50

1.4K 161 0
                                    

Kedua alis nyonya Devita menyatu, tatapan nyalang terlempar menatap tidak suka kearah Arche. Sedangkan, suaminya tuan Adi tampak adem ayem saat menghadapi Arche yang datang berniat untuk melamar Prameswari. Arche datang seorang diri tanpa keluarga karena orang tuanya telah tiada.

Tuan Adi menyerahkan keputusan kepada Prameswari. Sedangkan, Devita tampak tidak puas dengan keputusan suaminya karena ia memiliki niat menjodohkan Prameswari pada anak dari sahabatnya. Devita tahu tabiat suaminya buruk jika sudah terlanjur marah karena dibantah. Prameswari lega karena ayahnya berpihak padanya, ia pun menerima pinangan yang diajukan oleh Arche.

Acara pernikahan berlangsung mewah dan lancar. Semua dikendalikan oleh Devita dan membuat Prameswari menahan amarah. Segala keinginan Devita dengan mudahnya dikabulkan oleh Arche, sehingga Prameswari berkali-kali meminta maaf kepada Arche karena ulah ibunya yang keterlaluan. Devita semakin kesal karena ia tidak bisa mencari celah untuk menyalahkan Arche, karena pria itu bisa menutupi segala kekurangannya dengan sempurna.

"Sayang." Panggil Arche mendekati Prameswari yang sedang melamun. Pria itu menatap lekat istrinya. Ia mendekati dan memeluknya dari belakang.

Prameswari menghela nafas panjang. Ia tidak habis pikir dengan kelakuan ibunya sendiri, sejak awal bertemu dengan Arche hingga saat ini, sang ibu masih belum bisa menerimanya.

"Aku minta maaf, mas." Ujar Prameswari membuka obrolan.

Arche mengangkat sebelah alisnya heran. "Minta maaf untuk apa?"

"Ibuku." Jawab Prameswari dengan nada kesal tertahan. "Mas jangan ambil hati ya tentang semua perkataan dan perbuatan ibu."

Arche tersenyum. "Aku memakluminya, sayang. Wajar seorang ibu protektif kepada putri tersayangnya. Apalagi kalau urusan menikah."

"Tapi tidak begitu juga. Ibu keterlaluan." Sungutnya gemas.

"Aku tidak mempermasalahkannya. Aku senang bisa memenuhi keinginan ibumu."

"Jangan sering-sering ya, mas. Aku takut ibu malah memanfaatkan keadaan kita."

Arche mengangguk. "Iya, sayang."

***___***

Pernikahan Arche berjalan tiga tahun, sesuai pekerjaannya yang terkadang berpindah-pindah tempat membuat sang istri harus rela resign dari dunia kerja. Prameswari tipe wanita penurut, ia akan mengikuti suaminya kemanapun Arche pergi. Prameswari telah melahirkan anak pertamanya dan mereka menetap sedikit lebih lama di Mojokerto, Jawa Timur.

Arche menyempatkan waktunya untuk mengunjungi petilasan, selepas ia pulang dari event yang diadakan oleh universitas swasta. Dasarnya Arche sudah menyukai suasana petilasan. Setiap ia berkunjung, Arche pasti melakukan meditasi untuk menenangkan diri disetiap ia berada dititik terendah dan membutuhkan petunjuk dari semesta.

Penjaga atau juru kunci petilasan sudah mengenal Arche yang sering datang untuk bermeditasi. Mereka tidak mempermasalahkan kehadiran Arche, karena pria itu juga memberikan sedikit pesangon untuk jasa mereka telah merawat pelitasan.

Saat itu, suasana petilasan sepi pengunjung. Arche dengan mudah melakukan meditasi hingga kinerja otaknya mencapai gelombang tetra, ia mendapatkan petunjuk akan kegundahan hatinya selama ini. Dalam meditasinya, Arche mendapatkan gambaran sebuah ukiran nama yang sama dengan buku emas milik Ace dimasa lalu. Berbekal petunjuk yang ia dapatkan, Arche memiliki ide untuk mempermudah dirinya mencari pria misterius itu.

"Baiklah, aku akan melakukannya sesuai petunjuk yang aku dapatkan." Sahut Arche.

Ia memutuskan untuk menulis semua rangkaian kenangan akan masa lalunya dan menggabungkan seluruhnya menjadi sebuah novel.

THE BEAUTIFUL EYESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang