CHAPTER 21

3.5K 216 1
                                    

"Mencintai seseorang yang tidak mencintai balik,itu seperti memeluk kaktus semakin erat pelukannya maka semakin sakit rasanya."

21. JAUHI DIA!

Plakk....

Suara tamparan itu memecah keheningan yang terjadi,"Lo udah gak waras ya?! Ngerasa hebat setelah mukul orang kayak tadi. Lo tuh mikir dong kalo punya otak."seru Liona

Alaska memegangi pipi sebelah kanannya yang terasa panas dan kebas lalu menatap tajam kearah sang pelaku,"Kenapa?! Masalah?"

"Ya, jelas masalah anj*ng! Gue ngasih tau hubungan mereka itu biar lo gak di bohongi dengan muka polos Renata."ucap Liona menggebu-gebu,"Dan lo gak bisa cuma menyalahkan satu pihak kayak gini."

Liona sudah sangat lelah. Semua rencana yang dia buat tidak pernah berjalan sesuai rencana,selalu gagal. Dia harus bagaimana lagi agar bisa merubah takdir Leon? Liona berharap dengan memberi tahu Alaska lebih awal tentang hubungan Renata dan Leon itu akan membuat hubungan Alaska dengan Renata kandas.

Namun, lagi-lagi salah prediksi.

"Dari sebelum lo tunangan dengan Renata aja mereka udah lama pacaran. Dan sekarang, lo nyalahin Leon. Bukankah lo yang tiba-tiba masuk kedalam hubungan mereka?"sambung Liona dengan intonasi yang sedikit lebih bersahabat.

Alaska terdiam sejenak lalu menjawab,"Seharusnya dia sadar diri, udah miskin mau dengan Renata. Dia juga tau kalau Renata udah tunangan tapi gak mau putus."

Liona tertawa, ingin sekali rasanya menampar lagi orang di depannya ini.

"Coba sekarang keadaannya dibalik. Kenapa lo terima perjodohan itu padahal lo sendiri udah tau sebelumnya kalau mereka pacaran, lo seolah tutup mata dan langsung ngeblok nomor gue. Padahal lo bisa aja nolak tuh perjodohan dan gak memaksakan kehendak lo sendiri."

Liona menatap lekat wajah pewaris tunggal keluarga Dirgantara itu,"Gue tau cinta sepihak itu gak enak, ibarat memeluk kaktus, semakin erat pelukannya maka semakin sakit rasanya. Maka dari itu gue kasih tau lo tentang mereka bahkan sebelum lo bertunangan. Supaya apa..." Liona sengaja memperpanjang nada bicara

"Supaya lo gak jadi orang tolol dan dimanfaatkan."

Liona berbalik untuk pergi, dia tidak ingin terlalu lama dengan karakter utama satu ini.

Liona seperti memikirkan sesuatu kembali menghentikan langkahnya,"Jangan menyalakan satu pihak, kalian semua salah disini. Terlalu egois dan ingin menang sendiri."

Ya... Walaupun tetap lo pemenangnya hingga menikah dengan Renata, sambung Liona dalam hati.

⚘⚘⚘

"Kenapa bisa begini?"tanya Renata. Setelah mendengar jika Alaska dan Leon berkelahi dia langsung menuju ke tempat kejadian. Namun, yang dia lihat hanyalah Leon yang dibawa ke UKS oleh beberapa orang.

Alaska? Renata tidak melihatnya bahkan dia sudah mencari sosok tunangannya itu tapi hasilnya nihil.

Leon sedikit meringis saat Renata menyentuh wajahnya. Meskipun, sudah diobati tetap saja masih merasakan sakit,"Aku juga gak tau, tiba-tiba aja dia mukul orang tanpa alasan yang jelas."jawab Leon seadanya

Suasana di kantin tadi sangat ramai, berdesakan, pengap dan saling senggol. Saat Leon ingin kembali ke kelas tiba-tiba kerah baju belakangnya di tarik oleh Alaska dan langsung memukul bagian wajahnya, karena serangan yang tiba-tiba itu membuatnya terhiyung ke samping.

Siapa yang tidak marah tiba-tiba diberi hadiah bogaman mentah seperti itu?

Leon membalas pukulan Alaska, walaupun dalam hati sudah was-was. Bagaimana jika dikeluarkan dari sekolah karena kasus ini. Alaska yang seperti kerasukan setan terus memukulnya hingga dia berakhir disini.

"Ini sudah diobati 'kan?"tanya Renata memperhatikan wajah lelaki di hadapannya itu.

Leon mengangguk,"Sudah. Udahlah gak usah nangis, lagi aku ini Anak cowok udah biasa kayak gini." Leon berkata dengan lembut dan mengusap air mata Renata yang mengalir.

"Aku khawatir."lirih Renata dan langsung memeluk Leon. Leon membalas pelukan Renata sambil sesekali mengusap rambut Renata agar dia merasa lebih tenang.

Cklek....

Liona yang baru saja membuka pintu ruangan uks itu dibuat sedikit terkejut dengan pemandangan didepannya. Leon melihat kearah sumber suara, Liona berdiri diambang pintu melihat kearah dirinya,tatapan mereka bertemu sebelum akhirnya dia memalingkan wajah.

Renata yang berada di pelukan Leon juga menoleh,"K-kak Liona."ucap Renata sedikit tergagap dan dengan segera ia berdiri di samping ranjang Leon.

"Alaska ada di rooft top."ucap spontan Liona lalu melangkah masuk kedalam. Renata melihat kearah Leon lalu berucap,"Aku pergi dulu."

Leon mengangguk. Renata pergi dari ruangan itu menyisakan Liona dan Leon dalam keheningan.

Liona meletakkan kantong kresek yang berisi makanan, minuman dan susu kotak yang dia beli di atas meja samping ranjang Leon,"Dimakan biar cepat sembuh,"

"Makasih..."ucap Leon dan langsung di angguki oleh Liona,"Buat yang tadi juga."sambung Leon.

Liona terdiam sejenak,"Gak masalah."

Tidak ada lagi percakapan yang terdengar - hening. Hingga Liona memutuskan kembali ke kelas karena bel telah berbunyi,"Gue mau balik ke kelas. Lo istirahat aja disini nanti gue izinin ke guru."kata Liona

Leon juga tidak ada niatan kembali ke kelas - dia ingin bolos dan tidur untuk mengisi kembali energinya. Liona berjalan keluar namun sebelum dia membuka pintu Leon menghentikan langkahnya.

"Jauhi Rafa dan batalkan rencana nonton kalian."ucap Leon dengan satu tarikan napas.

Dia tidak ingin Liona menjadi korban selanjutnya Rafa meskipun Rafa Kakak sepupunya Leon tidak akan diam saja. Dengan begini setidaknya mereka impas bukan? Liona tadi membantu dirinya dan sekarang giliran dirinya.

Tanpa berbalik badan Liona menjawab dengan sedikit terkekeh,"Kenapa? Lo mau ngajak gue jalan?"

"Y-ya."

BERSAMBUNG

TERJEBAK DALAM NOVEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang