gips

58 11 2
                                    

Gisell dan shota memapah esok, membantu si adek agar bisa dengan mudah berjalan tanpa kesulitan. Karena kaki nya masih dalam masa pengobatan, beruntung esok hanya mengalami patah tulang ringan.

"Makasi bang, kak! Si shaka emang dakjal banget nggak mau bantuin gue!" Kesal esok menatap shaka yang sudah duduk anteng pada bangku nya.

"Mau bantuin gimana? Kan tangan kanan shaka di gips juga" Jawab shota menggeleng.

"Hehe lupa. Udah sono ke kelas!" Usir esok mendorong kedua nya menggunakan tongkat kruk nya.

°°°°°°

"Lo udah dapet kabar tentang pelaku tabrak lari nya jel?" Tanya shota yang sedang bermain game.

"Belum. Kata bu denis orang nya sampai saat ini belum ketemu, orang jadi-jadian apa yak?? Aneh betul dah" Heran gisell karena seharusnya pelaku sudah tertangkap. Apalagi waktu kejadian, banyak saksi mata yang menyaksikan.

"Berdoa aja semoga bukan nasib buruk. Luka lo gimana? Masih sakit?" Tanya shota mengalihkan atensi nya dan menatap gisell khawatir.

"Sakit yang pasti. Si willo juga dari kemarin ngeluh sakit, si esok rewel banget di rumah. Kaki nya patah langsung cosplay jadi yang mulia" Sebal gisell jika mengingat esok yang menyuruh-nyuruh gisell tidak kenal waktu.

"Sabar jel, orang sabar di sayang tuhan. Tapi kalau udah kesel banget tendang aja sekali gapapa" Saran shota membuat gisell jadi tertawa. Itu ide bagus, tapi tidak untuk dicoba. Apalagi jika adik kalian seorang dramatis seperti esok yasha! Yang ada malah tambah manja dia, dengan alasan tambah sakit.

"Tapi aneh nggak si sho, gue sama esok mimpi shaka ketabrak mobil, eh kejadian.... Apa jangan-jangan gue bisa meramal masa depan lagi ya!" Semangat gisell menepuk tangan shota heboh.

Shota menggelengkan kepalanya, mana ada yang seperti itu.

'Lah kan emang iya ya njir! Gue tau masa depan dari novel. Tapi kok kayak udah melenceng jauh banget dah! Harusnya kan si gisell sama shota udah nggak bestie an lagi, ini malah makan erat. Gapapa, anak baik kayak shota rugi banget kalau dijauhin' batin gisell sambil manggut-manggut sendiri.

"Persiapan lo buat uas gimana? Ada yang perlu gue bantu nggak?" Tanya shota.

"Banyak kalau itu mah! Nanti kita belajar bareng, tapi dirumah aja" Jawab gisell yang masih trauma sama kejadian terakhir.

°°°°°°

Gisell mengetuk pintu rumah shota, tak berselang lama orang yang ditunggu membuka pintu dan mempersilahkan ketiga bersaudara itu masuk. Sudah dibilang, kedua komodo itu selalu mengekori gisell jika menyangkut shota. Kalau bisa gisell mau tukar tambah saja kedua adiknya dengan emas.

"Eh, ada shaka sama esok ya? Baru pertama kali ni main kesini. Kirain jijel aja yang dateng" Sapa sora terkejut melihat esok dan shaka yang berada dibelakang gisell.

"Hehehe iya tante. Soalnya bang sho pinter, kita mau minta di ajarin juga" Jawab esok seadanya.

"Kalian kenapa? Kok di gips gitu? Habis tauran?" Tanya sora yang lagi-lagi terkejut melihat keadaan si kembar.

"Bukan tante, habis ketimpa sial aja" Jawab shaka sambil tertawa canggung.

"Udah yuk langsung ke kamar aja. Bu, kita belajar dulu ya" Pamit shota langsung mendorong ketiga bersaudara untuk langsung ke kamar nya.

MisunderstandingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang