03. ALASKA DIRGANTARA
Liona berjalan menuju ke kelasnya dengan wajah lebih bahagia dari sebelumnya. Senyuman manisnya tidak pernah luntur setelah dia keluar dari UKS. Membuat orang lain yang melihat mengerit heran dengan si antagonis satu ini.
Liona bersenandung kecil, walaupun tadi Liona sempat di bentak Leon tapi setidaknya dia sudah melihat wujud nyata dari karakter favoritnya.
Karena Liona sudah berada disini maka dia akan pastikan akhir yang bahagia untuk Leon.
Duk...
"Anj*ng. Jidat gue." Liona mengelus jidatnya yang mulus — semulus pantat bayi.
"Siapa sih yang naro tembok disini." Liona mendongak bukan tembok yang dia lihat tapi tatapan tajam dari orang didepannya.
Liona tersenyum canggung. Kenapa nasib gue sial banget sih! Tadi Renata sekarang si Alaska, karakter utama pria.Ya Tuhan bantulah hamba-mu yang banyak dosa ini. Batin Liona.
"Misi, saya mau lewat."
⚘⚘⚘
"Kalian ngerasa gak, ada yang beda dengan Liona."tanya Sean Wijaya melirik ke tiga teman yang lain.
"Ya. Dia kayak berubah setelah setengah bulan ilang gak ada kabar. Terus, biasanya kalau dia ketemu Alaska langsung nempel kek prangko."sahut Elvano Ganendra
"Palingan rencana baru."celetuk Alaska Dirgantara sambil menyesap minumannya.
Sean manggut-manggut, Siapa yang tidak mengenal Liona Odelia Aswangga yang tergila-gila dengan Alaska. "Tapi lucu tau ekspresinya pas liat Kenzo, udah kayak liat hantu di siang bolong."ucap Sean mengingat ekspresi kaget Liona setelah melihat kedatangan Kenzo.
"Trauma kali, karena di tabok sama Kakaknya sendiri."timpal Elvano diiringi suara tawa Sean.
"Iya juga," Sean melihat Kenzo Aswangga yang duduk diam tanpa ekspresi di sampingnya – udah kayak batu nisan — Eh, maksudnya kayak patung.
"Zo, Lo gak ngerasa bersalah sama Liona karena udah lo tempeleng sampai mukanya merah gitu." Jujur Sean sangat penasaran dengan ikatan persaudaraan ketiga orang ini – Kenzo Aswangga – Liona Odelia Aswangga – Renata Aulia Aswangga.
"Dia emang salah jadi, dia emang pantes mendapatkan itu."jawab Kenzo tanpa ada ekspresi sama sekali di wajahnya.
Sean hanya bisa menggelengkan kepalanya. Bukan dia ingin membela Liona hanya saja dia melihat keseluruhan proses dari awal hingga akhirnya Liona di tampar Kenzo. Sean rasa Liona tidak salah bahkan Liona tadi sudah minta maaf.
⚘⚘⚘
Langit sore yang sering kita kenal dengan kata senja. Sinar Matahari yang berada dibatas garis terbarat cakrawala, begitu indah jika dipandang ditambah suasana kota yang menarik dengan gedung gedung menjulang tinggi dan lalu lalang kendaraan yang melintas.
Leon sudah berada di sebuah taman untuk bertemu dengan orang yang dia sukai.
"Kamu udah lama?" Suara yang sangat lembut terdengar membuat Leon mengalihkan pandangannya dari danau.
Leon tersenyum ke arah gadis manis yang tengah berjalan mendekat dirinya,"Gak, Aku baru aja sampai."
Mereka berdua duduk berdampingan di sebuah bangku yang langsung menghadap ke danau.
"Na,"panggil Leon membuat yang punya nama menoleh.
"Kenapa?"
"Sampai kapan kita harus kayak gini?"tanya Leon meminta kejelasan tentang hubungan mereka.
"Na... Renata?" Leon memegang bahu gadis yang telah berpacaran dengan selama tiga bulan.
Lamunan Renata buyar, dia menunduk, dia sendiri juga bingung dengan hubungan mereka sekarang dan tidak tahu harus menjelaskan apa.
Renata akui bahwa dia juga ada rasa untuk orang di sampingnya ini. Di mata Renata, Leon itu orang baik, pintar, penyayang, lembut dan orangnya pengertian banget.
"Kita jalani aja dulu."jawab Renata pelan
"Tapi, sampai kapan Na? Kita harus sembunyi-sembunyi kayak gini, aku capek Na, selalu jadi penonton saat kamu disakiti orang lain, terutama saudara kamu sendiri, Liona. Aku ingin lindungi kamu."ucap Leon
"A-aku... Kas–"
"Atau... Ini karena status kita yang berada, dan karena ini kamu gak mau hubungan kita di ketahui oleh orang lain."potong Leon membuat Renata menggelengkan kepalanya dengan cepat.
Renata si bungsu keluarga Aswangga — Aswangga adalah keluarga kaya raya dan memiliki banyak usaha di bidang properti. Sedangkan, Leon hanya seorang anak beasiswa yang beruntung bisa bersekolah di SMA Ghanesa. Jelas status sosial mereka berdua sangat jauh berbeda.
"G-gak, Bukan gitu. Hanya aj-"
Dreet...
Dering ponsel terdengar membuat Renata segera bangkit dari posisi duduknya dan segera menjauh dari Leon. Leon mengelah napas pelan menatap punggung Renata. Setelah, menyelesaikan pangilan telpon Renata kembali menghampiri Leon.
"Maaf Leon, Aku harus segera pulang. Karena Mama udah nyariin aku." Renata berkata kepada Leon membuat Leon hanya mengangguk pasrah.
Renata pergi meninggalkan Leon sendirian di taman. Satu hal yang tidak mereka ketahui bahwa semua percakapan mereka tadi di rekam oleh si antagonis cantik, Liona.
Kenapa Liona biasa ada di taman juga? Yah, Karena ini di jelaskan dalam novel. Maka Liona datang kesini.
Liona diam-diam menghampiri Leon dan duduk di sampingnya,"Pemandangan di sini bagus juga."celetuk Liona
Leon mengerutkan keningnya melihat Liona yang tiba-tiba berada di sampingnya,"Ngapain lo disini?"ketus Leon
Liona tersenyum ramah,"Ini kan tempat umum. So, semua orang bisa datang kesini, termasuk gue."jelas Liona
"Maksudnya, kenapa lo duduk disini? Tempat lain 'kan banyak."
"Kenapa gak boleh? Jadi cowok kok sensi benget kek masker."ucap Liona, "Lagian tadi kayaknya ada yang nyebut-nyebut nama gue. Karena, gue merasa terpanggil makanya gue datang kesini."
"Lo–"
Liona mengangguk,"Gue denger semua, Bahkan..." Liona sengaja menjeda perkataan dan menunjukkan video yang dia ambil tadi, "Gue juga rekam."
Leon terbelalak kaget,"Hapus!" Leon mencoba ngambil ponsel Liona. Namun, sayangnya Liona lebih dulu menjauhkan ponselnya dari jangkauan Leon.
"Gue gak nyangka ternyata lo pacaran sama Renata. Kalian udah berapa lama?"tanya Liona sedikit antusias. Walaupun, sebenarnya sudah tahu.
"Hapus."
Liona menggelengkan kepalanya,"No! Lagian apa pentingnya sih video ini buat Lo?"
"Hapus, Liona!"
"Gak mau, Leon sayangg~" Liona tersenyum lebar — selebar lapangan bola_-
⌬ BERSAMBUNG ⌬
KAMU SEDANG MEMBACA
TERJEBAK DALAM NOVEL
RandomLiona Olivia Zefalika, seorang gadis berparas cantik dengan bulu mata yang lentik dan senyuman yang manis. Dia si bungsu dari tiga bersaudara yang sering jadi babu. Kejadian tak terduga terjadi setelah dia membeli semua makanan pesanan para kakakny...