peluk doang

165 27 0
                                    

"Eh, siapa kamu ini sho?" Kaget sora saat ada anak laki-laki berteriak memanggil nama anaknya.

Mana sambil lari kesurupan kayak lagi.

Shota meringis 'segala ketemu lagi' pasrahnya jika nanti ditanya-tanya.

"Ini esok bu, temen yang sering sho ceritain"

Sora tersenyum ramah "oh kamu adik jijel yang kembar ya? Tante sering denger kamu dari shota"

Esok mengangguk, ternyata ibu nya. Habis keliatan masih muda banget, kalau shota bilang kakaknya juga esok percaya.

"Hehehe iya tan. Tante sakit? Kok bisa bang sho diperban gini?" Tanya esok membuat sora bingung. Maklumin aja tan.

"Biasa lah sok, jatoh. Lo?" Tanya shota balik.

"Dia malu-maluin gue" Adu gisell.

"Eh, jijel. Yaampun udah besar yaa sekarang, dulu terakhir ketemu tuh kamu masih sepinggang tante loh. Udah lama nggak liat kamu" Gisell tersenyum ramah. Waduh gisell melongok melihat perawakan ibunya shota. Beuh coy, manis betul.

"Halo tante, apa kabar?"

"Baik kok. Kamu sakit?"

"Enggak kok. Ini si esok ribet tan, wuih cerita ambrul adul dehh" Jawab gisell seadanya.

"Ibu pulang duluan aja ya? Sho mau main, bolehkan?" Pinta shota. Sebenarnya shota enggan buat pulang.

"Boleh. Tapi jangan lama-lama ya. Kamu kan lagi sakit, jijel juga keliatannya lagi sakit" Balas sora sambil mengelus surai shota.

"Aku nggak sakit kok tan! Sehat bugar!!" Ucap gisell takutnya membuat sora salah paham.

"Iya iya. Tante duluan ya? Ayah shota lagi sakit soalnya" Pamit sora berjalan menuju parkiran mobil.

Mereka mengangguk. Gisell menjewer telinga esok, dan lanjut memarahinya. Sedangkan esok meringis kesakitan dengan sumpah serapah yang keluar dari mulut laknatnya itu. Shota menggeleng, pasti ini kerjaannya esok.

"Lo jangan napakin muka ke gue dulu! Amarah gue nih langsung naek kalau liat muka lo sekarang!" Geram gisell membuang wajahnya dari esok.

"Yeeu diperhatiin ogah! Biarin pulang sendiri sono lo! Minta memedih sono anterin lo!" Ngambek esok. Padahal dia kan adik yang super duper perhatian. Dimana lagi coba ada adik seperti esok yasha.

"Gue bareng shota! Awas lo anying!" Gisell menggandeng lengan shota dan menariknya menuju parkiran.

"Lah bleguk, kunci motor!" Panik esok meraba kantung baju dan celananya.

Esok buru-buru lari mengejar gisell, dia lupa kalau kunci motornya dia taru dikantung tas gisell. Alamak bisa pulang ninggalin motor dia.

"Kak jijel kunci!!!" Teriak esok saat melihat motor shota sudah jalan menjauhi aera parkiran.

"Eh jel itu-"

"Biarin, udah gue colokin kok kunci nya. Kalau si esok oon mah, dia pasti bakal ngejar kita sho. Oiya lo kenapa bisa sampai diperban gitu?" Tanya gisell melihat pelipis shota ada perbannya.

"Jatuh"

"Boong ya?" Tebak gisell tepat sasaran. Sebab shota diam saja, kalau betulan jatuh kan shota bisa cerita kejadiannya.

Seingat gisell, di dalam novel ada kisah tentang shota yang disiksa sama ayahnya. Pasti shota abis disiksa, kasian banget yaa orang-orang yang hidup di novel gila buatan karimet ini. Hidupnya penuh sengsara.

Kalau nggak salah ingat, dalam ingatan yang beberapa kali masuk tentang shota, nggak jarang shota pasti sedang luka-luka. Dan anehnya juga gisell diem aja, nggak bertanya tentang asal usul luka shota itu. Mungkin karena itu shota jadi enggan bercerita tentang masalah yang shota punya.

Gisell memeluk pinggang shota, membuat shota tersentak sebentar. Shota nggak terbiasa dapat skin ship dari gisell, rasanya gisell akhir-akhir ini aneh.

"Kenapa jel?"

"Cape. Gue malu sho sama si esok, dia bertingkah lagi. Tapi seneng si karena dia perhatian, nggak kayak si shaka tuh! Gue yakin kalau si shaka aslinya tau gue bocor tapi dia diem aja" Geram gisell teriak oleh shaka.

Soalnya shaka tuh keliatan kayak kaget pas ngeliat gisell lagi nyapu ruang tengah. Gisell kira shaka kaget karna ngeliat gisell rajin, rupa-rupanya!

Gisell lanjut bercerita dengan penuh emosi pada shota, dia menceritakan betapa malunya gisell saat ditertawakan oleh perawat dan beberapa pasien dirumah sakit tadi. Bahkan shota jadi ikut-ikutan mentertawakan kejadian tadi, memang si esok pembuat ulah handal. Tapi anehnya, nggak sampai bikin orang benci.

"Gapapa, mungkin dia gatau kalau perempuan ada siklus datang bulannya. Atau dia kaget karna ngeliat lo berdarah" Kata shota yang memberhentikan motornya.

Gisell mengangguk, dia melepaskan pelukannya dan turun dari motor. Membantu shota untuk memarkirkan motor dalam garasi.

"Kenapa?" Tanya shota saat gisell lagi-lagi memeluk dirinya.

"Gapapa! Aduh kasian aja, muka ganteng lo jadi diperban gini. Pasti sakit kan?" Shota tersenyum.

'Sakit. Sakit banget jel'

Shota diam saja dipeluk erat sama gisell. Gisell tuh walau orang nya nggak pedulian, tapi kalau udah urusan tentang temennya empatinya gede banget. Gisell mengelus punggung shota, menyalurkan rasa nyaman bagi shota.

Shaka yang awalnya cuma mau melongok kebawah dari balkon jadi terkejut, karena melihat pemandangan shota yang dipeluk oleh gisell. Esok juga begitu, waktu buka gerbang pemandang pertama yang dia liat itu.

"WOY LEPAS NGGAK?!" Teriak keduanya bersamaan.

Gisell jadi terkejut dan nggak sengaja mendorong shota hingga terjungkal. Gisell dan esok buru-buru menolong shota, shaka saja sampai lari ngibrit waktu shota teriak karena terkejut.

"Maaf sho! Maaf!! Nggak sengaja sumpah, gue kaget soalnya. Maaf yaa, aduh pasti sakit. Gara-gara lo berdua si! Heboh banget orang!" Omel gisell memukul esok dan shaka secara bergantian.

Shaka melirik gisell sinis "lagian ngapain pelul-peluk!" Omelnya balik.

"Ho'oh! Pemandangan tidak senonoh apa yang kalian lakukan ditempat suci ini hah?!!" Teriak esok memandang gisell dan shota marah.

"Gausah lebay! Tidak senonoh, tidak senonoh. Gue peluk shota doang, bukan gue perkosa" Shota melotot mendengar ucapan gisell, dia memandang gisell shock.

Esok memukul mulut laknat gisell "mulut lo!"

"Aduh sakit! Eh iya, gue masih marah ya sama lo berdua!!"

"Gausah ngalihin topik!" Marah esok bekacak pinggang. Gisell berdehem, kirain esok bakal teralihkan.

"Lo tuh, intinya ga boleh deket-deket bang sho lagi!" Kata shaka berdiri diantara shota dan gisell. Gisell mendelik, hilih bilang aja cemburu.

"Iya! Ga boleh kak, mulai sekarang!!" Setuju esok.

"Iyain" Gisell sudah malas berdebat. Besok juga sudah lupa.

"Udah ayo bang, kita ke kamar aja" Ajak shaka dan esok menarik shota untuk mengikuti mereka.

"Heh piscok!"

"Nggak kak, enggak! Intinya nggak"

"Apaan si! Itu motor masukin dulu!" Kesal gisell menendang betis esok dan menunjuk gerbang.

Esok buru-buru berlari keluar dan memasukan motor kesayangannya.

'Sumpah met! Gue pengen resign aja dari ni dunia'





MisunderstandingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang