mak comblang

76 14 0
                                    

Gisell termenung dalam lamunannya. Baru hangout berdua sama shota saja sudah seperti kemarin, apalagi kalau gisell ajak shota healing. Bisa dibombardir agaknya bumi. Memang paling tepat itu cariin kedua adiknya cewe, siapa tau kan kalau dipepet sama cewe jadi lurus mereka.

Gisell memperhatikan anak-anak sekolah yang berlalu lalang di kantin, banyak cewe cantik tapi gisell nggak kenal. Terus kalau mengikuti niatnya lewat biro jodoh, takutnya si kembar ngamuk kan. Menurut gisell juga lebih enak kalau deket dari sekolah, lebih natural gitu.

"Ahahahahh, botak alis lo" Ledek chena menunjuk alis tipis milik willo.

"Anjing lo! Bukan botak! Tapi putih! Gue lupa pake pensil alis tadi pagi, buru-buru!!" Geram willo memukul lengan chena.

"Gue ada pensil alis ni wil, mau nggak? Dikelas si tapi" Tawar gisell membuat willo mengangguk.

"Nanti gue ambil yaa abis makan"

"Kak, minta duit dong" Datang-datang si esok langsung malak.

"Minimal basa basi dulu gitu" Sindir willo

"Ih! Alisnya botak! Mau manggil tuyul lo ya?" Tuduh esok sambil mentertawakan willo. Yang ditertawakan menggeram sambil memegang garpu.

"Tusuk wil!" Kompor chena.

"Haduh, bahaya. Nih duit nih, emang duit lo mana?" Pusing gisell langsung menyerahkan selembar uang.

"Anying lo! Kok dikasih si? Dia barusan malakin gue sama bang sho!" Amuk shaka mencekik esok diantara lengannya.

Gisell mendengus "buat apa emang duitnya?"

"Buat top up epep, gue mo mabar sama si rehan" Balas esok menampilkan senyum karir nya.

"Yaudah sono!" Usir gisell.

"Ish, si esok kan dari kemarin ngajarin nggak bener bocil di komplek. Masa dia ngajarin si rehan genit sama cewe, terus ngajarin si bintang buat usil ke toni. Cuma hian doang bocil yang masih murni waras nya" Adu shaka yang sudah duduk pada bangku samping gisell.

Dia lanjut menceritakan ke kurang ajarnya tingkah esok pada bocil komplek yang sering mereka ajak main. Gisell saja sampai pening dengarnya, esok bener-bener manusia ajaib.

"Iket aja dia shak! Tingkah nya ngalahin orgil sekitar. Takutnya sama warga digebukin karna udah merusak masa depan bangsa" Ujar chena yang tambah merasa, kok ada ya manusia kayak esok. Ada che, buktinya itu esok.

"Ide cemerlang tuh" Senang shaka karena merasa ada yang sepemikiran dengannya.

"Ngomongin gua lo yak?" Tuduh esok.

"Bukan, kita lagi ngomongin orang gila" Balas willo.

"Kak jel, masa sama bang shota duit nya diambil, borok sikut dia ege. Minta duit lagi dong" Pinta esok membuat gisell mengusir nya.

"Nggak ada!"

"Udah sono lo berdua!!" Usir gisell mendorong kedua kembar komodo agar kembali ke tempat duduknya.

Dari seberang terlihat shota sedang makan sambil sesekali tertawa melihat ponsel nya, namun itu tidak lama karena si kembar menyerang. Apalagi esok, dia menyimpan ponsel shota pada kantung seragam nya dan mulai mengoceh, entah apa yang esok ocehkan gisell tidak dengar.

Beralih dari melihat kembar dan shota, gisell menatap kedua adik kelas nya itu.

"Girls, kemarin kalian ketemu sama si dua komodo itu kan?" Tanya gisell dan mereka mengangguk.

"Kok kak gigi tau? Kak gigi ngeliat kita? Sebenernya kemarin gue sama willo ngeliat kak gigi lagi ngedate sama kak shota. Tapi malu mau nyapa nya" Beritahu chena. Willo mengangguk.

MisunderstandingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang