mimpi

42 10 0
                                    

Gisell berlari dengan tergesa-gesa di padang rumput, saat ini hujan sedang turun membuat pelariannya jadi terganggu dan sedikit menyusahkan. Gisell mengecek sekelilingnya, dia mencari dua orang yang kabur bersama nya tadi.

"Kak..." Ucap shaka bergetar sambil memegang mulutnya yang mengeluarkan darah.

Gisell menggeleng, jangan lagi! Jangan renggut adik nya lagi!

"Kak jijel, shaka" Tangis esok pecah saat tubuh shaka mulai tidak menunjukan pergerakan.

"Kak! Gue gagal kak, gue nggak bisa jagain kalian... Gue nggak pantes hidup" Kata esok dengan pilu memukul diri nya sendiri dibawah guyuran hujan.

Gisell ingin memeluk esok dan bilang, bahwa ini bukan salah nya, ini bukan salah mereka. Ini salah gisell karena telah telat membawa kedua adik nya keluar dari neraka, ini sungguh menyesakkan. Gisell hanya bisa diam melihat esok menangis dengan pilu sambil memeluk shaka yang sudah pergi.

"Gue udah buat bang shota sama shaka mati, kak tinggalin gue! Tinggalin gue sekarang!" Pinta esok mendorong gisell untuk kabur secepatnya.

"Esok. Ini karena gue, bukan lo"

"Iya. Itu emang salah lo" Ucap shaka menatap gisell dengan dingin.

Deg

Gisell membuka matanya, degup jantungnya berpacu dua kali lipat. Mimpi apa barusan? Apa itu ingatan gisell dari novel? Tapi setahunya, gisell mati karena si kembar. Bukan bersama kembar. Dan lagi, mengapa esok menyalahkan dirinya sendiri? Padahal gisell bilang, itu karena dirinya sendiri.

Gisell terbayang-bayang tubuh terkulai milik shaka, gisell buru-buru bangun dari tidur nya dan menghampiri kamar si kembar. Dia masuk ke dalam untuk memeriksa keadaan shaka dan esok, fiuh ternyata aman.

"Lo ngapain si?" Tanya shaka yang terbangun dari tidur nya karena gisell mengecek nafas shaka.

Gisell mengelus surai shaka "gue mimpi buruk, makanya mau gue periksa"

"Mimpi apaan? Si shaka mati?" Tanya esok yang juga ikut terbangun.

"Ho'oh. Serem banget lagi, mana lo nangis kenceng banget sok" Jawab gisell membuat shaka melongo. Bisa-bisa nya mimpiin shaka metong, yang bener dikit lah.

Esok merenung mendengar ucapan gisell, dia menatap gisell tidak percaya "kak. Itu beneran mimpi anjir! Mana mau gue nangisin ini orang! Geleuh ih!!!" Esok menendang shaka untuk menjauh.

"Padahal di mimpi gue lo nangis sambil meluk shaka lo cok. Nggak boong, eheheheh lucu juga kalau bayangin" Shaka menggelengkan kepalanya. Mulai, mulai gesrek ini kakak nya kalau tengah malem gini.

"Orang mati kok lucu, udah gih balik tidur sana!" Usir shaka sambil menarik selimutnya, wong dia masih ngantuk.

"Jangan ngambek lah, cry baby! Sini abang peluk" Kata esok sambil memeluk shaka seperti guling. Shaka menggeliat kegelian, setelah lepas dari pelukan esok dia lanjut memukuli esok menggunakan guling.

"Gue buang juga lo ya anjing! Gue mau tidur aja nggak tenang!"

"Udah jangan ribut! Gue balik mau lanjut bobo" Pamit gisell

"Tunggu kak woy! Di mimpi lo kok bisa si shaka mati? Dia ngapain emang?" Tanya esok membuat gisell berhenti. Gisell menatap esok

"Shota...."

"Bang shota? Wahh gila plot twist! Lo dibunuh sama abang kesayangan lo shak! Tragis banget emang idup lo! Ck ck ck ck" Ledek esok menepuk kepala shaka agar tidak bersedih.

"Mimpi doang elah" Ucap shaka tak ambil pusing.

"Bukan! Maksud gue shota juga mati disitu....." Shaka menatap gisell tidak percaya. Masa shaka dan shota mati si di mimpi gisell? Pertanda apa ini?

MisunderstandingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang