tabrak lari

74 14 2
                                    

Disinilah mereka saat ini, uks sekolah yang dipenuhi dengan omelan dari esok dan chena. Lalu leo bagian tim mengompori bersama bisma.

"Bukan salah gue, orang gue udah liat kanan kiri! Sepi juga" Jawab shaka menatap esok kesal.

Esok menekan kasa pada luka di lutut shaka, membuat sang empu berteriak kesakitan.

"Lebih hati-hati! Lo mau gue nggak punya kembaran?? Lo mau gue nangis-nangis berdarah?? Lo mau liat gue hidup sebatang kara?? Nanti gue gangguin lo biar nggak tenang arwah lu!" Omel esok mengguncang tubuh shaka dramatis.

"Omelin! Omelin! Gimana si luu!!"

"Bisa diem nggak? Obatin yang bener, jangan di guncang gitu! Nanti shaka pusing, lo gimana si?!" Omel chena balik sambil memukul punggung esok.

Chena mengambil alih kasa dari tangan esok dan mulai membalut luka pada lengan shaka. Shaka melototi leo dan bisma untuk berhenti membuat gaduh, dan menatap esok untuk berhenti mengomel.

"Emang ya, nggak lo, nggak esok. Suka banget pada luka! Untung ada willo ya shak, lo udah berterima kasih kan sama sahabat gue??" Tanya chena yang masih telaten mengobati shaka.

"Alah, luka begitu doang mah! Cemen lo shak!!" Ledek bisma mengacungkan jempolnya ke bawah.

Tiba-tiba suara tangisan willo terdengar membuat yang berada disana panik. Bahkan shaka yang sedang di obati saja sampai datang menghampiri willo. Ya gimana nggak, suara tangisannya macam orang lagi di siksa.

"Kenapa wil??" Tanya chena khawatir.

"Lutut gue! Sakiiit banget..... Kaki gue rasanya kayak di mutilasi che, gue kayaknya mau mati dehh!! Sumpahhh, sakiit bangeeet!!" Dramatis willo sesenggukan sambil mengipasi lututnya yang terluka.

Leo dan bisma tertawa saat itu juga saat melihat luka willo yang tidak ada apa-apa nya, dibandingkan luka saat mereka bermain bola.

"Lebay lo!" Cibir bisma.

"Diem lo yaa mulut lemes! Che, ini kayaknya gue perlu ke rumah sakit nggak si??? OMG, SAKIT HUHUHU" Willo memeluk lengan chena sambil menahan rasa perih luar biasa dari luka gores lututnya.

"Pake obat merah juga sembuh itu! Gimana si, katanya jagoan tapi luka begini nanges" Malas leo.

Willo mencebikkan mulutnya, padahal kan memang sakit. Mereka saja yang tidak tau rasanya sakit luar biasa, jika area kaki kita terluka. Di tambah willo anaknya memang sedikit(sangat) lebay, jadi beginilah hasilnya.

Shaka meringis menatap willo, padahal yang mendapat banyak luka gores shaka. Tapi willo yang malah kelihatan seperti anak yang benar-benar habis ditabrak mobil. Shaka menggeleng, cengeng betul si willo itu. Hey, tolong mengaca yaa tuan shaka dawyn.

"Pelan-pelan che" Pinta willo saat chena mulai membersihkan luka pada dengkulnya.

Willo melengkungkan mulutnya ke bawah, mau teriak tapi malas nanti diledekin lagi sama si dua pembuat onar itu. Plus esok.

Chena meniup luka willo, "nih abis gue tiup, nanti langsung ilang sakitnya!"

Shaka mendelik, "mana bisa gitu anjir"

"Oh, pantes luka gue masih kerasa sakit. Belum ditiup sama lo chen, tiupin dong" Pinta esok menunjuk luka yang diplester pada area pipi kanannya.

Willo mendengus, dia mendorong esok dan memeluk sahabatnya erat. Lalu willo menatap esok dengan sinis, seakan memberitahu bahwa chena hanyalah milik willo seorang.

"Omongan buaya memang manis betul!" Ledek bisma menaik turun kan alisnya.

"Aauch, luka aku masih sakit nich beybih. Kayaknya karena belum ditiup sama kamu dechhh!!" Ucap leo me-reka ulang adegan tadi dengan sedikit drama.

MisunderstandingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang