"gue liat-liat lo akhir-akhir ini sering banget dm-an sama shaka will" intrupsi chena memicingkan matanya.
"apa? Cuma soal tugas doang, nggak percaya liat aja ni. Malah lo tuh, teleponan mulu sama si dugong" balas willo menggembungkan pipinya sebal.
"itukan esok sendiri yang telepon setiap gue chat dia" jawab chena membela dirinya.
"hmph! Kan bisa lo tolak! Lo emang fake friend!" marah willo melipat tangannya.
"maaf atuh sayangkuu, maaf ya?? Okeii??" pinta chena menatap willo dengan memelas.
Emang bakal ngaruh willo tanya?? Ngaruh lahh men!
"emang lo kalau ngobrol sama esok ngomongin apa?" tanya willo penasaran. Kali aja kan si esok gombal nggak jelas, deketin sahabatnya biar bisa esok ambil dari willo.
"Cuma cerita nggak jelas. Kadang haluan dia kalau dunia berubah jadi jadi kayak dunia aqua men lahh, dunia tiba-tiba diserang sama monster ambalabu lahh, atau dia yang tiba-tiba sebenernya keturunan harpot lahh" jawab chena membuat willo speechless. Willo tau sii kalau esok itu emang nggak jelas, banyak tingkahnya, suka random. Tapi nggak sampai telepon cewe tapi ngomongin hal absurd juga kan?
"tapi seru si wil, soalnya kadang gue berpikir kayak si esok"
Willo memejamkan matanya, alamak apakah chena tertular esok? Atau apakah sisi lain dari chena yang tidak willo ketahui muncul?? Tapi sepertinya ada pada opsi terakhir.
"gue nggak nyangka otak lo ternyata miring kayak esok" sedih willo menutup mulutnya dan menatap chena prihatin.
"waahh songong lu, berani juga ngatain ketua kayak gitu??" kesal chena lalu menggelitiki perut willo sampai willo lemas karena kegelian.
Disaat dua gadis itu sedang asik saling bercanda mereka tidak tahu saja ada tiga orang yang habis kebingungan dan kelabakan dengan tingkah laku gisell hari ini. Seperti dari dunia yang berbeda.
°°°°°°
Gisell melihat ke arah sekitar, sepi, sunyi, hening, namun membawa rasa nyaman. Tempat yang selalu gisell nantikan jika sedang menutup mata. Dimana terdapat satu-satunya kakak peri yang sangat gisell senangi.
"kakak peri! Hari ini aku ngerasa plong banget. Ini kenapa ya?? Tapi ngerasa bahagiaa banget. Kayak rasa yang bergejolak disini tiba-tiba membucah, dan buat aku senyum lebar" tanya gisell sambil menatap kakak peri yang sedang duduk pada tepi danau.
"aku ikut senang kalau kamu senang aeri, jawaban yang kamu tunggu-tunggu akhirnya datang. Kesempatan sepertinya harus kamu manfaatkan, ingat kan pesan aku terakhir kali?? Kamu dapat meminta bantuan sekarang" senang kakak peri memeluk dan mencium pucuk kepala gisell berkali-kali.
"umh maksudnya? Aku nggak paham" bingung gisell.
"kamu akan paham kalau bangun nanti. Tapi ingat, selalu hati-hati aeri" pesan kakak peri sebelum akhirnya pandangan gisell memburam.
Gisell membuka matanya, ia melihat atap kamarnya. Gisell duduk dari tidurnya dan memegang matanya yang terasa berat, betapa terkejutnya gisell karena matanya saat ini bengkak, la jadi mengingat kejadian tadi dan merasa bodoh karena sudah bertindak seperti orang kesurupan. Ahh sial, bagaimana dengan harga diri gisell kali ini.
Ia mengambil kacamata hitam untuk dikenakan nanti, lalu pergi dari kamar untuk menghampiri sang kakek. Bagaimana gisell bisa lupa kalau ada kakek saat ini, dan jangan lupa pesan kakak peri dalam mimpi yang gisell impikan. Tapi, bagaimana caranya gisell meminta bantuan pada kakek?? Masa iya meminta kakek mencarikan jodoh untuk si kembar, kan tidak etis sekali. Atau meminta perlindungan dari sang kakek? Kan itu juga memangnya ada apa dengan mereka?
