kembar komodo

122 18 0
                                    

Gisell melambaikan tangannya pada shota, dia menutup gerbang setelah shota tidak terlihat. Gisell lagi-lagi dikejutkan oleh si kembar yang sedang memperhatikannya seperti suatu hal yang aneh.

"Kenapa?" Tanya gisell membuat shaka bergidik.

"Lo beneran kak jijel?" Tanya esok pelan-pelan. Soalnya takutnya itu cuma jin qorin, terus gisell yang asli diumpetin. Kalau begitu kan esok harus buru-buru cari gisell, bisa mengamuk bapaknya nanti kalau anaknya hilang.

"Pertanyaan lo" Kesal gisell. Walaupun dia dugun-dugun juga si, apakah ketahuan kalau yang ada didepan sini adalah seorang aeri bukan gisell?

"Abis nya. Kok akhir-akhir ini lo tenang banget ya? Udah seminggu lo tenang banget, nggak marah-marah. Terus sering ngajak ribut, biasanya lo ngediemin kita. Emang si gila nya sama persis, narsis nya juga sama persis. Tapi kayak ada baik nya gitu, gue merinding asli" Beritahu shaka memperlihatkan bulu lengannya yang berdiri, tanda bahwa shaka tidak berbohong.

"Ooh, jadi seorang shaka yang tukang marah-marah dan seorang esok yang nggak jelas itu karena kalian caper ke gue. Yaampun baru tau gue!" Ucap gisell tertawa senang. Nggak tau kenapa gisell bahagia aja gitu. Kayak seneng banget, kirain karena emang si kembar komodo nggak suka sama gisell, ternyata cuma cari perhatian.

"A-apain si! Enggak ada ya! Nggak usah ngarang!" Gertak shaka berdiri membelakangi gisell.

"Yahh ketauan shak!" Shaka mengumpat. Kenapa kembarannya harus seorang esok yasha si! Emang salah banget shaka yang stundere jadi kembarannya esok yang apa ada nya.

"Si dawni malu malu tuh cok" Ledek gisell mentertawakan sikap shaka.

"Biarin aja kak, shaka emang gitu. Dikit lagi berubah jadi hulk nih, badannya warna merah"

"Hulk mah warna ijo" Ralat gisell.

"Khusus shaka warna merah pink-pink"

"Ah asu lo! Diem lo, gue tendang nanti!" Ancam shaka mencebikkan mulutnya.






°°°°°





"Kak, lo udah baikan ya sama si komodo?" Tanya chena penasaran.

Pasalnya tadi pagi pas chena mau buang sampah, chena liat gisell lagi ketawa sambil nunjuk-nunjuk shaka bareng shota dan esok. Sampai shaka ngibrit kabur sambil nutupin wajahnya.

"Hehe iya" Balas gisell

"Jadi kak gigi baikan sama satu komodo, terus lanjut bully shaka? Wahh seru tuh kayaknya kak" Ujar chena manggut-manggut sendiri.

Kapan lagi kan ngebully anak se sensi shaka. Kapan-kapan chena juga mau ikutan.

"Enggak yaampun. Si shaka tuh lagi malu-malu" Ralat gisell membuat kedua orang itu terkejut. Apalagi willo, dia sampai berhenti makan.

"Si bambu malu-malu? Kenapa?"

"Kalian kepo banget ya. Kalian kan punya kakak ya, malu nggak kalau kakak kalian tau kalau kalian ternyata sering caper?"

Mereka mangut-mangut mengerti, oh ternyata shaka malu karena ketauan caper ke gisell... Tunggu...

"SI SHAKA KAK? DIA CAPER KE LO? BUKANNYA KEMUSUHAN YAK?" Terkejut mereka lagi.

"Ya begitulah. Kalian heboh banget, kayak kalian ke kakak nggak gengsi aja" Ledek gisell mencolek lengan willo dan chena.

Mereka berdua nyengir, iya si kadang mereka kayak shaka. Tapi nggak separah shaka juga, si shaka mah caper nya aneh.

"Kak, tapi ya... Gue bukannya mau nyuruh kakak gimana-mana. Tapi gue sama chena niih ada naro rasa curiga, kalau si shaka sama esok belok" Bisik willo pada gisell.

Chena mengangguk setuju, sebenernya mereka udah curiga dari lama. Kan mereka kadang tuh sering ngeliat shaka sama esok ngetreet shota kayak barang berharga. Intinya dijagain terus, mana skin ship nya mantul.

Chena juga menjelaskan detail-detail yang sering mereka berdua lihat pada gisell. Takutnya gisell kecewa kan kalau tau saat sudah terlanbat.

"Udah tau" Itu jawaban tercengang kan yang willo dan chena tidak duga-duga.

Mereka mendadak linglung, rasanya dunia berhenti berputar.

"Kok kak gigi nggak ngamuk?! Gue kalau jadi kak gigi ngamuk besar! Gue porak porandakan rumah kak!" Ucap willo dengan penuh amarah.

"Iya! Gue bakal ceramahin dia, apalagi kalau dia begitu ke sahabat deket gue kak! Yaampun kayak nggak nyangka! Tapi gue interogasi dulu si, kenapa dia bisa kayak gitu" Ujar chena. Gisell menjentikkan jarinya.

"Itu. Kalian nanya kan kenapa gue nggak ngamuk? Gue nanti tanya kok kenapa mereka bisa kayak gitu. Gue tanya alasannya dulu, jangan langsung menghakimi. Soalnya bisa jadi mereka malah makin-makin kalau digalakin. Terus gue bakal nasehatin dengan seleeembut mungkin, kalau mereka tetep nggak dengerin dan bertaubat. Nahh baru siap-siap didikan voc gue keluar" Kata gisell dengan mata ber api-api.

"Katanya jangan digalakin kak" Heran willo menggaruk lehernya.

"Iya jangan galakin, tapi kasarin aja!" Nasihat gisell membuat willo dan chena mengangguk setuju.

"Mau kasarin siapa? Serem banget" Ngeri esok yang sudah duduk pada bangku samping gisell.

"Kasarin lo. Ganggu aja!" Sensi chena yang sebenarnya lagi dag-dig-dug takut ketahuan abis ngomongin esok sama shaka yang belok.

Sebenernya chena si nggak takut sama esok, tapi dia tuh sedikit, sedikit takut sama shaka. Vibes nya tuh kayak yang berani main tangan kapan aja.

"Yaelah. Kak katanya bang sho lo sering nanya-nanya kita yaa? Ternyata kak jijel perhatian juga" Ledek esok menyenggol lengan gisell.

Waduh, gisell ketahuan juga. Dia menengok kesana kesini mencari keberadaan shaka, soalnya sudah pasti shaka bakal balas dendam. Gisell kan orangnya gengsian.

"Kak gigi. Si shaka mau kesini sambil nyengir, serem banget sumpah" Adu willo.

Gisell kabur tepat saat itu juga. Intinya gisell mau ngambek sama shota.

"Woy asu! Jangan kabur lo lampir!" Teriak shaka karena kehilangan keberadaan gisell.

"Lo si cok"

"Jangan lo ikut-ikutan manggil gue piscok! One and only kak jijel aja" Tolak esok.

Shaka mencebikkan mulutnya "iyain dah, mentang-mentang kak jijel kesayangan lo udah berani nunjukin kasih sayang nya"

"Hm! Tentu saja"

"Yaudah sono. Jangan ganggu gue makan" Usir willo pada dua kembar itu.

"Ngusir mulu. Nanti berjodoh loh" Ucap esok lalu segera kabur karena takut kena amukan.

Shaka buang muka, dia pergi meninggalkan meja willo dan chena.

"Ehehehehh, nanti berjodoh wil sama shaka" Ledek chena menyenggol lengan willo.

"Gue cucuk nih mulut lo pake garpu!" Ancam willo kesal.








MisunderstandingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang