saudara?

307 35 0
                                        

Gisell menatap kukunya yang baru saja di manicure dan di nail art. Memang enak sekali jadi holang kaya, tidak perlu pusing-pusing mikirin biaya pengeluaran. Gisell bahagia maka anda pun bahagia.

"Wuih bagus juga tuh. Jadi kayak akatsuki, udah cocok" Ujar esok mengagetkan gisell. Sepertinya gisell harus lebih menguatkan mental dari si kembar yang suka membuatnya terkejut itu.

"Bukannya lagi main basket tadi? Sama si leo?" Tanya gisell.

"Ho'oh. Tapi cape ah menang mulu" Gisell memutar bola matanya, sombong amat.

"Bukannya leo jago?"

"Jago, tapi gue lebih jago." Sombong esok menaik turunkan alisnya.

"Ohh gitu. Keren emang. Si shaka mana? Udah mau sore belum pulang juga" Penasaran gisell.

"Au dah, tadi lagi main layangan sama bocah. Terus sama bang sho diajakin main bola, dia kan jago main bola" Beritahu esok duduk manis disamping gisell.

"Yaudah mandi gih, bau keringet iuw"

"Nih bau keringet nih" Esok mendekatkan badannya pada gisell, agar kakaknya itu dapat lebih luasa mencium bau badannya. Adek kalian songong kayak esok nggak?

"Ck sopan kah lo begitu?! Sono!" Kesal gisell menendang esok untuk menjauh.

Memang yang paling ketara dan langsung menunjukan sifat asli nya tuh esok. Dari kedua adiknya, shaka masih suka ngomel-ngomel. Katanya udah bawaan, dan gisell memaklumi. Namanya bawaan kan, tinggal gisell omelin balik sambil dikeplak dikit.

Gisell membongkar laci riasnya. Karena seingatnya gisell pernah menaruh kutek warna warni di laci. Nah kan bener, akhirnya gisell mengambil kotak kutek dan kembali duduk diruang tengah.

"Apaan tuh?" Tanya esok yang sedang menggosok-gosok handuk peda rambutnya.

"Katanya mau jadi anggota akatsuki. Sini kutekan"

Esok mengernyit, perasaan dia nggak pernah bilang mau jadi anggota akatsuki deh. Tapi biarin deh, esok lagi gabut.

"Mau item ya mbak, biar kayak itachi" Pintanya menunjuk kutek berwarna ungu.

Gisell menatap esok malas "nggih wibu" Esok ya esok. Biarkan saja dia.

Dilain sisi Shaka sedang tertawa karena cerita shota, dia membuka gerbang dan masih tetap tertawa. Padahal shota cuma cerita kalau si dek toni cepirit pas ditakutin sama esok waktu main bola tadi. Terus dia ngadu ke dek hian, sama dek hian si esok di tendang tulang kering nya. Damage nya bukan main memang kalau masalah tulang kaki ditendang tuh.

Lagian esok jail banget, kan kasihan dek toni. Karma memang datang tepat pada waktunya. Tapi ini si shaka juga sama laknatnya, dia masih ngakak sampai buat shota nyesel udah cerita. Maksudnya ya emang lucu, tapi jangan mukul-mukul juga.

Shaka merangkul shota sambil ketawa terus menurus "sumpah laknat banget si esok! Kena azab aja dia!"

"Awas kena kulit gua itu!" Kata esok saat gisell dengan tidak hati-hati mengecat sampai meleber ke kulit.

"Tenang bisa dihapus cok!"

"Woy lo tau nggak?! Sumpah kak jel lo kalau tau ngakak pasti!" Beritahu shaka yang malah ngakak kembali.

Gisell menatap shota, meminta penjelasan mengapa shaka tiba-tiba jadi gila. Shota mengedikan bahunya "tanya aja. Gue minta air"

"Lo lagi pada ngapain si?" Tanya shaka penasaran.

"Lagi nail art" Jawab gisell. Esok mendengus, nail art lambe mu, ini si cuma pake kutek namanya. Kalau nail art tuh sama kayak punyanya mbak jijel.

"Idih bencong" Hardik shaka membuat esok mendelik.

"Wibu itu mah shak. Mau jadi akatsuki lo ya" Esok mengangguk. Nah, kalau sesama sesepuh anime naruto kan enak.

Walaupun esok bukan wibu, soalnya dia cuma nonton naruto doang. Katanya nonton naruto aja udah gumoh soalnya episode nya ratusan. Apalagi kalau esok tau ada orang maraton nonton one piece yang episodenya ribuan, melongok kali dia.

"Lo kenapa mendadak gila dah? Lo kemasukan memedih ya? Kan udah mau magrib ini" Parno gisell.

"Apaansi! Enak aja! Gue ngakak lah, si esok bikin anaknya pak rt cepirit gara-gara ditakutin. Kasian banget. Abis itu dibales sama temennya, si esok ditendang ahahahahh!" Lagi-lagi tawa shaka pecah.

Shaka tuh ngebayanginnya, si toni nangis sampe kecepirit saking takutnya sama esok. Terus toni ngadu ke hian, sama hian esok ditendang. Pake jurus kungfu gitu kalau di bayangan shaka, sampe dek sian terbang buat nendang esok.

Udahlah biarin aja, emang kalau anak kembar tuh waras nya mirip. Jadi nggak aneh kalau misalnya shaka itu kembarannya esok.

"Dia dari sepanjang jalan bikin gue malu jel. Ketawanya kayak bapak-bapak, kan jadi pusat perhatian ya" Adu shota menunjuk shaka dengan sebal.

"Yee ngambek adek bang"

"Jijik anying!" Kesal gisell melempar tutup kotak kutek pada shaka.

Shaka meringis "sakit asu! Ha elah"

"Makanya! Mandi sono lo berdua! Bau banget!" Usir gisell menendang shaka dan mendorong shota untuk segera membersihkan diri.

"Gue wangi bunga! Enak aja!" Sanggah shaka tidak terima.

"Iya, bunga bangke! Sama mandi!"

"Mandi berdua yo bang biar cepet" Ajak shaka merangkul shota. Gisell terkejut dan buru-buru melepas rangkulan shaka.

"Mandi sendiri-sendiri sana! Nggak ada mandi berdua! Sho lo mandi dikamar gue aja" Usul gisell mengamankan sahabat tercinta nya itu.

Gisell gitu-gitu juga masih sayang shaka dan esok. Jadi demi kedamaian dan kesejahteraan bersama, demi mendapatkan ending bahagia, gisell harus sebisa mungkin membuat shaka dan esok kembali ke jalan yang lurus.

"Nggak boleeh!! Intinya nggak boleh, shaka aja yang mandi dikamar kak jijel! Udah sana!" Perintah esok mendorong kedua nya. Esok sedikit mengerutkan dahinya, agar kedua orang itu menurut.

"Aduh pusing pala chaki!" Lanjutnya memegang kepalanya sendiri.

"Jangan dikepal dulu tangannya piscok! Nanti kuteknya acak kadut!" Omel gisell memukul lengan esok.

"Maap, jadi estetik gapapa"








MisunderstandingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang