Gisell menidurkan badannya pada kasur, akhirnya sampai juga setelah 16 jam perjalan. Yang lain pun sama, mereka langsung tepar karena kelelahan.
"Anying bantuin gue kek! Mentang-mentang yaa lu pada punya asisten gue yang tidak punya ini kesusahan membawa banyak bawaan sendiri!" Keluh milly yang masih bulak-balik mengambil barang dari lobby hotel.
"Ya elu lagian tadi ditawarin sama shota sok-sokan nolak" Jawab jiana yang enggan untuk membantu. Dia cape banget cui.
"Nggak enak gue, dia udah bantuin gisell soalnya"
"Ayo gue bantuin kak! Gue sekalian mau cari paper bag yang ilang" Tawar chena menggandeng lengan milly membuat milly tersenyum penuh haru.
"Fek pren lu semua"
"Ayo ayo gue bantuin. Tenaga gue masih ada ni" Akhirnya gisell ikut membantu milly untuk membawa barang bawaannya yang banyak seperti ingin pulang kampung.
"Kak milly rempong banget dah" Geleng-geleng willo yang melihat banyak tas milik milly.
"Biarin aja udah, kita kebagian enak nya" Karena semua barang bawaan milly fakta nya selalu bermanfaat.
"Makanya juncuk dinamain koper nya!! Bikin gue emosi mulu lu mah!" Kesal shaka membantu esok yang masih mencari keberadaan kopernya.
"Gue pinjem punya kak jijel itu ege, jadi lupa dinamain. Cari aja yang warna ijo, punya dia itu" Shaka membuka matanya lebar-lebar, mencari keberadaan koper hijau yang kata esok itu.
Tapi masalahnya seingat shaka, tadi dia nggak lihat esok membawa koper warna hijau tuh. Pasti ni anak sarap lagi, lupa warna ini pasti.
"Lagi cari apa kalian?" Tanya chena penasaran karena melihat esok dan shaka yang celingak-celinguk diantara koper yang berhamburan.
"Koper nya si esok. Dia tuh tolol banget lupa sama koper nya sendiri" Maki shaka, shaka tuh mau cepat-cepat istirahat udah lelah rasanya.
"Bukan punya gue wei, minjem"
"Lagian kenapa bisa lupa si? Coba tanya sama kak gigi kali aja dia inget sama bentukan koper lu sok" Saran chena membuat shaka lagi-lagi memaki esok. Emang kalau udah cape tuh suka nggak fokus gitu.
"Eh tolong ambilin itu, paper bag warna birdong harta berharga gue itu. Akhirnya ketemu juga!" Pinta chena menyuruh esok.
"Apa isi nya?"
"Duit sama hp" Shaka beralih memaki chena, kok bisa ada orang sesantai itu sama barang paling penting di dunia.
"Kenapa nggak ditaru di tas?!" Kaget esok buru-buru menyerahkan paper bag itu pada chena.
"Ketinggalan ini bukan sengaja, tadi pas gue lagi ambil koper jatuh"
"Wey che ngapa lama amat si cari paper bag doang?" Tanya gisell berujung menghampiri chena.
"Loh, udah bantuin kak milly nya?"
"Udah dari tadi. Lo berdua juga ngapain? Bantuin chena?"
"Akhirnya dateng penyelamat!! Kak koper lo warna apa sebenernya? Coba deh lo cari koper lo yang dipinjam sama bocah dungu itu" Pinta shaka yang akhirnya lega gisell datang tanpa dijemput.
"Lah itu koper gue, disebelah lu shak" Ucap gisell menunjuk koper berwarna abu-abu.
"Udah ya, gue cape. Kalian jangan ribut dulu, istirahat aja langsung sana! Besok kalau mau sarapan bareng shota harus bangun pagi" Perintah gisell yang dipatuhi oleh kedua nya. Soalnya si kembar tidak sekamar sama shota, shota nya sudah diajak duluan sama rangga and genk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misunderstanding
General FictionMasuk ke dunia novel dan jadi antagonis, sudah biasa. Tapi nyangka nggak si, kalau seorang aeri harus jadi antagonis di novel bl. Ini semua berawal dari karin, sohib absurd aeri yang mendadak gabut bikin novel bl. Entah ke sialan apa yang menimpa ga...