.
"Kamu kenapa? Ada masalah? Coba cerita, kita cari sou—"
Belum sempat Leon menyelesaikan perkataannya. Namun, sudah lebih dulu dipotong oleh teriakkan Renata,"Lo yang masalahnya!!"
"Gue gak nyangka lo akan selicik ini, Leon!" Renata menunjuk-nunguk muka Leon dengan tatapan penuh permusuhan,"Gak usah berlagak sok gak tau deh lo,dengan pasang raut wajah kayak gitu!!"
Dia tahu setiap kata yang diucapkan Renata tapi, dia tidak tahu apa maksud dari perkataannya. Apa masalahnya? Leon sama sekali tidak mengetahui pokok permasalahan yang dibicarakan oleh kekasihnya itu.
"Ini... Kenapa sih Na? Aku ada salah? Apa?" Leon mempertanyakan perkataan Renata. Bukan jawaban yang di terima oleh Leon melainkan sebuah tamparan yang dilayangkan Renata di sisi kiri wajahnya.
Kepala Leon tertoleh kesampaian akibat tamparan tadi, dia menatap tak percaya kepada orang didepannya saat ini.
"Apa!? Gak terima?"teriak Renata tanpa ada jejak bersalah di wajahnya,"Itu juga belum sepadan dengan yang udah lo lakuin selama ini. Lo deketin gue dengan tujuan untuk sabotase bisnis Papa gue 'kan?"
Perubahan raut wajah Leon terlihat jelas oleh Renata,"Gak perlu ngelak lagi dari reaksi lo aja udah nunjukin bahwa itu memang tujuan awal lo!!"
Leon sudah tahu jika sesuatu saat ini akan terjadi dan Renata akan mengetahui semuanya. Mengingat itu memang fakta. Namun, cintanya kepada Renata juga bukan cuman omongan belaka.
Jika, semuanya sudah di tahap ini, hanya satu yang ditakutkan oleh Leon. Bagaimana cara menghadapi pamanya sekarang?
"Hey..." Tepukan di bahu Leon membuyarkan lamunannya. Dia menoleh ke samping melihat Nia yang sudah berdiri di sebelahnya,"Kenapa lo? Ngelamun terus dari tadi? Mikirin apa hayo?"
Baru saja dia ingin membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan Nia. Namun, sudah lebih dulu di timpal oleh Gara,"Mikirin Ceweknya pasti, iya 'kan Yon? Emang kayak lo Jones..."ejek Gara kepada Nia.
Nia menatap sinis Gara,"Aduh... Gak sadar diri Pak, gak punya cermin ya di rumah?"
"Gini-gini juga banyak yang naksir gue."sambung Nia membanggakan diri sembari mengimbas rambutnya kebelakang. Sedangkan, Gara memasang ekspresi ingin muntah.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERJEBAK DALAM NOVEL
AléatoireLiona Olivia Zefalika, seorang gadis berparas cantik dengan bulu mata yang lentik dan senyuman yang manis. Dia si bungsu dari tiga bersaudara yang sering jadi babu. Kejadian tak terduga terjadi setelah dia membeli semua makanan pesanan para kakakny...