Baiklah mari kita urus itu belakang, saat ini gisell hanya ingin berbincang sedikit.
Gisell mengendap-endap turun, dirasa aman karena kakek dan yang lain sedang bicara di teras gisell buru-buru lari ke arah dapur la perlu es batu untuk mengompres matanya saat ini. Saat sudah sampai dapur gisell dikejutkan dengan kehadiran shota yang ternyata sedang membuat teh.
"jijel, lo udah seh- maksudnya udah mendingan? Perasaan lo gimana? Butuh sesuatu? Perlu gue ambilin? Lo mau teh juga? Kata kakek sigit teh yang beliau bawa aroma nya bikin tenang lohh, atau lo mau gue buatin susu? Lo cape? Mau gue pijitin? Gue-"
"stop stop, gue oke sho, im oke. Gue gapapa, lo kenapa??" tanya gisell mendekat ke arah shota dan menatap shota khawatir
Shota bersimpuh lemas membuat gisell kaget dan ikut bersimpuh.
"lo kenapa??"
"gue khawatir sama lo" jawab shota yang sebenarnya sudah khawatir setengah mampus pada gisell sedari tadi.
la merasa bahwa ternyata shota memang tidak akan pernah bisa membantu sahabatnya itu meringankan bebannya. Yahh... memang siapa dirinya ini..
Shota menggeleng, pikiran jelek, pikiran jelek. Padahal tidak seperti itu. Shota sejujurnya sangat terkejut karena melihat gisell menangis seperti tadi. Yaa dibumbui over thinking sedikit. Namun dibandingkan dengan pikiran jelek itu semua, shota lebih bersyukur karena gisell masih bisa menangis menumpahkan semua nya seperti tadi pada sang kakek.
Shota lebih bersyukur seperti itu, dari pada gisell hanya memendamnya sendiri, seperti mimpi yang pernah shota impikan. Shota lebih tidak mau itu terjadi.
"ahh soal tadi?? Maaf ya udah buat lo khawatir. Gue juga sebenernya nggak tau kenapa tiba-tiba gitu. Perasaan gue tadi berkecamuk banget, makanya kayak orang kesurupan gitu. Mungkin karena udah kangen banget sama kakek kali yaa. Haha. Ha... gue malu lo liatin gitu" jelas gisell membuat shota tersenyum dan menunjuk gisell.
"mata lo perlu kompres" ucap shota membuat gisell buru-buru menutup wajahnya.
'sial sial sial!! Gue malu banget!! Bisa-bisanya beler didepan shota, sial mau ditaro dimana muka gue njirr' batin gisell meraung ingin segera menghilang dari dunia karena dilanda rasa malu yang besar
"Jangan diliat! Gue malu Lo kenapa selalu ngeliatin gue pas jelek si!!" omel gisell masih dengan keadaan menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Shota tertawa, gisell masih jaim pada dirinya. Dari dulu, selalu seperti itu, padahal shota tidak masalah bagaimana penampilan gisell. Karena gisell tetaplah gisell. Shota menarik kedua tangan gisell untuk tidak menutupi wajahnya.
"kenapa si?? Gapapa jel"
"gue yang kenapa-napa, gue lagi jelek. Gue malu!! udah sana!! Bawa tuhh sekalian teh nya udah mendidih!! Sana!" usir gisell setelah menarik tangannya kembali dari genggaman shota.
"jangan lupa dikompres matanya, lagian lo nggak pernah jelek kok jel" jawab shota sebelum pergi meninggalkan gisell yang menjadi blushing sendiri.
'sialan emang itu si yamaha'
___________
Haii haii
Akhirnya setelah sekian purna aku kembaliii
Maaf ya kalau jadii slow update, soalnya aku sibuk sama perkuliahan. Asik sibuk hehehe...
Tapi sebisa mungkin aku bakal tetep update kalau lagi senggang.Jadi, tetep stay ya,,,, love you all,,,
![](https://img.wattpad.com/cover/375139454-288-k311835.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Misunderstanding
General FictionMasuk ke dunia novel dan jadi antagonis, sudah biasa. Tapi nyangka nggak si, kalau seorang aeri harus jadi antagonis di novel bl. Ini semua berawal dari karin, sohib absurd aeri yang mendadak gabut bikin novel bl. Entah ke sialan apa yang menimpa ga...