CHAPTER 09

4K 241 0
                                    

Rasa sakit di balas maaf itu gak adil.- Liona Odelia Aswangga

09. KEHEBOHAN

Tiga hari sudah berlalu setelah pertunangan Renata dan Alaska dan sudah tiga hari juga Liona tidak masuk sekolah tanpa keterangan. Tidak ada yang aneh di sekolah bahkan lebih tenang, aman dan damai.

Namun, semua ketenangan dan kedamaian itu berakhir begitu cepat. Suasana tangan lantai dua menuju ke lantai tiga sangat ramai melihat aksi gila yang di lakukan oleh orang yang tidak terlihat batang hidungnya selama tiga hari terakhir.

"Kalau lagi jalan tuh liat kedepan, punya mata tapi gak digunain mending sumbangin aja ke orang lain yang lebih membutuhkan dan lebih ngerti fungsi mata." Liona menjambak rambut siswa perempuan di depannya membuat siswa itu meringis kesakitan.

"G-gue minta maaf, gue beneran gak sengaja. Tolong lepasin."

"Mau lo gak sengaja atau enggak, terserah, karena rasa sakit di balas maaf itu gak adil!" Liona semakin kuat menjambak rambut siswa itu hingga tiba-tiba pergelangan tangan Liona di tarik paksa oleh seseorang.

"Lo gila?! Pagi-pagi udah bikin rusuh. Ngejambak anak orang. Lo itu bikin malu tau enggak!!"seru Kenzo

"Lepas!!"sentak Liona dan menarik tangannya dari cengkeraman Kenzo, kakaknya.

"Iya, gue emang udah gila! Dan yang bikin gue kayak gini itu lo dan seluruh anggota keluarga lo."teriak Liona sambil menunjuk Kenzo, "Kemaren-kemaren gue diem aja salah, ngalah juga salah, ngelawan jadi masalah. Mau kalian tuh apa sih? Anjing!!"

Liona meluapkan semua emosinya yang terpendam selama tiga hari terakhir. Sudah cukup, kesabaran Liona sekarang sudah habis. Sudah hampir satu setengah bulan dia menahan diri sekarang tidak lagi.

Dari awal mood Liona memang tidak bagus hari ini tapi sialnya semua semakin hancur total akibat ulah siswi yang dia jambak tadi. Masalah memang cuma sepele tapi jika sudah dihadapkan dengan Liona itu jadi beda cerita.

Beberapa menit yang lalu, siswi itu tidak sengaja menyenggol bahu Liona hingga membuat Liona  menabrak dinding tembok dan mengakibatkan sikutnya ke gores dan memar.

Liona berbalik, melihat siswi tadi dengan tajam. Tangannya terangkat dan mendarat dengan mulus di pipi sebelah kanan siswi itu. Suara tamparan sangat renyah terdengar, membuat kepala siswi itu tertoleh kesamping, "Sekali lagi gue peringatkan, kalau jalan itu liat kedepan dan jangan lari-lari lo itu bukan anak kecil lagi, paham!!"

⚘⚘⚘

"Liona!"panggil Bu Indri yang sudah berada di samping meja Liona sembari mengetuk permukaan meja dengan spidol guna membangunkan Liona.

Tiga puluh enam pasangan mata melihat ke arah gadis yang menelungkupkan wajahnya di lipatan tangan dan satu tangan mengusap-usap telinganya yang berdengung.

"Liona!"

"Apa sih, berisik!!"ketus Liona lalu mengangkat kepala melihat ke arah Bu Indri dengan mata memerah, karena baru bangun tidur.

Seketika suasana kelas menjadi suram, semua siswa menatap Liona dan Bu Indri secara bergantian. Liona yang di kenal sebagai anak yang paling nakal dan selalu semena-mena bertemu dengan Bu Indri yang dijuluki sebagai guru killer. Bagaimana jadinya?

Bu Indri menggeleng melihat tingkah anak didiknya satu ini, "Bangun," Bu Indri menarik tangan Liona agar segera bangkit dari duduknya.

"Sebagai hukum karena tidur di jam pelajaran saya dan tadi pagi melakukan kekerasan fisik terhadap adik kelas kamu. Ibu hukum kamu untuk lari lima putaran."tutur Bu Indri membuat mata Liona langsung melotot seketika, baru saja Liona membuka mulut namun langsung di sela Bu Indri.

TERJEBAK DALAM NOVEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang